Diet Keto Bermanfaat untuk Diabetes Tipe 2? Perhatikan Efek Sampingnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penderita diabetes mungkin mendapat manfaat dari diet ketogenik, meski ada kemungkinan risiko terkait diet itu.
Diet khusus untuk diabetes tipe 2 sering kali berfokus pada penurunan berat badan. Nah, diet ketogenik (keto), tinggi lemak dan rendah karbohidrat, berpotensi mengubah cara tubuh menyimpan dan menggunakan energi sehingga meringankan gejala diabetes.
Dengan diet keto, tubuh mengubah lemak, bukan gula, menjadi energi. Diet ini diciptakan pada 1920an sebagai pengobatan epilepsi, namun efek dari pola makan ini juga sedang dipelajari untuk diabetes tipe 2.
Diet ketogenik dapat meningkatkan kadar glukosa darah (gula) sekaligus mengurangi kebutuhan insulin. Namun, diet tersebut memang memiliki risiko. Pastikan untuk mendiskusikannya dengan dokter Anda sebelum melakukan perubahan pola makan secara drastis.
Namun, diet ketogenik tidak berarti Anda harus mengonsumsi lemak jenuh. Lemak yang menyehatkan jantung adalah kunci untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Beberapa makanan sehat yang biasa dimakan dalam diet ketogenik, antara lain, telur, ikan seperti salmon, alpukat, zaitun dan minyak zaitun, kacang-kacangan dan selai kacang.
Namun, jumlah karbohidrat harus ditentukan secara individual dengan bantuan dokter Anda.
Jika Anda sudah memiliki glukosa darah tinggi, mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat bisa berbahaya. Dengan mengalihkan fokus ke lemak, beberapa orang mengalami penurunan gula darah.
Jika Anda mengonsumsi terlalu banyak keton, Anda mungkin berisiko terkena ketoasidosis diabetik (DKA). DKA paling umum terjadi pada diabetes tipe 1 ketika glukosa darah terlalu tinggi dan bisa timbul karena kekurangan insulin.
Meski jarang, DKA mungkin terjadi pada diabetes tipe 2 jika keton terlalu tinggi. Sakit saat menjalani diet rendah karbohidrat juga dapat meningkatkan risiko DKA.
Jika Anda menjalani diet ketogenik, pastikan untuk menguji kadar gula darah sepanjang hari untuk memastikan berada dalam kisaran target. Selain itu, pertimbangkan untuk menguji kadar keton untuk memastikan Anda tidak berisiko terkena DKA.
American Diabetes Association merekomendasikan pengujian keton jika gula darah Anda lebih tinggi dari 240 mg/dL. Anda bisa mengujinya di rumah dengan strip urin.
DKA adalah keadaan darurat medis. Jika Anda mengalami gejala DKA, segera temui dokter. Komplikasi dapat menyebabkan koma diabetes.
Diet khusus untuk diabetes tipe 2 sering kali berfokus pada penurunan berat badan. Nah, diet ketogenik (keto), tinggi lemak dan rendah karbohidrat, berpotensi mengubah cara tubuh menyimpan dan menggunakan energi sehingga meringankan gejala diabetes.
Dengan diet keto, tubuh mengubah lemak, bukan gula, menjadi energi. Diet ini diciptakan pada 1920an sebagai pengobatan epilepsi, namun efek dari pola makan ini juga sedang dipelajari untuk diabetes tipe 2.
Diet ketogenik dapat meningkatkan kadar glukosa darah (gula) sekaligus mengurangi kebutuhan insulin. Namun, diet tersebut memang memiliki risiko. Pastikan untuk mendiskusikannya dengan dokter Anda sebelum melakukan perubahan pola makan secara drastis.
Pahami tinggi lemak dalam diet ketogenik
Tujuan dari diet ketogenik adalah agar tubuh menggunakan lemak sebagai energi, bukan karbohidrat atau glukosa. Pada diet keto, Anda mendapatkan sebagian besar energi dari lemak dan sangat sedikit energi yang berasal dari karbohidrat.Namun, diet ketogenik tidak berarti Anda harus mengonsumsi lemak jenuh. Lemak yang menyehatkan jantung adalah kunci untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Beberapa makanan sehat yang biasa dimakan dalam diet ketogenik, antara lain, telur, ikan seperti salmon, alpukat, zaitun dan minyak zaitun, kacang-kacangan dan selai kacang.
Efek diet keto pada glukosa darah
Diet ketogenik berpotensi menurunkan kadar glukosa darah. Mengelola asupan karbohidrat sering kali dianjurkan bagi penderita diabetes tipe 2 karena karbohidrat berubah menjadi gula dan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan lonjakan gula darah.Namun, jumlah karbohidrat harus ditentukan secara individual dengan bantuan dokter Anda.
Jika Anda sudah memiliki glukosa darah tinggi, mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat bisa berbahaya. Dengan mengalihkan fokus ke lemak, beberapa orang mengalami penurunan gula darah.
Potensi bahaya
Mengubah sumber energi utama tubuh dari karbohidrat menjadi lemak menyebabkan peningkatan keton dalam darah. “Ketosis diet” ini berbeda dengan ketoasidosis, yang merupakan kondisi yang sangat berbahaya.Jika Anda mengonsumsi terlalu banyak keton, Anda mungkin berisiko terkena ketoasidosis diabetik (DKA). DKA paling umum terjadi pada diabetes tipe 1 ketika glukosa darah terlalu tinggi dan bisa timbul karena kekurangan insulin.
Meski jarang, DKA mungkin terjadi pada diabetes tipe 2 jika keton terlalu tinggi. Sakit saat menjalani diet rendah karbohidrat juga dapat meningkatkan risiko DKA.
Jika Anda menjalani diet ketogenik, pastikan untuk menguji kadar gula darah sepanjang hari untuk memastikan berada dalam kisaran target. Selain itu, pertimbangkan untuk menguji kadar keton untuk memastikan Anda tidak berisiko terkena DKA.
American Diabetes Association merekomendasikan pengujian keton jika gula darah Anda lebih tinggi dari 240 mg/dL. Anda bisa mengujinya di rumah dengan strip urin.
DKA adalah keadaan darurat medis. Jika Anda mengalami gejala DKA, segera temui dokter. Komplikasi dapat menyebabkan koma diabetes.
(tdy)