Siti Fadilah Nilai Metode Wolbachia Belum Urgen untuk Cegah Demam Berdarah di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah memiliki pandangan soal nyamuk Wolbachia yang saat ini tengah menjadi sorotan. Menurutnya, nyamuk tersebut belum dibutuhkan Indonesia untuk menekan kasus demam berdarah .
Dia menilai, program konvensional Kementerian Kesehatan dinilai jauh lebih efektif dalam menekan angka kasus demam berdarah . Program yang dimaksud adalah pembersihan jentik nyamuk dan 3M (menguras, menutup, mengubur).
"Saya acungi jempol pada program Kemenkes karena bisa mengendalikan demam berdarah dan itu tanpa nyamuk (Wolbachia)," kata Siti Fadilah dalam tayangan YouTube Siti Fadilah Supari Channel, dikutip MNC Portal, Rabu (22/11/2023).
"Jadi, kenapa kita harus memanggil nyamuk-nyamuk itu untuk mengendalikan demam berdarah? Terlebih, kasus demam berdarah di Indonesia sudah cukup terkendali dengan program Kemenkes itu," ucap dia lagi.
Siti Fadilah menjelaskan nyamuk (Wolbachia) mungkin dibutuhkan, tetapi menurutnya hal itu tidak saat ini. “Untuk mengendalikan demam berdarah? Mungkin bukan sekarang atau belum sekarang," ujar dia.
Siti Fadilah menilai, keberadaan nyamuk Wolbachia berpotensi memicu risiko kerusakan lingkungan. Bukan hanya membuat masyarakat di wilayah yang disebar nyamuk jadi tidak nyaman, tapi dapat memicu evolusi atau revolusi dari nyamuk itu sendiri.
"Seperti kasus di Sri Lanka. Setelah tiga tahun menyebar nyamuk Wolbachia, muncul nyamuk yang lebih ganas," ujar Siti Fadilah.
"Singapura juga begitu. Mereka tadinya mengikuti proyek ini, tapi ternyata justru terjadi kenaikan dua kali lipat (kasus demam berdarah). Maka pemerintah Singapura mengundurkan diri dari proyek ini," ujar dia lagi.
Siti Fadilah menjelaskan perihal cara konvensional Kemenkes mencegah demam berdarah yang dinilai lebih efektif.
Menurutnya, dengan mengajak masyarakat melakukan 3M dan pembersihan jentik nyamuk di rumah maupun lingkungan rumah, itu bukan hanya mencegah demam berdarah, juga meng-improve masyarakat itu sendiri.
"Masyarakat jadi tahu bagaimana cara hidup bersih dan sehat. Masyarakat juga secara mandiri dapat melakukan pembersihan jentik nyamuk. Ini bikin masyarakat ikut improve," ujarnya.
Siti Fadilah meminta kepada penentu kebijakan untuk menomorsatukan keselamatan rakyat.
"Walau menurut hasil penelitian Prof Uut (Adi Utarini), baik-baik saja, coba sekarang yang bilang baik-baik saja, berani gak dipasangi sejuta nyamuk di kamarnya," kata Siti Fadilah.
"Ini kepentingan WMP (World Mosquito Program), bukan kepentingan kita. Indonesia sudah punya cara Kemenkes yang bagus," ujar dia lagi.
Dia menilai, program konvensional Kementerian Kesehatan dinilai jauh lebih efektif dalam menekan angka kasus demam berdarah . Program yang dimaksud adalah pembersihan jentik nyamuk dan 3M (menguras, menutup, mengubur).
"Saya acungi jempol pada program Kemenkes karena bisa mengendalikan demam berdarah dan itu tanpa nyamuk (Wolbachia)," kata Siti Fadilah dalam tayangan YouTube Siti Fadilah Supari Channel, dikutip MNC Portal, Rabu (22/11/2023).
"Jadi, kenapa kita harus memanggil nyamuk-nyamuk itu untuk mengendalikan demam berdarah? Terlebih, kasus demam berdarah di Indonesia sudah cukup terkendali dengan program Kemenkes itu," ucap dia lagi.
Siti Fadilah menjelaskan nyamuk (Wolbachia) mungkin dibutuhkan, tetapi menurutnya hal itu tidak saat ini. “Untuk mengendalikan demam berdarah? Mungkin bukan sekarang atau belum sekarang," ujar dia.
Siti Fadilah menilai, keberadaan nyamuk Wolbachia berpotensi memicu risiko kerusakan lingkungan. Bukan hanya membuat masyarakat di wilayah yang disebar nyamuk jadi tidak nyaman, tapi dapat memicu evolusi atau revolusi dari nyamuk itu sendiri.
"Seperti kasus di Sri Lanka. Setelah tiga tahun menyebar nyamuk Wolbachia, muncul nyamuk yang lebih ganas," ujar Siti Fadilah.
"Singapura juga begitu. Mereka tadinya mengikuti proyek ini, tapi ternyata justru terjadi kenaikan dua kali lipat (kasus demam berdarah). Maka pemerintah Singapura mengundurkan diri dari proyek ini," ujar dia lagi.
Siti Fadilah menjelaskan perihal cara konvensional Kemenkes mencegah demam berdarah yang dinilai lebih efektif.
Menurutnya, dengan mengajak masyarakat melakukan 3M dan pembersihan jentik nyamuk di rumah maupun lingkungan rumah, itu bukan hanya mencegah demam berdarah, juga meng-improve masyarakat itu sendiri.
"Masyarakat jadi tahu bagaimana cara hidup bersih dan sehat. Masyarakat juga secara mandiri dapat melakukan pembersihan jentik nyamuk. Ini bikin masyarakat ikut improve," ujarnya.
Siti Fadilah meminta kepada penentu kebijakan untuk menomorsatukan keselamatan rakyat.
"Walau menurut hasil penelitian Prof Uut (Adi Utarini), baik-baik saja, coba sekarang yang bilang baik-baik saja, berani gak dipasangi sejuta nyamuk di kamarnya," kata Siti Fadilah.
"Ini kepentingan WMP (World Mosquito Program), bukan kepentingan kita. Indonesia sudah punya cara Kemenkes yang bagus," ujar dia lagi.
(tdy)