Nyamuk Wolbachia Penangkal Aedes Aegypti Jadi Perdebatan, Ini Penjelasan Tim Ahli Kemenkes
loading...
A
A
A
Uniknya, nyamuk ini menghasilkan siklus yang berbeda saat proses perkawinan. Nyamuk wolbachia jantan yang kawin dengan betina tidak akan menghasilkan telur yang menetas.
“Nyamuknya jadi mandul ya, tidak bisa menghasilkan keturunan,” papar Prof Aryati.
Nyamuk wolbachia betina yang kawin dengan jantan akan menghasilkan telur dengan gen wolbachia.
“Sama halnya kalau nyamuk wolbachia jantan dan betina yang kawin, mereka akan menghasilkan telur yang menetas dan berwolbachia,” jelasnya.
Setelah melalui penelitian panjang, terbukti bahwa keberadaan nyamuk wolbachia mampu menurunkan kasus demam berdarah sebesar 77,1 persen. Selain itu jumlah perawatan di rumah sakit akibat demam berdarah mengalami penurunan sebanyak 86 persen.
Keberadaan nyamuk yang tengah menjadi perdebatan itu ternyata memiliki beragam manfaat. Meski nyamuk tersebut mengandung bakteri, namun tidak bisa menginfeksi manusia.
“Bakterinya tidak mungkin pindah, karena bakteri hanya berada pada tubuh nyamuk saja. Kalau tergigit tidak akan menyebabkan manusia sakit,” ungkap Prof Aryati.
Nyamuk wolbachia tidak mengurangi populasi nyamuk aedes aegypti. Namun, dengan adanya nyamuk ini, akan menekan penyebaran virus dengue yang dapat terbawa oleh nyamuk aedes aegypti.
Prof Aryati menegaskan bahwa nyamuk wolbachia menjadi pelengkap dari program 3M Plus milik pemerintah. Ia berpesan kepada masyarakat untuk tidak khawatir terhadap keberadaannya.
“Masyarakat tidak perlu khawatir. Kalau terlanjur tergigit tidak apa-apa, karena bakteri nyamuk tidak berpindah ke manusia,” tandasnya.
“Nyamuknya jadi mandul ya, tidak bisa menghasilkan keturunan,” papar Prof Aryati.
Nyamuk wolbachia betina yang kawin dengan jantan akan menghasilkan telur dengan gen wolbachia.
“Sama halnya kalau nyamuk wolbachia jantan dan betina yang kawin, mereka akan menghasilkan telur yang menetas dan berwolbachia,” jelasnya.
Setelah melalui penelitian panjang, terbukti bahwa keberadaan nyamuk wolbachia mampu menurunkan kasus demam berdarah sebesar 77,1 persen. Selain itu jumlah perawatan di rumah sakit akibat demam berdarah mengalami penurunan sebanyak 86 persen.
Keberadaan nyamuk yang tengah menjadi perdebatan itu ternyata memiliki beragam manfaat. Meski nyamuk tersebut mengandung bakteri, namun tidak bisa menginfeksi manusia.
“Bakterinya tidak mungkin pindah, karena bakteri hanya berada pada tubuh nyamuk saja. Kalau tergigit tidak akan menyebabkan manusia sakit,” ungkap Prof Aryati.
Nyamuk wolbachia tidak mengurangi populasi nyamuk aedes aegypti. Namun, dengan adanya nyamuk ini, akan menekan penyebaran virus dengue yang dapat terbawa oleh nyamuk aedes aegypti.
Prof Aryati menegaskan bahwa nyamuk wolbachia menjadi pelengkap dari program 3M Plus milik pemerintah. Ia berpesan kepada masyarakat untuk tidak khawatir terhadap keberadaannya.
“Masyarakat tidak perlu khawatir. Kalau terlanjur tergigit tidak apa-apa, karena bakteri nyamuk tidak berpindah ke manusia,” tandasnya.