7 Fakta Mangain Marga Batak seperti yang Dijalani Jessica Mila
loading...
A
A
A
4. Bukan Proses Jual Beli Marga
Tradisi Mangain bukan proses jual beli marga. Hal itu ditegaskan karena tak sedikit orang awam yang menanggap tradisi ini sama dengan membeli marga. Perlu silsilah yang dikulik dari pihak keluarga suku Batak sebelum memberikan marga kepada calon pengantin non suku Batak.
5. Proses yang Panjang
Proses tradisi Mangain pun tidak singkat. Ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan sebelum memberikan marga kepada calon pengantin yang bukan keturunan Batak.
Proses pertama yakni Pasahat Ulos dan Parbue Gabe yakni menyampaikan kain ulos dan meletakan beras sebagai simbolis dalam proses Mangain. Kemudian ada Pasahat Dengke Dohot Ulos yakni menyampaikan dengke dan ulos dari pihak hula-hula kemudian menyampaikan doa dan masih banyak lagi.
6. Didasarkan pada Ideologi Orang Tua Zaman Dulu
Tak cuma untuk memberikan marga kepada seseorang dari yang bukan Batak, Mangain dilakukan juga berdasarkan pada ideologi orang tua zaman dulu.
Dahulu, orang tua suku Batak menganggap menantu dari orang di luar suku Batak sebagai orang asing. Karenanya, tradisi Mangain ini dilakukan untuk mempererat hubungan keluarga dengan menantu dari yang bukan suku Batak.
7. Solusi Pernikahan Campuran Suku Batak
Satu lagi fakta tentang tradisi Mangaing adalah solusi untuk pernikahan campuran suku Batak. Berharganya sebuah Marga membuat masyarakat suku Batak harus mencari pasangan dengan suku yang sama agar adat istiadat mereka tak luntur.
Namun, hal tersebut akan sulit dilakukan terlebih jika seseorang dari suku Batak sudah menemukan tambatan hati dari suku yang berbeda. Dengan tradisi Mangaing ini, masyarakat suku Batak tetap bisa menikah dan membangun rumah tangga bersama mereka yang bukan dari suku Batak.
Lihat Juga: 10 Ribu Orang Batak di Jakarta Deklarasi Dukung Ridwan Kamil Kamil-Suswono, Ada Effendi Simbolon
(dra)