Studi: Ganja Tak Efektif Atasi Nyeri

Kamis, 17 Agustus 2017 - 11:19 WIB
Studi: Ganja Tak Efektif Atasi Nyeri
Studi: Ganja Tak Efektif Atasi Nyeri
A A A
LOS ANGELES - Penelitian terbaru dari Amerika Serikat menunjukkan bahwa ganja tak efektif mengatasi nyeri dan stres. Menurut US Department of Veterans Affairs, lebih dari 80% orang menggunakan ganja untuk menghilangkan rasa sakit dan lebih dari sepertiga orang mengaku untuk post-traumatic stress disorder (PTSD).

Dilansir dari CNN, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine, peneliti menemukan 27 studi yang mengaitkan penggunaan ganja untuk mengatasi nyeri kronis. Namun peneliti tidak menemukan cukup bukti bahwa ganja bisa mengurangi nyeri neuropatik kronis atau saraf.

Bahkan, peneliti menemukan bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan ganja pada populasi umum meningkatkan risiko kecelakaan mobil, gejala psikotik dan gangguan kognitif jangka pendek. Peneliti juga meninjau data dari dua ulasan dan tiga studi yang menilai penggunaan tanaman ganja untuk mengobati PTSD pada orang dewasa.

Namun, studi tersebut dinilai terlalu lemah lantaran jumlah peserta yang kurang dan responden yang tidak menggunakan ganja ikut terlibat. Dengan demikian tidak ada bukti yang kuat atas manfaat penggunaan ganja. Penelitian lainnya yang melibatkan veteran dengan PTSD menunjukan keadaan yang memburuk yang signifikan pada veteran yang memulai atau terus menggunakan ganja selama masa penelitian.

Jane Metrik, profesor dari Brown University School of Public Health merekomendasikan perawatan perilaku kognitif untuk para veteran yang menggunakan ganja sebagai obat dari masalah tidur seperti insomnia. "Veteran mengharapkan ganja dapat mengurangi gejala dari trauma terkait tempur dan melihat ganja menjadi zat yang memiliki risiko yang rendah dan aman, tidak seperti obat lain," papar Metrik.

Metrik pun menyarankan melakukan studi terkontrol untuk membuktikan penggunaan ganja sebagai obat merupakan hal yag positif. "Tapi ilmu pengetahuan di balik tindakan melegalkan ganja sebagai perawatan medis untuk seseorang dengan PTSD itu masih kurang," pungkasnya.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2165 seconds (0.1#10.140)