Edukasi Bidan untuk Maksimalkan Target Penurunan Stunting 14% di 2024

Senin, 22 Mei 2023 - 15:00 WIB
loading...
Edukasi Bidan untuk...
Dexa Group bersama BKKBN, Polri, dan Pemda Kabupaten Wonosobo mengedukasi para bidan terkait upaya pencegahan stunting dalam acara bertema Bidan dan Intervensi Stunting di Pendopo Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Minggu (21/5/2023). Foto/Istimewa
A A A
WONOSOBO - Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan prevalensi stunting nasional mengalami penurunan menjadi 21,6 persen, atau turun 2,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Dexa Group bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), dan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Wonosobo mengedukasi para bidan terkait upaya pencegahan stunting di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) agar target penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024 dan 17,8 persen pada 2023 dapat tercapai. Kolaborasi ini tercermin dari acara Edukasi Bidan dan Intervensi Stunting di Pendopo Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pada Minggu (21/5/2023).

Hadir dalam acara tersebut Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, Asisten Kapolri Bidang Operasi Irjen. Pol. Agung Setya Imam Effendi, Bupati Wonosobo Afif Nur Hidayat, Pimpinan Dexa Medica V. Hery Sutanto, dan Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jawa Tengah Sumarsih.

“Wonosobo bisa menjadi best practice untuk penurunan stunting karena penurunannya jauh di atas nasional. Nasional hanya bisa menurunkan 2,8%, sementara Wonosobo turun 5,4%. Ini luar biasa,” kata Hasto Wardoyo.

Menurut Hasto, edukasi kepada para bidan memiliki peran yang penting karena bidan menjadi provider yang paling kompak dan dekat dengan masyarakat pedesaan. Bidan harus bisa mengawal sejak dari calon pengantin. Karenanya jumlah tim pendamping mencapai 2.000 orang lebih, sementara bidan mencapai sepertiga atau sekitar 670 orang.

“Itulah saya pesan ke bidan supaya mereka yang edukasi ke lingkungannya, termasuk soal nikahnya, hamilnya, kontrol pada saat 1.000 HPK. Wonosobo optimis untuk capai 14%, karena lihat trennya 5%, jadi 2024 diharapkan tercapai. Kalau di 2023 target nasional di 17, 8-17,9%,” kata Hasto.

Sementara itu, menurut Bupati Wonosobo Afif Nur Hidayat, penurunan angka stunting di Kabupaten Wonosobo didukung optimalisasi kolaborasi pentahelix, mulai perangkat daerah, dunia akademik, korporasi, hingga lembaga nonorganisasi pemerintah.

“Kami juga mencanangkan dan melaksanakan beragam program di antaranya Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) guna memberikan makanan bergizi bagi balita stunting dan ibu hamil kekurangan energi kronik yang merupakan kerja sama lintas sektor dan swasta, aksi bersama seperti Gerakan Masyarakat Membangun Jamban Sehat, Tanggap Gizi dan Kesehatan Anak Stunting, Grebeg Stunting bersama rumah sakit. Semuanya menyasar berbagai lapisan dalam masyarakat,” bebernya.

Asisten Kapolri Bidang Operasi Irjen. Pol. Agung Setya Imam Effendi menambahkan, pihaknya telah melakukan MoU dengan BKKBN untuk mendukung penuh program penurunan stunting dengan berbagai macam kegiatan yang obyektifnya perluasan pelayanan untuk mencegah stunting, termasuk di dalamnya penyaluran bantuan.

Ketua IBI Jawa Tengah Sumiarsih menjelaskan peran bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada wanita sepanjang daur kehidupan melalui upaya promotif dan preventif untuk menurunkan stunting.

“Upaya yang dilakukan untuk menurunkan prevalensi stunting pada ibu hamil dan bersalin, di antaranya mengupayakan jaminan mutu antenatal care terpadu, menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi kalori protein dan mikronutrien, menyelenggarakan konseling inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif,” jelasnya.

Di kesempatan yang sama, Pimpinan Dexa Medica Bapak V. Hery Sutanto mengatakan, pihaknya berkontribusi dalam mengatasi stunting bersama BKKBN, Polri, serta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) dengan mengedukasi para bidan di Kabupaten Wonosobo dan sekitarnya.

Sebagai perusahaan di sektor kesehatan, Dexa Group juga beperan menciptakan inovasi produk farmasi yang mendukung upaya intervensi stunting, salah satunya melalui produk HerbaAsimor. Produk ini dikembangkan dari kekayaan alam Indonesia yang berperan membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI.

“HerbaAsimor dari ekstrak daun katuk, daun torbangun, dan fraksi aktif ikan gabus membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI. Berdasarkan hasil riset terhadap konsumen yang dilakukan oleh PT Dexa Medica, sebanyak 8 dari 10 ibu menyusui merasakan manfaat HerbaAsimor,” jelas Hery.

“Inovasi lainnya yakni di bidang teknologi, melalui aplikasi Teman Bumil dengan sekitar 3,7 juta pengguna di Indonesia sejak 2017. Aplikasi ini memfasilitasi para bidan agar mudah memberikan edukasi seputar pencegahan stunting kepada ibu hamil melalui kolaborasi para bidan,” pungkasnya.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1187 seconds (0.1#10.140)