Bisa Menyerang Siapa Saja, Tes Hepatitis B Juga Perlu Dilakukan Kaum Pria
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hepatitis B merupakan penyakit pada organ hati karena serangan virus hepatitis B (HBV). Siapapun berisiko terkena penyakit hepatitis B.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan , dr. Mohammad Syahril menyampaikan jika penyakit hepatitis B ini tidak hanya dialami wanita, tapi laki-laki juga bisa terinfeksi.
Secara khusus terdapat kelompok berisiko tinggi terinfeksi hepatitis B, dan itu bisa terjadi pada wanita atau laki-laki. Sehingga, tes hepatitis B tidak hanya dilakukan kaum wanita.
"Ada kelompok yang rentan terinfeksi hepatitis B. Skrining diprioritaskan ke mereka, seperti pengguna napza suntik (penasun), mantan penasun, orang dengan HIV/AIDS, pasien hemodialisa," papar dr. Syahril dalam konferensi pers Kemenkes secara virtual, Selasa (16/5/2023).
"Ada juga kelompok kunci yaitu warga binaan pemasyarakatan (WBP), pekerja seksual, dan LGBT. Selain itu, orang dengan riwayat transfusi darah, riwayat tato, tindik, dan penggunaan alat medis tidak steril, pun tenaga kesehatan," katanya lagi.
Dokter Syahril pun menegaskan jika tes hepatitis B tidak hanya dilakukan wanita, pria perlu juga melakukan. Stigma seperti ini sudah seharusnya dilawan dan tidak dipercaya lagi.
"Ibu hamil juga perlu dites, tujuannya agar bayi yang dilahirkan sehat tanpa ada risiko hepatitis. Kalau si ibu ternyata positif, dapat dicegah kok ke bayinya," terangnya.
Lantas, bagaimana cara mencegah penularan hepatitis B dari ibu ke bayinya? Menurut dr. Syahril, dimulai dari yang paling dasar yaitu pemberian imunisasi hepatitis B (3 dosis) pada bayi untuk mengurangi insiden.
Selain itu, diberikan juga HB0 kurang dari 24 jam untuk mengurangi transmisi dari ibu ke bayi. "Pemberian HBIg pada bayi lahir dari ibu reaktif HBsAg juga bisa mencegah bayi terinfeksi hepatitis B," ungkapnya.
"Kalau ibu hamil mengetahui dirinya positif hepatiti B sebelum bayi dilahirkan, maka akan diberikan Tenofovir jika diketahui viral load-nya tinggi," pungkas dr. Syahril.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan , dr. Mohammad Syahril menyampaikan jika penyakit hepatitis B ini tidak hanya dialami wanita, tapi laki-laki juga bisa terinfeksi.
Secara khusus terdapat kelompok berisiko tinggi terinfeksi hepatitis B, dan itu bisa terjadi pada wanita atau laki-laki. Sehingga, tes hepatitis B tidak hanya dilakukan kaum wanita.
Baca Juga
"Ada kelompok yang rentan terinfeksi hepatitis B. Skrining diprioritaskan ke mereka, seperti pengguna napza suntik (penasun), mantan penasun, orang dengan HIV/AIDS, pasien hemodialisa," papar dr. Syahril dalam konferensi pers Kemenkes secara virtual, Selasa (16/5/2023).
"Ada juga kelompok kunci yaitu warga binaan pemasyarakatan (WBP), pekerja seksual, dan LGBT. Selain itu, orang dengan riwayat transfusi darah, riwayat tato, tindik, dan penggunaan alat medis tidak steril, pun tenaga kesehatan," katanya lagi.
Dokter Syahril pun menegaskan jika tes hepatitis B tidak hanya dilakukan wanita, pria perlu juga melakukan. Stigma seperti ini sudah seharusnya dilawan dan tidak dipercaya lagi.
"Ibu hamil juga perlu dites, tujuannya agar bayi yang dilahirkan sehat tanpa ada risiko hepatitis. Kalau si ibu ternyata positif, dapat dicegah kok ke bayinya," terangnya.
Lantas, bagaimana cara mencegah penularan hepatitis B dari ibu ke bayinya? Menurut dr. Syahril, dimulai dari yang paling dasar yaitu pemberian imunisasi hepatitis B (3 dosis) pada bayi untuk mengurangi insiden.
Selain itu, diberikan juga HB0 kurang dari 24 jam untuk mengurangi transmisi dari ibu ke bayi. "Pemberian HBIg pada bayi lahir dari ibu reaktif HBsAg juga bisa mencegah bayi terinfeksi hepatitis B," ungkapnya.
"Kalau ibu hamil mengetahui dirinya positif hepatiti B sebelum bayi dilahirkan, maka akan diberikan Tenofovir jika diketahui viral load-nya tinggi," pungkas dr. Syahril.
(nug)