Rutin Konsumsi Daun Kelor Bisa Mencegah Bayi Lahir Stunting
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rutin mengonsumsi daun kelor bisa mencegah bayi lahir stunting . Ini terbukti dari penelitian yang dilakukan di Blora, Jawa Tengah dengan konsumsi daun kelor bisa membuat tinggi badan bayi bertambah hingga 5 hingga 9 sentimeter.
Keloris Indonesia Ai Dudi Krisnadi mengatakan bahwa dalam 3 bulan konsumsi daun kelor, bayi di Blora terbebas dari stunting. Namun, daun kelor harus benar-benar dikonsumsi bayi.
"Kalau anak stunting dan diberi sayur daun kelor, (tinggi badannya) bisa naik 5-9 sentimeter. Itu ukurannya pasti, dengan catatan (sayur daun kelor) masuk ke dalam mulutnya anak," kata Dudi dalam keterangan resminya, Senin (7/11/2022).
Agar ampuh mengatasi stunting, Dudi menyarankan daun kelor diolah dengan cara yang tepat. Pertama, panaskan air sampai mendidih, setelah itu matikan api. Kemudian masukan daun kelor tanpa ranting, boleh ditambahkan gambas atau oyong.
Diamkan sembari diaduk sampai daun kelor layu. Selagi hangat, daun kelor siap diberikan ke anak. Sementara itu, daun kelor mengandung kalsium yang sangat tinggi, bahkan empat kali lebih tinggi dari susu.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menjelaskan bahwa daun kelor juga tinggi vitamin C. Selain itu, kandungan vitamin C pada daun kelor tujuh kali lipat daripada buah jeruk.
Oleh karena itu Hasto mengimbau kepada calon pengantin agar mengonsumsi daun kelor minimal tiga bulan sebelum menikah. Tingginya asam folat yang ada dalam daun kelor, dapat membantu ibu hamil agar tidak mengidap anemia saat mengandung yang menyebabkan bayi lahir stunting.
"Program produk lokal harus diutamakan. Perangi stunting tidak harus mahal, tapi protein hewani juga penting. Kelor memang mengandung asam amino luar biasa, tapi untuk menyempurnakan konsumsi juga telur dan ikan," papar Hasto.
“Di daun kelor juga ada 18 asam amino, Vitamin B1, B2, dan tinggi kalsium. Oleh karena itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mengambil kelor untuk peristiwa mal nutrisi di negara yang memiliki gizi buruk,” tambah anggota Komisi IX DPR RI M Edy Wuryanto.
Lihat Juga: Kolaborasi Pemerintah-Swasta Atasi Stunting lewat Edukasi Air Bersih dan Pembuatan Camilan Es Potong
Keloris Indonesia Ai Dudi Krisnadi mengatakan bahwa dalam 3 bulan konsumsi daun kelor, bayi di Blora terbebas dari stunting. Namun, daun kelor harus benar-benar dikonsumsi bayi.
"Kalau anak stunting dan diberi sayur daun kelor, (tinggi badannya) bisa naik 5-9 sentimeter. Itu ukurannya pasti, dengan catatan (sayur daun kelor) masuk ke dalam mulutnya anak," kata Dudi dalam keterangan resminya, Senin (7/11/2022).
Agar ampuh mengatasi stunting, Dudi menyarankan daun kelor diolah dengan cara yang tepat. Pertama, panaskan air sampai mendidih, setelah itu matikan api. Kemudian masukan daun kelor tanpa ranting, boleh ditambahkan gambas atau oyong.
Diamkan sembari diaduk sampai daun kelor layu. Selagi hangat, daun kelor siap diberikan ke anak. Sementara itu, daun kelor mengandung kalsium yang sangat tinggi, bahkan empat kali lebih tinggi dari susu.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menjelaskan bahwa daun kelor juga tinggi vitamin C. Selain itu, kandungan vitamin C pada daun kelor tujuh kali lipat daripada buah jeruk.
Oleh karena itu Hasto mengimbau kepada calon pengantin agar mengonsumsi daun kelor minimal tiga bulan sebelum menikah. Tingginya asam folat yang ada dalam daun kelor, dapat membantu ibu hamil agar tidak mengidap anemia saat mengandung yang menyebabkan bayi lahir stunting.
"Program produk lokal harus diutamakan. Perangi stunting tidak harus mahal, tapi protein hewani juga penting. Kelor memang mengandung asam amino luar biasa, tapi untuk menyempurnakan konsumsi juga telur dan ikan," papar Hasto.
“Di daun kelor juga ada 18 asam amino, Vitamin B1, B2, dan tinggi kalsium. Oleh karena itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mengambil kelor untuk peristiwa mal nutrisi di negara yang memiliki gizi buruk,” tambah anggota Komisi IX DPR RI M Edy Wuryanto.
Lihat Juga: Kolaborasi Pemerintah-Swasta Atasi Stunting lewat Edukasi Air Bersih dan Pembuatan Camilan Es Potong
(dra)