Apa Itu Kanker Payudara Herediter? Kenali Faktor Risiko dan Cara Mencegahnya
loading...
A
A
A
“Perlu diwaspadai juga bahwa kanker payudara tidak mengenal gender, dapat menyerang baik perempuan maupun laki-laki,” ujar Dr. Nadia.
Rata-rata seorang wanita dengan mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 memiliki peluang 7 dari 10 terkena kanker payudara pada usia 80 tahun. Risiko tersebut juga dipengaruhi oleh berapa banyak anggota keluarga lain yang menderita kanker payudara. Jika lebih banyak anggota keluarga yang terpengaruh, peluangnya akan lebih tinggi.
“Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar pasien kanker payudara tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga. Namun anggota keluarga yang memiliki kerabat dengan kanker payudara memiliki risiko lebih tinggi,” jelas Dr. Nadia.
Dengan kata lain, memiliki kerabat tingkat pertama seperti ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan dengan kanker payudara, maka risikonya menjadi dua kali lebih besar bagi seorang anggota keluarga perempuan lain. Sementara itu, memiliki 2 kerabat tingkat pertama meningkatkan risikonya sekitar 3 kali lipat.
Seorang perempuan dengan ayah atau saudara laki-laki yang pernah menderita kanker payudara juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
Dr. Nadia menyebut, risiko kanker payudara herediter dapat meningkat jika terdapat kerabat tingkat pertama seperti ibu, saudara atau anak yang terkena kanker payudara pada usia muda.
“Mempunyai riwayat keluarga dengan kanker payudara pada kerabat dekat menjadi alasan tepat untuk segera berkonsultasi dengan dokter,” jelasnya.
Dr. Nadia mengungkapkan, kejadian kanker payudara herediter ditemukan pada perempuan dalam rentang usia 41–50 tahun untuk karier mutasi BRCA1, dan dalam rentang usia 51–60 tahun untuk karier mutasi BRCA2.
Lihat Juga: Aktif Beri Pendampingan, Lovepink Tak Ingin Pasien Kanker Payudara Termakan Mitos dan Hoaks
Rata-rata seorang wanita dengan mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 memiliki peluang 7 dari 10 terkena kanker payudara pada usia 80 tahun. Risiko tersebut juga dipengaruhi oleh berapa banyak anggota keluarga lain yang menderita kanker payudara. Jika lebih banyak anggota keluarga yang terpengaruh, peluangnya akan lebih tinggi.
“Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar pasien kanker payudara tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga. Namun anggota keluarga yang memiliki kerabat dengan kanker payudara memiliki risiko lebih tinggi,” jelas Dr. Nadia.
Dengan kata lain, memiliki kerabat tingkat pertama seperti ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan dengan kanker payudara, maka risikonya menjadi dua kali lebih besar bagi seorang anggota keluarga perempuan lain. Sementara itu, memiliki 2 kerabat tingkat pertama meningkatkan risikonya sekitar 3 kali lipat.
Seorang perempuan dengan ayah atau saudara laki-laki yang pernah menderita kanker payudara juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
Dr. Nadia menyebut, risiko kanker payudara herediter dapat meningkat jika terdapat kerabat tingkat pertama seperti ibu, saudara atau anak yang terkena kanker payudara pada usia muda.
“Mempunyai riwayat keluarga dengan kanker payudara pada kerabat dekat menjadi alasan tepat untuk segera berkonsultasi dengan dokter,” jelasnya.
Dr. Nadia mengungkapkan, kejadian kanker payudara herediter ditemukan pada perempuan dalam rentang usia 41–50 tahun untuk karier mutasi BRCA1, dan dalam rentang usia 51–60 tahun untuk karier mutasi BRCA2.
Lihat Juga: Aktif Beri Pendampingan, Lovepink Tak Ingin Pasien Kanker Payudara Termakan Mitos dan Hoaks
(tsa)