Jangan Abai Protokol Kesehatan, Perjalanan Vaksin Covid-19 Masih Panjang

Sabtu, 25 Juli 2020 - 16:42 WIB
loading...
Jangan Abai Protokol...
Masyarakat diingatkan agar tidak mengabaikan protokol kesehatan, seperti tidak memakai masker, jaga jarak, juga menghilangkan kebiasaan cuci tangan. / Foto: ilustrasi/SINDOphoto/Astra Bonardo
A A A
JAKARTA - Pemerintah mengumumkan akan melakukan uji klinis fase III terhadap vaksin Covid-19 produksi Sinovac Biotech dari China . Diperkirakan uji klinis akan selesai awal 2021, dan jika berhasil segera diproduksi masal pada kuartal I 2021. Selain dari Sinovac, ada kandidat vaksin lain yang dikembangkan di Tanah Air. Lembaga Eijkman dan perusahaan farmasi di Indonesia tengah mengembangkan vaksin yang disinergikan Kemenristek/BRIN.

(Baca juga: Perlukah Mengganti Masker Saat Berada di Ruangan Ber-AC di Masa Pandemi? )

Saat ini, sebanyak 2.400 vaksin Sinovac telah diterima pemerintah. Vaksin buatan China itu sedang dipersiapkan untuk tahapan uji klinis. Kabar baiknya, per Agustus 2020, vaksin Sinovac diujicoba ke manusia. Sebanyak 1.620 relawan bakal terlibat dalam tahapan uji klinis ini.

Palang Merah Indonesia (PMI) menyambut baik kehadiran vaksin Sinovac meski baru permulaan saja. Kehadiran vaksin asal China itu diharapkan bisa menurunkan jumlah kasus pandemi Covid-19 yang mulai membuat masyarakat jengah.

"Kita patut bersyukur dan berdoa semoga uji klinis ketiga ini berjalan baik, dan pada akhirnya menjadi solusi permanen. Tetap harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Mari kita doakan agar prosesnya mulus dan menghasilkan kesimpulan yang meyakinkan," kata Sekretaris Jenderal PMI , Sudirman Said dalam pernyataan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (25/7).

Sudirman menambahkan bahwa PMI tidak terlibat dalam uji klinis vaksin Sinovac. Namun, apabila ditugaskan untuk menjadi bagian uji klinis, maka PMI langsung sigap. "Kami tidak ikut dalan proses teknis dan scientific semacam itu. Bila kami ditugasi untuk menjadi bagian dari uji klinis, misalnya menyiapkan relawan untuk uji coba, kami akan lakukan yang terbaik," terangnya.

Menurutnya, PMI juga telah berpartisipasi dalam pengembangan vaksin dan obat Covid-19 . Pembahasan vaksin dilakukan melalui diskusi dalam forum-forum kepalangmerahan internasional. "Kita lakukan untuk membahas perkembangan vaksin dan obat . Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional siap menjadi mitra orotoritas dalam pengembangan vaksin dan obat," kata dia.

(Baca juga: Peneliti Mungkin Tak Pernah Mengembangkan Kekebalan Terhadap Covid-19 )

Meskipun begitu, adanya uji klinis vaksin Sinovac ini tidak lantas membuat masyarakat lengah dengan pencegahan Covid-19 , terutama penerapan protokol kesehatan . Mengingat semakin hari jumlah penularan Covid-19 makin bertambah. "Sepanjang obat dan vaksin belum ditemukan dan dilakukan intervensi pencegahan maupun pengobatan, cara terbaik adalah menghindari risiko," Sudirman mengingatkan.

Sementara itu, menurut Pakar Epidemiologi, Pandu Riono, uji klinis vaksin sangat membutuhkan proses panjang. Uji klinis vaksin pada umumnya bisa berlangsung antara 6-12 bulan. "Uji klinis ini tujuannya mencari efek kemampuan melindungi penduduk yang terinfeksi. Kita lagi mencari vaksin yang efektif dan aman , jadi masih panjang," terangnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2114 seconds (0.1#10.140)