Waspada! Mewarnai Rambut Picu Kanker Payudara

Selasa, 17 Oktober 2017 - 06:01 WIB
Waspada! Mewarnai Rambut Picu Kanker Payudara
Waspada! Mewarnai Rambut Picu Kanker Payudara
A A A
JAKARTA - Apakah Anda termasuk yang sering mewarna rambut secara rutin? Kalau benar, alangkah baiknya segera menghentikan kebiasaan itu. Sebab, baru-baru ini, seorang ahli bedah menemukan adanya korelasi antara kebiasaan mewarnai rambut dengan penyakit kanker payudara.

Seperti dilansir The Sun, Profesor Kefah Mokbel, ahli bedah kanker payudara di Rumah Sakit Grace Grace London, Inggris meninjau penelitian tentang pewarna rambut dan kanker payudara. Dia menemukan kenaikan 14 persen pada penyakit tersebut, di mana kenaikan itu dialami oleh perempuan yang rutin mewarnai rambut mereka.

Untuk meminimalisir risiko itu, dia menyarankan agar perempuan hanya mewarnai rambut mereka dua sampai enam kali per tahun serta memilih lebih banyak bahan alami, seperti bit, henna, dan rose hip untuk mengurangi risiko terkena penyakit tersebut.

"Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian, temuan kami menunjukkan bahwa paparan pewarna rambut dapat menyebabkan risiko kanker payudara," kata Kefah.

"Apa yang saya temukan adalah kenyataan bahwa industri tersebut merekomendasikan agar perempuan mewarnai rambut mereka setiap empat sampai enam minggu," lanjut dia.

Untuk perempuan yang sudah berusia di atas 40 tahun, Kefah menyarankan agar melakukan pemeriksaan payudara secara rutin.

"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi hubungan antara rambut mati dan risiko kanker payudara agar bisa menginformasikan wanita dengan lebih baik," beber dia.

"Masuk akal untuk mengasumsikan pewarna rambut yang terdiri dari ramuan herbal alami seperti rose hip, rhubarb dll yang aman," tambahnya.

Sementara, pada Maret lalu, sebuah penelitian di Finlandia menemukan pewarna rambut dapat meningkatkan risiko pengembangan payudara sebesar 23 persen.

"Ada 23% peningkatan risiko kanker payudara pada perempuan yang yang mewarnai rambut mereka dibandingkan dengan mereka yang tidak," kata peneliti dari University of Helsinki dan Finnish Cancer Registry, Sanna Heikkinen.

Namun, Senna menekankan dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk membangun hubungan yang kuat antara keduanya.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5704 seconds (0.1#10.140)