Desa-Desa Wisata Baru, Destinasi Hits yang Layak Dikunjungi
loading...
A
A
A
Desa Teluk Meranti terletak di Kabupaten Pelalawan, Riau. Desa ini menjadi sangat terkenal di kalangan peselancar dunia karena memiliki objek wisata air dengan ombaknya yang terkenal ganas. Ombaknya bahkan dikenal dengan nama Ombak Bono. Keunikan lainnya, ombak ini
terdapat di sungai bukan di laut. Ombak Bono ini merupakan gelombang air yang terletak di bagian Muara Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
Wilayah Teluk Meranti dibelah oleh aliran Sungai Kampar yang bermuara ke Selat Malaka. Sepanjang aliran sungai membentang hutan lebat tropis yang sangat luas dikedua sisi sungai tersebut. Penduduk asli Teluk Meranti adalah Suku Melayu. Kelurahan ini berbatasan langsung
dengan Suaka Margasatwa Kerumutan dan Kabupaten Indragiri Hilir pada bagian selatan, dengan Desa Teluk Binjai pada bagian barat, Desa Pulau Muda pada bagian timur, dan Kabupaten Siak pada bagian utara.
Ombak Bono kemudian menjadi sangat terkenal di dunia internasional karena ombaknya terdiri dari ombak sungai tujuh lapis. Ombak sungai air tawar ini bahkan dapat mencapai ketinggian lima hingga tujuh meter. Dulunya, fenomena ombak ini merupakan pemandangan yang mengerikan
dan ditakuti oleh masyarakat lokal. Ombak bono digambarkan sebagai tujuh hantu. Hantu itu berupa ombak tujuh lapis. Padahal, Ombak Bono merupakan suatu fenomena alam akibat adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk ke sungai akibat pasang.
Untuk menuju lokasi, saat ini masih susah-susah gampang karena kendaraan umum belum banyak tersedia, sehingga perlu menyewa mobil rental yang ada di Pangkalan Kerinci. Untuk mencapai lokasi, dari Pekanbaru dapat dicapai dengan dua cara, yaitu lewat jalan darat Pekanbaru -
Pangkalan Kerinci - belok kiri di Simpang Bunut - masuk ke jalan poros Bono - Desa Teluk Meranti. Bisa juga lewat jalur air dari Pekanbaru - Pangkalan Kerinci - dari Jembatan Pangkalan Kerinci dilanjutkan dengan menggunakan speed boat ke Desa Teluk Meranti ataupun Desa Pulau Muda.
6. Desa Waturaka
Desa Waturaka berlokasi di bawah kaki Gunung Kelimutu tepatnya di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain mengandalkan keindahan dan keunikan alam, seperti wisata air terjun dan air panas, Desa Waturaka juga mengedepankan nilai-nilai budaya. Desa ini memiliki konsep
khusus pada dunia pariwisatanya. Keunikannya, pengunjung dan keluarga yang datang bisa merasakan dan mengalami kehidupan sehari-hari sama seperti yang dilakukan masyarakat lokal. Ketika wisatawan dan keluarga memutuskan untuk menginap, akan disediakan rumah warga sebagai tempat
tinggal (home stay).
Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa mengikuti aktivitas keseharian pemilik rumah mulai dari bangun tidur, bekerja hingga berbagai kegiatan lainnya. Jadi, banyak hal yang bisa didapatkan mengenai kehidupan ketika menginap. Wisatawan juga bisa merasakan hidup secara natural dengan membayar
biaya menginap sebesar Rp150 ribu.
Desa wisata ini berjarak kurang lebih 54 km dari Kota Ende yang dapat ditempuh selama dua jam perjalanan dengan kendaraan roda empat. Waturaka merupakan salah satu dari 24 komunitas adat suku Lio yang menjadi penyangga Kawasan Taman Nasional Kelimutu. Iklim dan keadaan alam yang
sejuk dan tanahnya yang subur memberikan peluang bagi penduduk lokal untuk berusaha dalam bidang pertanian dengan tanaman lokal yang unik dan bernilai ekonomis.
Perkebunan rakyat yang ditanami berbagai tanaman seperti: tomat, cabai, wortel, sayur-sayuran dan kentang merupakan sisi lain yang bisa disaksikan saat menuju dan kembali dari Danau Kelimutu. Keberadaan lokasi perkebunan agrowisata Waturaka selain sebagai sumber penghasilan masyarakat
dapat juga menjadi salah satu faktor yang diperhitungkan dalam memperkuat image dan memperkaya daya tarik Kawasan Wisata Kelimutu.
7. Desa Penglipuran
Desa wisata ini berlokasi di Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali. Desa ini telah dianugerahi penghargaan Kalpataru, bahkan dunia juga mengakuinya sebagai desa terbersih di dunia. Kebersihan desa ini bisa langsung dilihat pengunjung mulai dari suasana hijau dan udara yang sejuk tanpa polusi.
Tata letak bangunan rumah masih sangat tradisional, berjejer, dan presisi sehingga membuat pengunjung merasa nyaman. Ditambah halaman rumah yang bersih tanpa satu pun sampah berserakan serta tanaman dan bunga warnawarni yang dapat ditemukan di setiap rumah. Melihat lingkungan di desa ini wajar saja
jika dunia mendapuknya menjadi satu di antara tiga desa terbersih di dunia. Kebersihannya mampu disejajarkan dengan Desa Giethoorn di Overijssel, Amsterdam, serta Desa Mawlynnong Meghalaya di India.
Karena tidak ada sarana transportasi umum untuk menuju lokasi Desa Penglipuran Bangli. Maka cara terbaik untuk ke Desa Penglipuran Bangli adalah menggunakan jasa rental mobil. Bagi yang belum pernah ke tempat wisata itu, sebaiknya menggunakan jasa rental mobil + sopir di Bali untuk menghidari tersesat di jalan.
Bagi yang tidak ingin ribet dengan urusan transportasi dan tiket masuk saat liburan di Bali, dan ingin mengunjungi tempat wisata desa Penglipuran Bangli, sebaiknya mencari penyedia paket wisata di Bali dengan rute objek wisata Desa Penglipuran Bangli.
terdapat di sungai bukan di laut. Ombak Bono ini merupakan gelombang air yang terletak di bagian Muara Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
Wilayah Teluk Meranti dibelah oleh aliran Sungai Kampar yang bermuara ke Selat Malaka. Sepanjang aliran sungai membentang hutan lebat tropis yang sangat luas dikedua sisi sungai tersebut. Penduduk asli Teluk Meranti adalah Suku Melayu. Kelurahan ini berbatasan langsung
dengan Suaka Margasatwa Kerumutan dan Kabupaten Indragiri Hilir pada bagian selatan, dengan Desa Teluk Binjai pada bagian barat, Desa Pulau Muda pada bagian timur, dan Kabupaten Siak pada bagian utara.
Ombak Bono kemudian menjadi sangat terkenal di dunia internasional karena ombaknya terdiri dari ombak sungai tujuh lapis. Ombak sungai air tawar ini bahkan dapat mencapai ketinggian lima hingga tujuh meter. Dulunya, fenomena ombak ini merupakan pemandangan yang mengerikan
dan ditakuti oleh masyarakat lokal. Ombak bono digambarkan sebagai tujuh hantu. Hantu itu berupa ombak tujuh lapis. Padahal, Ombak Bono merupakan suatu fenomena alam akibat adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk ke sungai akibat pasang.
Untuk menuju lokasi, saat ini masih susah-susah gampang karena kendaraan umum belum banyak tersedia, sehingga perlu menyewa mobil rental yang ada di Pangkalan Kerinci. Untuk mencapai lokasi, dari Pekanbaru dapat dicapai dengan dua cara, yaitu lewat jalan darat Pekanbaru -
Pangkalan Kerinci - belok kiri di Simpang Bunut - masuk ke jalan poros Bono - Desa Teluk Meranti. Bisa juga lewat jalur air dari Pekanbaru - Pangkalan Kerinci - dari Jembatan Pangkalan Kerinci dilanjutkan dengan menggunakan speed boat ke Desa Teluk Meranti ataupun Desa Pulau Muda.
6. Desa Waturaka
Desa Waturaka berlokasi di bawah kaki Gunung Kelimutu tepatnya di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain mengandalkan keindahan dan keunikan alam, seperti wisata air terjun dan air panas, Desa Waturaka juga mengedepankan nilai-nilai budaya. Desa ini memiliki konsep
khusus pada dunia pariwisatanya. Keunikannya, pengunjung dan keluarga yang datang bisa merasakan dan mengalami kehidupan sehari-hari sama seperti yang dilakukan masyarakat lokal. Ketika wisatawan dan keluarga memutuskan untuk menginap, akan disediakan rumah warga sebagai tempat
tinggal (home stay).
Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa mengikuti aktivitas keseharian pemilik rumah mulai dari bangun tidur, bekerja hingga berbagai kegiatan lainnya. Jadi, banyak hal yang bisa didapatkan mengenai kehidupan ketika menginap. Wisatawan juga bisa merasakan hidup secara natural dengan membayar
biaya menginap sebesar Rp150 ribu.
Desa wisata ini berjarak kurang lebih 54 km dari Kota Ende yang dapat ditempuh selama dua jam perjalanan dengan kendaraan roda empat. Waturaka merupakan salah satu dari 24 komunitas adat suku Lio yang menjadi penyangga Kawasan Taman Nasional Kelimutu. Iklim dan keadaan alam yang
sejuk dan tanahnya yang subur memberikan peluang bagi penduduk lokal untuk berusaha dalam bidang pertanian dengan tanaman lokal yang unik dan bernilai ekonomis.
Perkebunan rakyat yang ditanami berbagai tanaman seperti: tomat, cabai, wortel, sayur-sayuran dan kentang merupakan sisi lain yang bisa disaksikan saat menuju dan kembali dari Danau Kelimutu. Keberadaan lokasi perkebunan agrowisata Waturaka selain sebagai sumber penghasilan masyarakat
dapat juga menjadi salah satu faktor yang diperhitungkan dalam memperkuat image dan memperkaya daya tarik Kawasan Wisata Kelimutu.
7. Desa Penglipuran
Desa wisata ini berlokasi di Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali. Desa ini telah dianugerahi penghargaan Kalpataru, bahkan dunia juga mengakuinya sebagai desa terbersih di dunia. Kebersihan desa ini bisa langsung dilihat pengunjung mulai dari suasana hijau dan udara yang sejuk tanpa polusi.
Tata letak bangunan rumah masih sangat tradisional, berjejer, dan presisi sehingga membuat pengunjung merasa nyaman. Ditambah halaman rumah yang bersih tanpa satu pun sampah berserakan serta tanaman dan bunga warnawarni yang dapat ditemukan di setiap rumah. Melihat lingkungan di desa ini wajar saja
jika dunia mendapuknya menjadi satu di antara tiga desa terbersih di dunia. Kebersihannya mampu disejajarkan dengan Desa Giethoorn di Overijssel, Amsterdam, serta Desa Mawlynnong Meghalaya di India.
Karena tidak ada sarana transportasi umum untuk menuju lokasi Desa Penglipuran Bangli. Maka cara terbaik untuk ke Desa Penglipuran Bangli adalah menggunakan jasa rental mobil. Bagi yang belum pernah ke tempat wisata itu, sebaiknya menggunakan jasa rental mobil + sopir di Bali untuk menghidari tersesat di jalan.
Bagi yang tidak ingin ribet dengan urusan transportasi dan tiket masuk saat liburan di Bali, dan ingin mengunjungi tempat wisata desa Penglipuran Bangli, sebaiknya mencari penyedia paket wisata di Bali dengan rute objek wisata Desa Penglipuran Bangli.