4 Perjuangan RA Kartini hingga Diperingati sebagai Hari Kartini

Jum'at, 21 April 2023 - 20:12 WIB
loading...
4 Perjuangan RA Kartini hingga Diperingati sebagai Hari Kartini
Penetapan Hari Kartini pada 21 April dilakukan oleh Presiden Pertama RI Ir. Soekarno. Foto Ilustrasi/Freepik
A A A
JAKARTA - Penetapan Hari Kartini pada 21 April dilakukan oleh Presiden Pertama RI Ir. Soekarno melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964.

Keputusan tersebut bersamaan dengan ditetapkannya R.A Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Indonesia. Pemilihan 21 April sendiri karena tanggal tersebut adalah hari kelahiran Kartini, yakni pada 21 April 1879.

Ditetapkannya Hari Kartini dan diangkatnya R.A Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari perannya sebagai emansipator yang menjunjung kesetaraan wanita di Indonesia. Terlahir dari keluarga bangsawan, tak lantas membuat kehidupan R.A Kartini berjalan sesuai kemauannya. Terdapat beberapa aturan yang melekat pada masyarakat Jawa kala itu, dianggap merendahkan kaum hawa menurut Kartini.

Dari situlah wanita asal Jepara itu mulai berjuang demi meningkatkan kualitas hidup perempuan di Indonesia.


4 Perjuangan RA Kartini hingga Diperingati sebagai Hari Kartini

Berikut empat perjuangan R.A Kartini demi menjunjung terciptanya kesetaraan gender di Indonesia.

1. Terpaksa Mengikuti Aturan demi Rasa Hormat dan Patuh pada sang Ayah

Kartini yang merupakan anak bangsawan Jawa, RMAA Sosroningrat, harus berhadapan dengan realitas budaya Jawa di mana dia mengalami masa pingitan pada umur 11 tahun dan menikah dengan laki-laki pilihan orang tua.

Inilah tragedi yang dialami oleh Kartini, sesuatu yang sangat ditentangnya namun terpaksa diterima demi rasa hormat dan patuh kepada ayahnya.

Hal ini menjadi perhatian Kartini, tentang ketidakadilan terhadap wanita hingga suburnya poligami. Kartini berpendapat bahwa poligami merupakan salah satu bentuk kesewenang-wenangan pria terhadap wanita.

Kartini melihat dan merasakan betapa besar penderitaan serta pengorbanan wanita yang dimadu oleh suaminya. Hal ini dilakukan pula oleh orang tuanya, dan para raden mas lain di lingkungan Kabupaten Jepara atau dalam kabupaten-kabupaten lain.

2. Mengungkapkan Kondisi Perempuan Indonesia melalui Surat-Suratnya

Karena keterampilannya yang sanggup membuat kalimat-kalimat yang menarik perhatian sastrawan, Kartini pernah ditempatkan sebagai penyair prosa lirik, di mana surat-surat yang dibuatnya memiliki nilai sastra yang tinggi.

Dilansir dari jurnal Kartini: Perjuangan dan Pemikirannya, lewat surat-suratnya Kartini banyak mengungkapkan keadaan kaumnya dan juga harapan-harapannya tentang upaya meningkatkan derajat kaum wanita Indonesia.

Kartini mengungkapkan pemikiran-pemikirannya tentang nasionalisme dan perjuangan untuk meningkatkan derajat bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan oleh aturan adat dan budaya Jawa yang menempatkan wanita dalam posisi yang inferior bila dibandingkan dengan pria.

Surat-surat Kartini kemudian dikumpulkan dan dibukukan oleh JH Abendanon, dengan judul Door Duisternis tot Licht. Kemudian buku tersebut diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.


3. Berkorespondensi dengan Tokoh Feminis Belanda

Kartini yang pandai berbahasa Belanda diketahui telah beberapa kali melakukan kegiatan surat menyurat dengan tokoh feminis Stella Zeehandelaar. Membuatnya secara tidak langsung terpengaruh oleh konsep-konsep
feminisme liberal.

Hal ini dapat dilihat dari program utamanya yaitu membebaskan perempuan dari kebutaan pendidikan atau pengetahuan dengan mendirikan sekolah khusus, agar hak perempuan untuk mengikuti pendidikan setara dengan hak pendidikan untuk laki-laki.

Kartini menyadari bahwa untuk membuat bangsanya maju, khususnya kaum wanita, maka tidak bisa tidak adalah dengan jalan belajar dari dunia Barat.

4. Mendirikan Sekolah Khusus Putri

Perjuangan nyata Kartini dimulai ketika mendirikan sekolah khusus putri di Jepara. Para siswi di sekolah tersebut diajarkan cara menjahit, menyulam, dan memasak.

Perkara pendirian sekolah khusus putri ini juga mendapat dukungan penuh dari suaminya yang merupakan Bupati Rembang, Raden Adipati Joyodiningrat. Karenanya, Kartini diizinkan membuat sekolah di Rembang.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2352 seconds (0.1#10.140)