Benarkah Garam Jadi Penyebab Diabetes Tipe 2?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Benarkah garam jadi penyebab diabetes tipe 2? Ketika orang memikirkan makanan pemicu yang berhubungan dengan diabetes tipe 2, maka yang terpikir adalah gula, meski buktinya masih belum jelas. Kini, garam pun dinilai sebagai penyebab diabetes, benarkan?
Penelitian yang dilakukan peneliti di Universitas Tulane di New Orleans menggunakan melibatkan 400 ribu orang dewasa, yang diambil dari studi UK Biobank.
Studi observasional ini mengikuti peserta selama hampir dua belas tahun. Pada saat itu, sekitar 13 ribu orang menderita diabetes tipe 2 .
Dilansir hindustan times, peneliti utama mengatakan bahwa menghentikan konsumsi garam dapat membantu mencegah diabetes tipe 2. Namun apakah sesederhana itu?
Pertama, jenis penelitian yang disebut studi observasional ini tidak dapat membuktikan bahwa suatu hal menyebabkan hal lain, hanya membuktikan bahwa satu hal berkaitan dengan hal lain. Mungkin ada faktor-faktor lain yang berperan. Jadi, tidak tepat untuk mengatakan bahwa menghentikan konsumsi garam dapat membantu mencegah diabetes.
Asupan garam normal di negara-negara seperti Inggris adalah sekitar 8g atau dua sendok teh sehari. Namun sekitar tiga perempatnya berasal dari makanan olahan. Sebagian besar sisanya ditambahkan saat memasak dengan sedikit tambahan di meja.
NHS menyarankan agar masyarakat membatasi asupan garam harian mereka hingga 6 gram. Meski masyarakat Inggris telah mengurangi asupan garam selama beberapa dekade terakhir, masih ada jalan yang harus ditempuh, mengingat pengurangan garam adalah tujuan kesehatan masyarakat, penting untuk mengukur asupan garam untuk melihat apakah ada potensi yang dikenal sebagai efek “respons dosis”.
Data yang dilaporkan tidak dapat menunjukkan apakah mengonsumsi 2 gram garam sehari yang ditambahkan ke meja meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 lebih besar daripada mengonsumsi, katakanlah, 1 gram sehari.
Para peneliti menggunakan tes asupan garam lainnya, termasuk perkiraan berapa banyak garam yang hilang dalam urin peserta selama 24 jam. Ini adalah cara paling akurat untuk mengukur asupan natrium atau garam.
Penelitian yang dilakukan peneliti di Universitas Tulane di New Orleans menggunakan melibatkan 400 ribu orang dewasa, yang diambil dari studi UK Biobank.
Studi observasional ini mengikuti peserta selama hampir dua belas tahun. Pada saat itu, sekitar 13 ribu orang menderita diabetes tipe 2 .
Dilansir hindustan times, peneliti utama mengatakan bahwa menghentikan konsumsi garam dapat membantu mencegah diabetes tipe 2. Namun apakah sesederhana itu?
Pertama, jenis penelitian yang disebut studi observasional ini tidak dapat membuktikan bahwa suatu hal menyebabkan hal lain, hanya membuktikan bahwa satu hal berkaitan dengan hal lain. Mungkin ada faktor-faktor lain yang berperan. Jadi, tidak tepat untuk mengatakan bahwa menghentikan konsumsi garam dapat membantu mencegah diabetes.
Asupan garam normal di negara-negara seperti Inggris adalah sekitar 8g atau dua sendok teh sehari. Namun sekitar tiga perempatnya berasal dari makanan olahan. Sebagian besar sisanya ditambahkan saat memasak dengan sedikit tambahan di meja.
NHS menyarankan agar masyarakat membatasi asupan garam harian mereka hingga 6 gram. Meski masyarakat Inggris telah mengurangi asupan garam selama beberapa dekade terakhir, masih ada jalan yang harus ditempuh, mengingat pengurangan garam adalah tujuan kesehatan masyarakat, penting untuk mengukur asupan garam untuk melihat apakah ada potensi yang dikenal sebagai efek “respons dosis”.
Data yang dilaporkan tidak dapat menunjukkan apakah mengonsumsi 2 gram garam sehari yang ditambahkan ke meja meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 lebih besar daripada mengonsumsi, katakanlah, 1 gram sehari.
Para peneliti menggunakan tes asupan garam lainnya, termasuk perkiraan berapa banyak garam yang hilang dalam urin peserta selama 24 jam. Ini adalah cara paling akurat untuk mengukur asupan natrium atau garam.