Punya Banyak Keunikan, tapi Mengapa Bhutan Sangat Sulit Dimasuki Wisatawan?

Minggu, 22 Oktober 2023 - 11:19 WIB
loading...
Punya Banyak Keunikan, tapi Mengapa Bhutan Sangat Sulit Dimasuki Wisatawan?
Bhutan merupakan sebuah negara kecil di Asia Selatan yang menganut sistem pemerintahan kerajaan. Foto/iStock
A A A
JAKARTA - Bhutan merupakan sebuah negara kecil di Asia Selatan yang menganut sistem pemerintahan kerajaan. Wilayah negara ini terhimpit di antara dua negara besar, yaitu India dan Tiongkok.

Meski demikian, Bhutan termasuk negara yang nyaman dihuni. Banyak pula keunikan di negara tersebut, yang kemudian menjadi daya tarik wisata. Namun, faktanya, masuk ke Bhutan bukan perkara mudah.

Ya, mengurus perjalanan ke Bhutan diketahui tidak mudah dan jauh dari kata murah. Peraturan ketat mengenai kunjungan wisatawan mancanegera diterapkan negara ini untuk mencegah serbuan turis.



Lantaran itu, Bhutan dinilai sebagai negara yang agak "misterius". Banyak orang menganggap negara ini menawan dan menakjubkan, tapi kenapa sulit untuk dimasuki wisatawan?

Melansir laman Facebook Sunday Roast, Minggu (22/10/2023), berikut 12 fakta menarik tentang Bhutan.
Punya Banyak Keunikan, tapi Mengapa Bhutan Sangat Sulit Dimasuki Wisatawan?

Foto/iStock

1. Melarang Peredaran Rokok

Pada 2010, Bhutan secara resmi melarang rokok beredar di negaranya. Produk berbasis tembakau itu tak boleh dibuat ataupun dijual di sini. Merokok di area publik juga merupakan hal ilegal.

2. Tanpa TV dan Internet

TV dan internet baru diadopsi di Bhutan pada 1999. Sebelum tahun tersebut, keberadaan dua hasil kemajuan teknologi itu sangat dilarang. Bhutan menjadi negara terakhir di dunia yang memperkenalkan TV pada masyarakatnya. Itu pun hanya dua channel yang diizinkan bersiaran dengan durasi jam yang sangat terbatas.

3. Wajib Pakai Baju Nasional

Bhutan memiliki dress code nasional yang wajib diterapkan. Semua lelaki di negara ini harus memakai baju atasan yang panjangnya sedikit di bawah lutut. Sementara wanitanya wajib mengenakan baju tradisional yang disebut Kira, yang modelnya mirip Sari khas India.

Namun, kebijakan soal baju nasional tersebut belakangan hanya berlaku buat pegawai pemerintahan. Meski demikian, banyak orang tetap suka memakai baju kebangsaan itu di Bhutan.


4. Anut Sistem Kekerabatan Matrilineal

Bhutan menerapkan sistem kekerabatan matrilineal yang mengatur alur keturunan sebuah keluarga berasal dari pihak ibu. Pria yang menikah harus ikut ke pihak istri. Semua bentuk properti kepemilikannya juga atas nama istri. Para pria hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

5. Bandara Internasional yang Menantang

Punya Banyak Keunikan, tapi Mengapa Bhutan Sangat Sulit Dimasuki Wisatawan?

Foto/iStock

Paro International Airport di Bhutan berlokasi di sebuah desa terpencil. Desa ini dikelilingi 18.000 tebing sehingga membuat proses pendaratan pesawat agak sulit. Pesawat hanya boleh mendarat di bandara ini pada siang hari dan saat cuaca bersahabat.

Yang menarik, sejauh ini cuma ada delapan pilot bersertifikat yang diizinkan mendaratkan pesawat di Paro.

6. Rendah Polusi

Bhutan menjadi satu-satunya negara dengan jejak karbon negatif. Sebanyak 72% bagian dari negara ini diisi oleh hutan. Hal itu sudah menjadi ketentuan konstitusional di Bhutan. Tak heran, Bhutan jadi tak memiliki industri berat dan hanya menghasilkan sedikit polusi.

7. Pelarangan Plastik

Penggunaan plastik sudah dilarang sejak tahun 1990-an. Warga Bhutan hanya boleh memakai tas kertas saat berbelanja. Penggunaan plastik sekali pakai dalam bisnis dianggap ilegal. Namun, wadah plastik untuk menaruh barang masih boleh digunakan.

8. Tak Membunuh Binatang

Tak ada binatang yang dibunuh di Bhutan. Pembantaian binatang dianggap ilegal di Kerajaan Himalaya.

Mayoritas warga Bhutan beragama Budha. Mereka juga bukan penganut vegetarian. Daging dan ikan yang mereka konsumsi kebanyakan diimpor dari India.


9. Suka Nyemil Cabai

Warga Bhutan kerap menjadikan cabai sebagai snack. Kuliner lokal juga banyak yang menggunakan cabai. Tak heran, cabai menjadi bumbu yang sangat populer di negara ini.

10. Tak Ada Perayaan Ulang Tahun

Warga Bhutan tak terbiasa merayakan ulang tahun. Bahkan, hukum negara tidak mengizinkan perayaan itu dilakukan. Untuk mengetahui berapa usia mereka, warga Bhutan biasanya secara otomatis menambah usia mereka di tiap tanggal 1 Januari. Tak heran, tanggal 1 Januari kerap ditulis warga Bhutan dalam paspor mereka.

11. Uang Tahun Raja Paling Penting

Hari ulang tahun raja adalah momen yang paling penting di Bhutan dan dijadikan momentum libur nasional. Raja Bhutan saat ini adalah Jigme Khesar Namgyel Wangchuck yang berulang tahun di tanggal 21 Februari. Usia sang raja saat ini adalah 43 tahun.

12. Kebijakan Turis

Bhutan sangat membatasi jumlah turis asing. Pasalnya, kunjungan turis yang terlalu banyak dianggap dapat mengganggu cara hidup tradisional masyarakat Bhutan. Setiap wisman juga bakal dikenakan fee tiap hari untuk berkunjung ke Bhutan. Nilainya mencapai USD200 atau sekitar Rp3,2 juta per hari pada low season dan USD250 atau sekitar Rp4 juta saat high season.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1441 seconds (0.1#10.140)