Bukan hanya Gula, Menambahkan Garam pada Makanan Juga Bisa Picu Diabetes
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebuah studi baru dari Universitas Tulane menemukan bahwa seringnya penggunaan garam tambahan dikaitkan dengan diabetes tipe 2 . Studi ini juga menemukan hubungan antara konsumsi garam yang sering dan BMI (Body Mass Index) yang lebih tinggi serta rasio pinggang-pinggul.
Dilansir dari Times of India, Jumat (3/11/2023) selama sekitar 12 tahun masa tindak lanjut, para peneliti menemukan lebih dari 13.000 kasus diabetes tipe 2 di antara para peserta.
Berdasarkan temuan tersebut, dibandingkan dengan mereka yang mengaku tidak pernah atau jarang menggunakan garam, orang yang terkadang, biasanya, atau selalu menambahkan garam ke dalam makanannya masing-masing memiliki risiko 13 persen, 20 persen, dan 39 persen lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
Foto/Infografis SINDOnews
Masih belum diketahui dengan jelas bagaimana penambahan garam dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Menurut para peneliti, menambahkan garam mungkin mendorong orang untuk makan dalam porsi lebih besar.
Sehingga hal ini meningkatkan peluang mereka terkena obesitas dan peradangan, dan meningkatkan risiko diabetes.
Jika Anda menggunakan garam untuk meningkatkan cita rasa makanan, Anda dapat memilih alternatif seperti herba dan jus lemon daripada garam atau bumbu yang mengandung natrium seperti kecap. Melakukan peralihan sederhana ini dapat memberikan dampak positif yang luar biasa pada kesehatan.
Selain itu, ada beberapa makanan olahan yang dikonsumsi sehari-hari, yang sarat dengan garam tanpa disadari. Ini termasuk makanan cepat saji seperti pizza, roti, roti gulung, biskuit, serta sup dan kaldu kaleng.
Untuk non-vegetarian, pilihlah unggas segar atau beku, ikan, dan potongan daging tanpa lemak daripada daging yang diasinkan, dikalengkan, diasap, atau diawetkan. Seperti bacon, salami, dan potongan daging yang mungkin memiliki jumlah natrium lebih tinggi.
Bumbu seperti saus salad, saus tomat, saus barbekyu, dan saus pedas biasanya dibuat dengan tambahan natrium. Konsumsilah sesekali dan dalam jumlah terbatas.
Dilansir dari Times of India, Jumat (3/11/2023) selama sekitar 12 tahun masa tindak lanjut, para peneliti menemukan lebih dari 13.000 kasus diabetes tipe 2 di antara para peserta.
Berdasarkan temuan tersebut, dibandingkan dengan mereka yang mengaku tidak pernah atau jarang menggunakan garam, orang yang terkadang, biasanya, atau selalu menambahkan garam ke dalam makanannya masing-masing memiliki risiko 13 persen, 20 persen, dan 39 persen lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
Foto/Infografis SINDOnews
Masih belum diketahui dengan jelas bagaimana penambahan garam dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Menurut para peneliti, menambahkan garam mungkin mendorong orang untuk makan dalam porsi lebih besar.
Sehingga hal ini meningkatkan peluang mereka terkena obesitas dan peradangan, dan meningkatkan risiko diabetes.
Jika Anda menggunakan garam untuk meningkatkan cita rasa makanan, Anda dapat memilih alternatif seperti herba dan jus lemon daripada garam atau bumbu yang mengandung natrium seperti kecap. Melakukan peralihan sederhana ini dapat memberikan dampak positif yang luar biasa pada kesehatan.
Selain itu, ada beberapa makanan olahan yang dikonsumsi sehari-hari, yang sarat dengan garam tanpa disadari. Ini termasuk makanan cepat saji seperti pizza, roti, roti gulung, biskuit, serta sup dan kaldu kaleng.
Untuk non-vegetarian, pilihlah unggas segar atau beku, ikan, dan potongan daging tanpa lemak daripada daging yang diasinkan, dikalengkan, diasap, atau diawetkan. Seperti bacon, salami, dan potongan daging yang mungkin memiliki jumlah natrium lebih tinggi.
Bumbu seperti saus salad, saus tomat, saus barbekyu, dan saus pedas biasanya dibuat dengan tambahan natrium. Konsumsilah sesekali dan dalam jumlah terbatas.
(dra)