Cisadane Berpotensi Jadi Destinasi Wisata Dunia

Selasa, 21 November 2017 - 12:53 WIB
Cisadane Berpotensi Jadi Destinasi Wisata Dunia
Cisadane Berpotensi Jadi Destinasi Wisata Dunia
A A A
TANGERANG - Sungai Cisadane memiliki potensi wisata dunia. Sungai besar Tatar Pasundan, Cisadane bisa disejajarkan dengan Sungai Seine di Prancis dan Sungai Thames di London.

Sungai dengan panjang sekitar 126 km dan pada bagian hilirnya cukup lebar sehingga dapat dilayari kapal kecil itu pada abad ke-16 merupakan primadona bagi perdagangan rempah-rempah. Bahkan, hingga tahun 1990-an, sungai ini masih menjadi akses utama pengiriman bambu dari Bogor ke Tangerang.

Hingga kini Cisadane masih menjadi denyut ekonomi penghidupan warga Tangerang. Dengan adanya Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) di Kota Tangerang, Sungai Cisadane bisa menjadi tempat singgah pertama bagi para turis asing yang ingin pelesiran ke daerah lain di Indonesia.

Pemandangan alami petani pencari cacing menggunakan perahu kayu kecil dan warga sekitar yang berjajar rapi di pinggir sungai memancing ikan bermandikan cahaya matahari menjadi daya tarik.

Belum lagi upacara pengajian dan tari cokek masyarakat China peranakan yang hidup di pesisir sungai pada waktu-waktu tertentu akan menjadi pertunjukan seni dan budaya eksotis bagi wisatawan. Kepala Bidang Pariwisata Disbudpar Pemerintah Kota Tangerang Rizal Ridolloh mengatakan, Sungai Cisadane yang bermuara ke Laut Jawa memiliki potensi wisata kelas dunia.

“Sungai Cisadane juga merupakan sumber kehidupan warga Tangerang Raya,” ujar Rizal, saat coffee morning bertajuk Menggali Potensi Sungai Cisadane.

Tidak hanya mengandalkan potensi alami yang dimiliki Sungai Cisadane, untuk menggenjot kunjungan wisman ke sungai yang hulunya berada di lereng Gunung Pangrango, juga ada wisata tematik.

“Kami sudah membuat kegiatan rutin yang go international, yaitu Festival Cisadane sejak 1995 hingga kini. Kami juga membuat beberapa spot berfoto bagi para pengunjung di pinggir sungai,” sebutnya.

Bagi para pelancong Cisadane yang ingin berwisata kuliner, saat ini sudah mulai berdiri rumah makan atau kafe di sepanjang bantaran sungai dan yang ada di kawasan Pasar Lama Kota Tangerang. Di sepanjang sungai ini juga ada wisata religi yang sudah masuk cagar budaya seperti masjid Kali Pasir yang berusia ratusan tahun.

Masjid ini konon menjadi penyebaran agama Islam di Tangerang. Kemudian ada Vihara Bon Tek Bio yang juga telah berusia ratusan tahun. Kedua rumah ibadah ini merupakan bentuk asimilasi budaya China dan Islam yang menjadi akar budaya warga Tangerang. Lalu, ada kampung berkelir.

Kampung ini merupakan pemukiman warga yang disulap menjadi kampung warna-warni yang melibatkan para pelukis jalanan ternama di dunia sehingga menjadi sangat cantik.

“Ke depan, kami akan mengembangkan transportasi air di Sungai Cisadane sebagai transportasi massal andalan di Kota Tangerang yang masih dalam kajian kami terus-menerus,” ungkap Rizal.

Rizal mengakui potensi Sungai Cisadane yang sangat besar masih belum digali secara maksimal. Pengembangannya pun diakui banyak menemui tantangan pemerintah daerah yang dilintasi sungai tersebut.

“Pengembangan Sungai Cisadane menjadi wisata dunia ini terkendala administrasi karena pengelolaannya melibatkan banyak institusi pemerintah dari Bogor sampai ke Tangerang Raya,” tutur Rizal.

Meski demikian, tantangan itu, menurutnya, bukan kendala untuk bisa mengembalikan peran Sungai Cisadane sebagai primadona dunia pada masa silam. Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, sebagai wisata kelas dunia, pihaknya juga terus menjaga agar kualitas air Sungai Cisadane tetap terjaga sehingga bermanfaat untuk khalayak.

“Pelestarian Sungai Cisadane tidak hanya untuk menjaga mutu kualitas air yang merupakan air baku utama warga Tangerang, tapi juga dengan penurapan pada bantaran sungainya,” ungkapnya.

Sejumlah penghijauan dan taman tematik di sepanjang sungai pun mulai dibuat seperti Taman Nobar, Taman Air Mancur, Lapangan Futsal, Land Mark Kota seperti benteng, meriam, dan flying deck. Bahkan, saat malam hari pun penataan dilakukan agar Cisadane tetap menarik dikunjungi di malam hari, seperti dengan memasang lampu-lampu pada sisi bawah turap sungai sehingga terlihat cantik.

“Sungai Cisadane telah menjadi potensi wisata dunia di Kota Tangerang. Karena itu, penataan akan terus dilakukan tahun ini lantaran proses penurapan oleh pihak kementerian kembali dikerjakan,” paparnya.

Selain menjadi pusat pariwisata, Sungai Cisadane yang bermuara di Tanjung Burung juga menjadi pusat irigasi, pengendali banjir, dan penyedia air bersih paling utama bagi warga Tangerang. Hal ini diungkapkan oleh Direktur PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang Sumarya. Pemanfaatan Sungai Cisadane menjadi penyedia air bersih, mulai dilakukan sejak tahun 1930-an oleh Hindia Belanda.

Dimulai dengan dibangunnya pintu air 10 yang sangat kokoh. Bangunan ini masih berdiri hingga sekarang dan menjadi salah satu pemandangan yang sangat cantik, terutama setelah matahari terbenam.

“Air adalah sumber kebutuhan pokok manusia, selain udara. Sebanyak 200.000 warga Tangerang mengantungkan hidupnya dari Sungai Cisadane dan sudah go international,” sebut Sumarya.

Para turis asing yang datang ke Indonesia dari Bandara Soetta, tanpa sadar, ketika pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka, mereka memakai air Cisadane yang sudah dikelola jadi air bersih oleh PDAM.

“Jadi, jangan salah, air Sungai Cisadane sebenarnya sudah go international dan sudah banyak dipuji oleh turis asing yang datang ke Bandara Soetta karena sangat bersih digunakan,” ungkap Sumarya. (Hasan Kurniawan)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9787 seconds (0.1#10.140)