Apa yang Harus Dipersiapkan Jika Non Batak Nikah dengan Batak Seperti Jessica Mila?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan jika non Batak menikah dengan Batak. Seperti halnya yang dilakukan oleh Jessica Mila yang baru saja dipersunting Yakup Hasibuan pada Jumat, 5 Mei 2023 di Gereja HKBP Rawamangun, Jakarta.
Pernikahan Jessica dan Yakup kental dengan adat Batak . Salah satu yang menjadi sorotan adalah Jessica yang bukan keturunan suku Batak, menikah dengan Yakup memiliki darah Batak. Tentu hal ini menjadi perbincangan mengingat suku Batak termasuk salah satu yang memiliki adat cukup kental.
Dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu (6/5/2023) karenanya, sebelum melangsungkan pernikahan antara Batak dan non Batak, perlu adanya persiapan yang mana pihak non suku Batak akan diberikan marga. Acara itu disebut dengan Mangain.
Mangain merupakan solusi untuk pernikahan campuran suku Batak. Bagi suku Batak, marga merupakan hal penting sekaligus identitas yang tidak boleh hilang. Karenya, mencari pasangan dengan suku merupakan hal penting bagi masyarakat Batak untuk menjaga marga mereka.
Namun, tentu hal tersebut akan sulit dilakukan terlebih jika seseorang dari suku Batak sudah menemukan tambatan hati dari suku yang berbeda. Dengan tradisi Mangaing ini, masyarakat suku Batak tetap bisa menikah dan membangun rumah tangga bersama pasangan non suku Batak.
Mangain merupakan pemberian marga pada orang yang bukan suku Batak. Tradisi ini dilakukan pada calon pasangan yang hendak menikah, agar marga Batak mereka tetap terjaga dan tak hilang.
Perlu digaris bawahi bahwa pemberian nama marga lewat tradisi Mangain ini tidak sembarangan. Perlu silsilah yang dikulik dari pihak keluarga suku Batak sebelum memberikan marga kepada calon pengantin non suku Batak.
Apabila calon pengantin dari suku lain adalah perempuan, maka disebut dengan Mangain Boru. Sedangkann bila calon pengantin dari suku lain adalah lelaki ialah Mangain Anak.
Dalam Mangain Boru, nama marga akan diambil dari pihak hula-hula atau saudara laki-laki pihak ibu. Sedangkan marga yang diambi oleh Mangain Anak dari marga boru atau pihak keluarga dari saudara perempuan ayah.
Proses tradisi Mangain pun tidaklah singkat. Perlu adanya beberapa kegiatan dilakukan sebelum memberikan marga kepada calon pengantin non Batak.
Proses pertama yakni Pasahat Ulos dan Parbue Gabe yakni menyampaikan kain ulos dan meletakan beras sebagai simbolis dalam proses Mangain. Kemudian ada Pasahat Dengke Dohot Ulos yakni menyampaikan dengke dan ulos dari pihak hula-hula kemudian menyampaikan doa dan masih banyak lagi.
Mangain sendiri dilakukan berdasarkan ideologi orang tua zaman dulu. Orang tua suku Batak menganggap menantu dari orang di luar suku Batak sebagai orang asing. Karenanya, tradisi Mangain ini dilakukan untuk mempererat hubungan keluarga dengan menantu dari non suku Batak.
Pernikahan Jessica dan Yakup kental dengan adat Batak . Salah satu yang menjadi sorotan adalah Jessica yang bukan keturunan suku Batak, menikah dengan Yakup memiliki darah Batak. Tentu hal ini menjadi perbincangan mengingat suku Batak termasuk salah satu yang memiliki adat cukup kental.
Dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu (6/5/2023) karenanya, sebelum melangsungkan pernikahan antara Batak dan non Batak, perlu adanya persiapan yang mana pihak non suku Batak akan diberikan marga. Acara itu disebut dengan Mangain.
Mangain merupakan solusi untuk pernikahan campuran suku Batak. Bagi suku Batak, marga merupakan hal penting sekaligus identitas yang tidak boleh hilang. Karenya, mencari pasangan dengan suku merupakan hal penting bagi masyarakat Batak untuk menjaga marga mereka.
Namun, tentu hal tersebut akan sulit dilakukan terlebih jika seseorang dari suku Batak sudah menemukan tambatan hati dari suku yang berbeda. Dengan tradisi Mangaing ini, masyarakat suku Batak tetap bisa menikah dan membangun rumah tangga bersama pasangan non suku Batak.
Mangain merupakan pemberian marga pada orang yang bukan suku Batak. Tradisi ini dilakukan pada calon pasangan yang hendak menikah, agar marga Batak mereka tetap terjaga dan tak hilang.
Perlu digaris bawahi bahwa pemberian nama marga lewat tradisi Mangain ini tidak sembarangan. Perlu silsilah yang dikulik dari pihak keluarga suku Batak sebelum memberikan marga kepada calon pengantin non suku Batak.
Apabila calon pengantin dari suku lain adalah perempuan, maka disebut dengan Mangain Boru. Sedangkann bila calon pengantin dari suku lain adalah lelaki ialah Mangain Anak.
Dalam Mangain Boru, nama marga akan diambil dari pihak hula-hula atau saudara laki-laki pihak ibu. Sedangkan marga yang diambi oleh Mangain Anak dari marga boru atau pihak keluarga dari saudara perempuan ayah.
Proses tradisi Mangain pun tidaklah singkat. Perlu adanya beberapa kegiatan dilakukan sebelum memberikan marga kepada calon pengantin non Batak.
Proses pertama yakni Pasahat Ulos dan Parbue Gabe yakni menyampaikan kain ulos dan meletakan beras sebagai simbolis dalam proses Mangain. Kemudian ada Pasahat Dengke Dohot Ulos yakni menyampaikan dengke dan ulos dari pihak hula-hula kemudian menyampaikan doa dan masih banyak lagi.
Mangain sendiri dilakukan berdasarkan ideologi orang tua zaman dulu. Orang tua suku Batak menganggap menantu dari orang di luar suku Batak sebagai orang asing. Karenanya, tradisi Mangain ini dilakukan untuk mempererat hubungan keluarga dengan menantu dari non suku Batak.
(dra)