Mengapa Nasi Selalu 'Dituduh' sebagai Masalah Utama Diabetes?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mungkin Anda bertanya, mengapa nasi selalu "dituduh" sebagai masalah utama diabetes? Apakah dengan begitu penderita diabetes benar-benar tidak boleh makan nasi?
Nasi, terutama yang berasal dari beras putih, merupakan makanan pokok orang Indonesia. Namun di sisi lain, nasi juga kerap dituding sebagai penyebab naiknya kadar gula darah bagi penderita diabetes.
Mengutip laman Verywell Health, Jumat (18/8/2023), nasi diketahui memiliki kandungan karbohidrat yang cukup banyak, indeks glikemik tinggi, serta beban glikemik yang juga tinggi.
Penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi nasi putih dalam jumlah yang banyak meningkatkan risiko diabetes sebesar 11%. Sementara studi lain menyimpulkan bahwa individu yang memilih beras merah dan biji-bijian daripada nasi putih, tulis laman kesehatan tersebut, mungkin memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah.
Sebagai informasi, nasi memiliki indeks glikemik sekitar 70, yang termasuk kategori tinggi. Indeks glikemik sendiri merupakan indikator cepat atau lambatnya unsur karbohidrat pada bahan pangan (salah satunya nasi) meningkatkan kadar gula darah di dalam tubuh. Indeks glikemik tinggi pada nasi membuatnya cepat diubah menjadi glukosa, yang pada akhirnya menyebabkan kadar gula darah juga melonjak.
Seperti disebutkan di laman Verywell Health, secangkir nasi putih mengandung 53,4 gram karbohidrat. Ketika penderita diabetes mengonsumsi makanan berkarbohidrat, maka zat tersebut akan terurai menjadi glukosa dan gula darah di tubuh pun meningkat.
Pasien diabetes, baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2, sama-sama memiliki masalah dalam proses pemecahan glukosa menjadi energi. Hal itu dikarenakan tubuh yang tak bisa memproduksi hormon insulin, ataupun lantaran tubuh tak lagi peka dengan keberadaan insulin (resistensi insulin), sehingga proses pembakaran glukosa menjadi energi menjadi tidak optimal.
Itu sebabnya, pasien diabetes kerap direkomendasikan untuk mengurangi nasi putih karena kandungan karbohidratnya yang cukup tinggi.
Berdasarkan laporan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia disebutkan bahwa penderita diabetes perlu memenuhi asupan karbohidrat sebesar 45%-65% dari total asupan energi per hari.
Sementara, mengutip laman Hellosehat, American Diabetes Association telah menyarankan batas aman asupan karbohidrat untuk penderita diabetes adalah 45-60 gram per satu kali makan (sama dengan setengah gelas) atau 135-180 gram karbohidrat per hari.
"Namun angka tersebut tidak selalu sama untuk tiap orang, karena kebutuhan karbohidrat tetap bergantung pada faktor jenis kelamin, umur, pengobatan, dan intensitas aktivitas harian," tulis situs kesehatan tersebut.
Selain memperhatikan berapa banyak asupan karbohidrat, penderita diabetes juga perlu mempertimbangkan untuk mengonsumsi jenis karbohidrat yang tepat. Bila itu nasi, pilihlah yang indeks glikemiknya rendah, yakni di bawah 55, seperti beras merah dan beras basmati. Namun, tetap harus diingat, konsumsi kedua jenis beras tersebut juga tidak boleh terlalu berlebihan.
Nasi, terutama yang berasal dari beras putih, merupakan makanan pokok orang Indonesia. Namun di sisi lain, nasi juga kerap dituding sebagai penyebab naiknya kadar gula darah bagi penderita diabetes.
Mengutip laman Verywell Health, Jumat (18/8/2023), nasi diketahui memiliki kandungan karbohidrat yang cukup banyak, indeks glikemik tinggi, serta beban glikemik yang juga tinggi.
Penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi nasi putih dalam jumlah yang banyak meningkatkan risiko diabetes sebesar 11%. Sementara studi lain menyimpulkan bahwa individu yang memilih beras merah dan biji-bijian daripada nasi putih, tulis laman kesehatan tersebut, mungkin memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah.
Sebagai informasi, nasi memiliki indeks glikemik sekitar 70, yang termasuk kategori tinggi. Indeks glikemik sendiri merupakan indikator cepat atau lambatnya unsur karbohidrat pada bahan pangan (salah satunya nasi) meningkatkan kadar gula darah di dalam tubuh. Indeks glikemik tinggi pada nasi membuatnya cepat diubah menjadi glukosa, yang pada akhirnya menyebabkan kadar gula darah juga melonjak.
Seperti disebutkan di laman Verywell Health, secangkir nasi putih mengandung 53,4 gram karbohidrat. Ketika penderita diabetes mengonsumsi makanan berkarbohidrat, maka zat tersebut akan terurai menjadi glukosa dan gula darah di tubuh pun meningkat.
Pasien diabetes, baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2, sama-sama memiliki masalah dalam proses pemecahan glukosa menjadi energi. Hal itu dikarenakan tubuh yang tak bisa memproduksi hormon insulin, ataupun lantaran tubuh tak lagi peka dengan keberadaan insulin (resistensi insulin), sehingga proses pembakaran glukosa menjadi energi menjadi tidak optimal.
Itu sebabnya, pasien diabetes kerap direkomendasikan untuk mengurangi nasi putih karena kandungan karbohidratnya yang cukup tinggi.
Berdasarkan laporan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia disebutkan bahwa penderita diabetes perlu memenuhi asupan karbohidrat sebesar 45%-65% dari total asupan energi per hari.
Sementara, mengutip laman Hellosehat, American Diabetes Association telah menyarankan batas aman asupan karbohidrat untuk penderita diabetes adalah 45-60 gram per satu kali makan (sama dengan setengah gelas) atau 135-180 gram karbohidrat per hari.
"Namun angka tersebut tidak selalu sama untuk tiap orang, karena kebutuhan karbohidrat tetap bergantung pada faktor jenis kelamin, umur, pengobatan, dan intensitas aktivitas harian," tulis situs kesehatan tersebut.
Selain memperhatikan berapa banyak asupan karbohidrat, penderita diabetes juga perlu mempertimbangkan untuk mengonsumsi jenis karbohidrat yang tepat. Bila itu nasi, pilihlah yang indeks glikemiknya rendah, yakni di bawah 55, seperti beras merah dan beras basmati. Namun, tetap harus diingat, konsumsi kedua jenis beras tersebut juga tidak boleh terlalu berlebihan.
(tsa)