Terapi Seni Bisa Mengatasi Diabetes, Salah Satunya Melukis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Terapi seni menjadi alat yang ampuh dan transformatif bagi penderita diabetes, di mana terapi seni dapat menavigasi jaringan emosi dan tantangan yang menyertai diabetes .
Seperti ketahui, mengelola diabetes adalah sebuah perjalanan berkelanjutan yang tidak hanya berdampak pada tubuh, juga pikiran dan jiwa.
Meski pengobatan konvensional berkisar pada pengobatan dan penyesuaian gaya hidup, terdapat pengakuan yang semakin berkembang bahwa pendekatan holistik dapat memainkan peran penting dalam perawatan diabetes yang komprehensif.
Di antara pendekatan-pendekatan ini, terapi seni sebagai alat yang ampuh dan transformatif, menawarkan individu dengan diabetes jalan unik untuk menavigasi jaringan rumit emosi dan tantangan yang menyertai kondisi mereka.
Dalam sebuah wawancara dengan HT Lifestyle, dikutip pada Minggu (17/9/2023), Dr Rajiv Kovil selaku Ahli Diabetes di Zandra Healthcare dan salah satu pendiri inisiatif Rang De Neela mengatakan, terapi seni menjadi modalitas yang memanfaatkan potensi ekspresif dari media artistik, seperti melukis, menggambar dan memahat, memberikan ruang yang aman dan kreatif bagi individu untuk mengartikulasikan pikiran dan emosi mereka.
“Ini adalah proses yang mendorong penemuan diri, ekspresi diri dan pertumbuhan pribadi. Dalam bidang perawatan diabetes, terapi seni bukanlah pengganti pengobatan, melainkan sebuah kekuatan pelengkap yang membantu individu menghadapi perasaan terdalam mereka, mengatasi stres dan meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan,” ujar dia.
Salah satu aspek paling luar biasa dari terapi seni untuk penderita diabetes adalah kemampuannya untuk memfasilitasi pelepasan dan ekspresi emosi.
“Hidup dengan kondisi kronis seperti diabetes dapat menimbulkan perasaan frustrasi, cemas dan sedih. Melalui terapi seni, individu dapat menyalurkan emosi ini ke dalam saluran non-verbal dan kreatif, membuka jalan bagi eksplorasi mendalam dunia batin mereka,” katanya.
Perjalanan transformasional ini sering kali menghasilkan berkurangnya tekanan emosional, mendorong penyembuhan dan ketahanan emosional. Selain itu, terapi seni menawarkan lingkungan yang aman bagi individu untuk membedah dan mengomunikasikan kekhawatiran dan ketakutan mereka terkait diabetes.
“Berkolaborasi dengan terapis seni, pasien sering kali membuat representasi visual dari kecemasan dan tantangan mereka terkait diabetes. Dengan mengeksternalisasikan kekhawatiran ini, individu memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kondisi mereka dan rasa kendali atas kondisi tersebut. Hasilnya adalah peningkatan kepercayaan diri dalam pengelolaan diabetes, disertai dengan berkurangnya rasa cemas dan takut,” tuturnya.
Sementara, pengurangan stres adalah keuntungan penting lain dari terapi seni bagi penderita diabetes. Stres dapat merusak kadar gula darah sehingga membuat pengelolaan diabetes menjadi lebih rumit.
Terlibat dalam terapi seni membantu individu rileks, menurunkan tingkat stres dan meningkatkan pengendalian diabetes secara keseluruhan. Proses penciptaan karya seni mempunyai kekuatan untuk mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, sehingga menimbulkan keadaan relaksasi yang menangkal efek negatif stres pada tubuh.
Terapi seni juga berfungsi sebagai alat yang ampuh untuk pendidikan dan pemberdayaan diabetes. Berkolaborasi dengan terapis seni, individu dapat secara visual menggambarkan pemahaman mereka tentang diabetes , dampaknya terhadap kehidupan mereka, dan aspirasi mereka dalam mengelola kondisi tersebut.
Representasi visual ini memberikan pasien wawasan mendalam mengenai penyakit mereka, menunjukkan area yang perlu diperbaiki, dan membantu mereka menetapkan tujuan yang realistis dan bermakna untuk perawatan diabetes mereka. Rasa pemberdayaan dan kepemilikan ini meningkatkan motivasi dan kepatuhan terhadap rencana pengobatan.
Untuk mengintegrasikan terapi seni ke dalam perawatan diabetes, Dr Rajiv Kovil menyarankan kerja sama antara penyedia layanan kesehatan dan terapis seni sangat penting.
Para profesional layanan kesehatan dapat merujuk pasien ke ahli terapi seni yang berkualifikasi dan bekerja sama untuk mengintegrasikan terapi seni ke dalam rencana pengelolaan diabetes secara keseluruhan.
Pendekatan kolaboratif ini memastikan bahwa pasien menerima pendekatan yang komprehensif dan holistik terhadap perawatan mereka. Terapi seni adalah bentuk terapi yang sangat berharga dan transformatif bagi individu yang menderita diabetes.
“Ini menawarkan saluran kreatif dan non-verbal untuk ekspresi emosional, membantu pengurangan stres dan mendorong pendidikan dan pemberdayaan diabetes. Seiring dengan berkembangnya bidang perawatan diabetes, penerapan pendekatan holistik seperti terapi seni dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup secara keseluruhan bagi mereka yang menghadapi kompleksitas kondisi kronis ini,” ujar Dr Rajiv Kovil.
Seperti ketahui, mengelola diabetes adalah sebuah perjalanan berkelanjutan yang tidak hanya berdampak pada tubuh, juga pikiran dan jiwa.
Meski pengobatan konvensional berkisar pada pengobatan dan penyesuaian gaya hidup, terdapat pengakuan yang semakin berkembang bahwa pendekatan holistik dapat memainkan peran penting dalam perawatan diabetes yang komprehensif.
Di antara pendekatan-pendekatan ini, terapi seni sebagai alat yang ampuh dan transformatif, menawarkan individu dengan diabetes jalan unik untuk menavigasi jaringan rumit emosi dan tantangan yang menyertai kondisi mereka.
Dalam sebuah wawancara dengan HT Lifestyle, dikutip pada Minggu (17/9/2023), Dr Rajiv Kovil selaku Ahli Diabetes di Zandra Healthcare dan salah satu pendiri inisiatif Rang De Neela mengatakan, terapi seni menjadi modalitas yang memanfaatkan potensi ekspresif dari media artistik, seperti melukis, menggambar dan memahat, memberikan ruang yang aman dan kreatif bagi individu untuk mengartikulasikan pikiran dan emosi mereka.
“Ini adalah proses yang mendorong penemuan diri, ekspresi diri dan pertumbuhan pribadi. Dalam bidang perawatan diabetes, terapi seni bukanlah pengganti pengobatan, melainkan sebuah kekuatan pelengkap yang membantu individu menghadapi perasaan terdalam mereka, mengatasi stres dan meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan,” ujar dia.
Salah satu aspek paling luar biasa dari terapi seni untuk penderita diabetes adalah kemampuannya untuk memfasilitasi pelepasan dan ekspresi emosi.
“Hidup dengan kondisi kronis seperti diabetes dapat menimbulkan perasaan frustrasi, cemas dan sedih. Melalui terapi seni, individu dapat menyalurkan emosi ini ke dalam saluran non-verbal dan kreatif, membuka jalan bagi eksplorasi mendalam dunia batin mereka,” katanya.
Perjalanan transformasional ini sering kali menghasilkan berkurangnya tekanan emosional, mendorong penyembuhan dan ketahanan emosional. Selain itu, terapi seni menawarkan lingkungan yang aman bagi individu untuk membedah dan mengomunikasikan kekhawatiran dan ketakutan mereka terkait diabetes.
“Berkolaborasi dengan terapis seni, pasien sering kali membuat representasi visual dari kecemasan dan tantangan mereka terkait diabetes. Dengan mengeksternalisasikan kekhawatiran ini, individu memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kondisi mereka dan rasa kendali atas kondisi tersebut. Hasilnya adalah peningkatan kepercayaan diri dalam pengelolaan diabetes, disertai dengan berkurangnya rasa cemas dan takut,” tuturnya.
Sementara, pengurangan stres adalah keuntungan penting lain dari terapi seni bagi penderita diabetes. Stres dapat merusak kadar gula darah sehingga membuat pengelolaan diabetes menjadi lebih rumit.
Terlibat dalam terapi seni membantu individu rileks, menurunkan tingkat stres dan meningkatkan pengendalian diabetes secara keseluruhan. Proses penciptaan karya seni mempunyai kekuatan untuk mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, sehingga menimbulkan keadaan relaksasi yang menangkal efek negatif stres pada tubuh.
Terapi seni juga berfungsi sebagai alat yang ampuh untuk pendidikan dan pemberdayaan diabetes. Berkolaborasi dengan terapis seni, individu dapat secara visual menggambarkan pemahaman mereka tentang diabetes , dampaknya terhadap kehidupan mereka, dan aspirasi mereka dalam mengelola kondisi tersebut.
Representasi visual ini memberikan pasien wawasan mendalam mengenai penyakit mereka, menunjukkan area yang perlu diperbaiki, dan membantu mereka menetapkan tujuan yang realistis dan bermakna untuk perawatan diabetes mereka. Rasa pemberdayaan dan kepemilikan ini meningkatkan motivasi dan kepatuhan terhadap rencana pengobatan.
Untuk mengintegrasikan terapi seni ke dalam perawatan diabetes, Dr Rajiv Kovil menyarankan kerja sama antara penyedia layanan kesehatan dan terapis seni sangat penting.
Para profesional layanan kesehatan dapat merujuk pasien ke ahli terapi seni yang berkualifikasi dan bekerja sama untuk mengintegrasikan terapi seni ke dalam rencana pengelolaan diabetes secara keseluruhan.
Pendekatan kolaboratif ini memastikan bahwa pasien menerima pendekatan yang komprehensif dan holistik terhadap perawatan mereka. Terapi seni adalah bentuk terapi yang sangat berharga dan transformatif bagi individu yang menderita diabetes.
“Ini menawarkan saluran kreatif dan non-verbal untuk ekspresi emosional, membantu pengurangan stres dan mendorong pendidikan dan pemberdayaan diabetes. Seiring dengan berkembangnya bidang perawatan diabetes, penerapan pendekatan holistik seperti terapi seni dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup secara keseluruhan bagi mereka yang menghadapi kompleksitas kondisi kronis ini,” ujar Dr Rajiv Kovil.
(tdy)