Benarkah Gula Darah Tinggi Sudah Pasti Diabetes? Ini Faktanya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Banyak orang percaya bahwa memiliki gula darah tinggi sudah pasti mengidap diabetes . Namun faktanya, gula darah tinggi bisa disebabkan oleh banyak faktor risiko.
Ini artinya, mereka yang mengalami gula darah tinggi tidak selalu menandakan seseorang mengidap diabetes . Pada dasarnya, gula darah tinggi paling sering terjadi akibat kekurangan insulin.
Dilansir dari Cleveland Clinic, Rabu (26/7/2023) kondisi ini bisa terjadi karena resistensi insulin dan atau masalah dengan pankreas, yakni organ yang membuat insulin.
Hormon lain juga dapat berkontribusi pada perkembangan gula darah tinggi. Kelebihan kortisol atau hormon stres atau hormon pertumbuhan, misalnya, dapat menyebabkan gula darah tinggi.
Selain itu, situasi tertentu dapat meningkatkan kadar gula darah Anda untuk sementara. Kondisi ini dapat menyebabkan gula darah tinggi pada orang dengan dan tanpa diabetes.
Stres fisik, riwayat keluarga, pembedahan, atau cedera, dapat meningkatkan gula darah untuk sementara. Stres emosional akut, seperti mengalami trauma atau stres terkait pekerjaan, juga dapat meningkatkan gula darah.
Ini karena tubuh melepaskan kortisol dan atau epinefrin (adrenalin). Penyakit berat, kondisi medis kronis, genetik, dan penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan gula darah tinggi.
Begitu juga faktor gaya hidup tertentu, seperti pola makan dan tingkat olahraga bisa membuat gula darah tinggi. Selain itu, gula darah tinggi pada bukan penderita diabetes dapat terjadi sebagai awal dari diabetes, atau pradiabetes.
Namun, kondisi ini juga bisa tidak ada hubungannya dengan diabetes apa pun. Hal ini tergantung pada tingkat keparahan kasusnya. Dilansir dari Very Well Health, gejala gula darah tinggi tanpa diabetes meliputi beberapa tanda.
Mulai dari sakit kepala, meningkatnya rasa haus atau lapar, sering buang air kecil, kelelahan parah, penglihatan kabur, detak jantung yang cepat, kesemutan, terbakar, mati rasa di tangan atau kaki.
Beberapa orang juga kerap mengeluhkan gejala seperti infeksi yang sering atau luka yang lambat sembuh dan penurunan berat badan yang tidak diinginkan. Biasanya gejala muncul secara bertahap dan baru dimulai saat kadar gula darah sangat tinggi.
Gula darah dianggap tinggi bila kadarnya lebih besar dari 125 miligram per desiliter (mg/dL) setelah berpuasa atau lebih besar dari 180 mg/dL satu hingga dua jam setelah makan.
Ini artinya, mereka yang mengalami gula darah tinggi tidak selalu menandakan seseorang mengidap diabetes . Pada dasarnya, gula darah tinggi paling sering terjadi akibat kekurangan insulin.
Dilansir dari Cleveland Clinic, Rabu (26/7/2023) kondisi ini bisa terjadi karena resistensi insulin dan atau masalah dengan pankreas, yakni organ yang membuat insulin.
Hormon lain juga dapat berkontribusi pada perkembangan gula darah tinggi. Kelebihan kortisol atau hormon stres atau hormon pertumbuhan, misalnya, dapat menyebabkan gula darah tinggi.
Selain itu, situasi tertentu dapat meningkatkan kadar gula darah Anda untuk sementara. Kondisi ini dapat menyebabkan gula darah tinggi pada orang dengan dan tanpa diabetes.
Stres fisik, riwayat keluarga, pembedahan, atau cedera, dapat meningkatkan gula darah untuk sementara. Stres emosional akut, seperti mengalami trauma atau stres terkait pekerjaan, juga dapat meningkatkan gula darah.
Ini karena tubuh melepaskan kortisol dan atau epinefrin (adrenalin). Penyakit berat, kondisi medis kronis, genetik, dan penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan gula darah tinggi.
Begitu juga faktor gaya hidup tertentu, seperti pola makan dan tingkat olahraga bisa membuat gula darah tinggi. Selain itu, gula darah tinggi pada bukan penderita diabetes dapat terjadi sebagai awal dari diabetes, atau pradiabetes.
Namun, kondisi ini juga bisa tidak ada hubungannya dengan diabetes apa pun. Hal ini tergantung pada tingkat keparahan kasusnya. Dilansir dari Very Well Health, gejala gula darah tinggi tanpa diabetes meliputi beberapa tanda.
Mulai dari sakit kepala, meningkatnya rasa haus atau lapar, sering buang air kecil, kelelahan parah, penglihatan kabur, detak jantung yang cepat, kesemutan, terbakar, mati rasa di tangan atau kaki.
Beberapa orang juga kerap mengeluhkan gejala seperti infeksi yang sering atau luka yang lambat sembuh dan penurunan berat badan yang tidak diinginkan. Biasanya gejala muncul secara bertahap dan baru dimulai saat kadar gula darah sangat tinggi.
Gula darah dianggap tinggi bila kadarnya lebih besar dari 125 miligram per desiliter (mg/dL) setelah berpuasa atau lebih besar dari 180 mg/dL satu hingga dua jam setelah makan.
(dra)