Tangga Kesuksesan Stella McCartney, Desainer Pencinta Lingkungan

Minggu, 03 Desember 2017 - 18:58 WIB
Tangga Kesuksesan Stella McCartney, Desainer Pencinta Lingkungan
Tangga Kesuksesan Stella McCartney, Desainer Pencinta Lingkungan
A A A
MESKIPUN memiliki nama besar McCartney, sebagai anak dari anggota band Beatles, Paul McCartney, Stella membuktikan mampu menggapai tangga kesuksesan di luar bayang-bayang sang ayah. Lewat ide kreatif dan komitmennya terhadap sustainable fashion, karya Stella banyak dikagumi pencinta fashion, termasuk para tokoh dan selebriti dunia.

Sebelum memiliki karier yang sukses di panggung mode dunia, Stella memang telah menunjukkan bakatnya sebagai perancang sejak muda. Stella belajar di sekolah negeri East Sussex, Inggris. Meskipun ia adalah anak selebriti, sang ayah percaya bahwa Stella harus menjalani kehidupan normal seperti anak-anak lain. Sebagai gadis muda berusia tiga belas tahun, Stella menunjukkan minat dalam mendesain pakaian. Bahkan, ia berhasil merancang jaket pertamanya, yang ia pelajari dari penjahit pakaian ayahnya.

Tiga tahun kemudian, dia merancang koleksi haute couture pertamanya dan bekerja dengan penjahit ayahnya, Edward Sexton. Seperti tersihir, Stella pun terus mengasah kemampuannya hingga belajar di Ravensbourne College of Design and Communication pada awal 1990-an, dan belajar fashion design di Central Saint Martins.

Pada usia 25 tahun, Stella diangkat sebagai direktur kreatif Chloe pada 1997, mengambil alih tempat Karl Lagerfeld. Tidak lama setelah itu, ia pun mendirikan labelnya sendiri, Stella McCartney, bekerja sama dengan Gucci yang sekarang bernama Kering. Dia juga bermitra dengan Disney untuk menciptakan perhiasan bertema Alice in Wonderland pada tahun 2010.

Dia telah menjadi perancang resmi Tim Inggris Raya melalui Adidas pada tahun 2012 dan Olimpiade 2016. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Olimpiade ketika seluruh pakaian tim, baik untuk Olimpiade maupun Para-Olimpiade, di semua kompetisi, dirancang oleh satu perancang terkemuka.

Saat ini Stella memproduksi ready to wear, aksesori, lingerie, wewangian, busana anak-anak, dan produk Adidas oleh Stella McCartney yang tersedia melalui 47 toko bebas, termasuk London, Paris, Milan, New York, Los Angeles, Tokyo, Hong Kong, Beijing, dan Shanghai. Serta lebih dari 600 agen grosir di kota-kota utama di seluruh dunia.

Bukan sekadar menciptakan yang dicintai orang banyak, dia juga memiliki perhatian yang lebih terhadap sustainable fashion. "Untuk setiap bagian dalam setiap koleksi, saya selalu bertanya apa yang telah kita lakukan untuk membuat pakaian ini lebih lestari dan apa lagi yang bisa kita lakukan. Ini adalah upaya terus-menerus untuk memperbaiki diri," ucap wanita berusia 46 tahun ini dilansir dari halaman situsnya.

Ketika meluncurkan bisnis bebas kulit dan bebas bulu pada tahun 2001, ada jutaan orang skeptis. Bahkan, Stella tidak jarang diejek dan dianggap tidak akan berhasil. Namun, kini para pencinta fashion bisa melihat koleksinya yang bebas bulu dan bebas kulit binatang di atas runway tanpa mengesampingkan sisi estetika.

Koleksi Adidas yang dirancang Stella McCartney pun telah membawa eco-fashion ke pasar atletik. Ia mengembangkan jaket dan sepatu kets terbuat dari 100 persen daur ulang poliester. Tidak hanya ide gilanya yang menarik untuk diikuti. Dengan desain yang apik, karya Stella pun terlihat membalut para tokoh dan selebriti dunia. Salah satunya digunakan Duchess of Cambridge, Kate Middleton, dan Melanie Trump. Tentu saja karena besarnya bisnis yang dimilikinya, kekayaan Stella ditaksir mencapai USD75 juta atau setara Rp1,1 triliun.

Penghargaan Spesial Sustainable Fashion
Berkarya di panggung mode dunia, Stella McCartney dikenal sebagai salah satu perancang yang mengedepankan sustainable fashion. Komitmen tersebut pun diganjar penghargaan Special Recognition Award for Innovation dalam ajang Fashion Awards di London.

British Fashion Council menghormati komitmen Stella yang memperjuangkan sustainable fashion dan hak-hak binatang di Fashion Awards pada tahun ini. McCartney menjadi penerima pertama Special Recognition Award for Innovation, sebuah penghargaan baru yang telah ditambahkan dalam jajaran kategori pada tahun ini.

"Yang paling saya banggakan bahwa ini penghargaan baru yang diperkenalkan ke dalam Fashion Awards, sebuah pengakuan khusus atas inovasi. Saya berharap sebagai penerima pertama, saya bisa menginspirasi rumah desain lain untuk mengikuti dan menjadikannya penghargaan paling bergengsi ini, bukan hanya satu kali," kata Stella dilansir dari WWD.

Ketua Dewan Mode Inggris, Natalie Massenet, mengungkapkan penghargaan tersebut memberikan penyegaran di Fahsion Awards. Ruang lingkup pesan yang disampaikan akan terasa secara internasional, ketika Stella sendiri dianggap sebagai perintis mode. Menurut Natalie, Stella adalah bukti kalau mode yang tinggi dengan prosesnya yang mengedepankan etika tetapi bisa menghasilkan karya yang menakjubkan.

Tentunya, dengan pendekatan inovatif di industri fashion yang sangat menginspirasi. "Menciptakan bisnis modern, pada gilirannya telah membuatnya menjadi yang terdepan dalam inovasi sumber dan bahan yang berkelanjutan (sustainable)," komentar Natalie.

McCartney memulai kariernya sebagai direktur kreatif rumah mewah Prancis Chloe, sebelum membuat label sendiri. Saat ini bisnis fashion-nya telah berkembang yang mencakup busana wanita, pakaian pria, pakaian wanita, aksesori, lingerie, pakaian renang, dan wewangian. Dia juga salah satu perancang high-end pertama yang berkolaborasi dengan dunia olahraga melalui koleksi Adidas oleh Stella McCartney. McCartney telah menggunakan bahan-bahan seperti kulit yang terbuat dari sayur-sayuran, kapas organik, dan kasmir yang telah diregenerasi dalam koleksinya.

Ia pun memiliki kemitraan dengan mitra daur ulang seperti Econyl, yang menggunakan teknologi regenerasi inovatif untuk membuat nilon daur ulang kualitas murni. Ia juga bekerja sama dengan Bolt Threads, perusahaan bioteknologi yang berbasis di San Francisco Bay Area yang mengembangkan serat dari nol berdasarkan protein yang ditemukan di alam.

Komitmennya terhadap masalah lingkungan berarti bahwa dia tidak pernah menggunakan kulit maupun bulu binatang desainnya. Dia memilih kulit vegetarian dan memperoleh sumber daya dari hutan yang bersertifikat. Salah satu inovasinya terbaru terungkap beberapa bulan lalu saat dia mengaku bekerja sama dengan Bolt Threads menggunakan sutra buatan bioteknologi.

Diadakan setiap tahun dengan rumah kristal Swarovski, The Fashion Awards memang diadakan untuk menghargai para kreativitas dan inovasi dalam mode serta para perancang dan tokoh industri yang telah mengalami perubahan selama 12 bulan terakhir. The Fashion Awards dijadwalkan berlangsung pada 4 Desember di Royal Albert Hall, London.

Para nominator lainnya, antara lain Michele dari Gucci, Jonathan Smith dari Loewe, dan Maria Grazia Chiuri dari Dior. Semuanya terpilih sebagai Designer of The Year. Adapun nama-nama baru dari peragaan busana London, termasuk orang-orang seperti Matty Bovan, Rejina Pyo, dan Michael Halpern.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0955 seconds (0.1#10.140)