Dibuka Menguat Lagi, Rupiah Sukses Memanfaatkan Pelemahan USD

Selasa, 27 Februari 2018 - 10:14 WIB
Dibuka Menguat Lagi, Rupiah Sukses Memanfaatkan Pelemahan USD
Dibuka Menguat Lagi, Rupiah Sukses Memanfaatkan Pelemahan USD
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini dibuka kembali menguat, memperpanjang kenaikan kemarin. Pergerakan mata uang Garuda ini di tengah kondisi USD yang masih terlihat melemah.

Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka pada level Rp13.650/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah menguat tipis dibandingkan posisi perdagangan sebelumnya yang berada di level Rp13.659/USD.

Posisi rupiah berdasarkan data Bloomberg, pada sesi pembukaan berada di level Rp13.652/USD atau membaik dari posisi perdagangan sebelumnya Rp13.660/USD. Pergerakan harian rupiah pada awal perdagangan ada di kisaran Rp13.647-Rp13.664/USD.

Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah pada sesi perdagangan pukul 10.06 WIB berada pada posisi Rp13.653/USD atau naik tipis dari posisi penutupan sebelumnya Rp13.655/USD. Pergerakan harian rupiah pada akhir pekan ada di level Rp13.643-Rp13.656/USD.

Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah di awal perdagangan menguat ke level Rp13.649/USD dibanding kemarin di level Rp13.665/USD.

Di sisi lain seperti dilansir Reuters, USD mereda dengan fokus pada serangkaian data ekonomi pekan ini dan kesaksian Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang dapat menentukan apakah pemulihan mata uang AS dari level terendah dalam tiga tahun memiliki lebih banyak ruang untuk dijalankan.

Indeks USD terhadap enam mata uang utama turun 0,1% menjadi 89,760. Greenback masih tercatat naik 1,7% di atas posisi tertinggi tiga tahun di level 88,25 pada 16 Februari.

Fokus pekan ini adalah kesaksian kongres Powell yang pertama, pada saat investor merasa cemas atas laju pengetatan moneter AS setelah bertahun-tahun mengalami rangsangan. Powell akan memberi kesaksian mengenai laporan tengah tahunan bank sentral mengenai kebijakan moneter dan ekonomi sebelum Komite Layanan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat AS.

Ahli strategi investasi untuk LGT Bank di Singapura, Roy Teo mengatakan, Powell mungkin akan terdengar optimistis terhadap prospek ekonomi, namun menekankan kesabaran dalam menilai apakah inflasi akan naik. "USD tidak mungkin mendapat pengangkatan besar setelah pidato Powell," kata Teo.

Dia menambahkan bahwa ini terutama terjadi mengingat ekspektasi pasar yang berlaku untuk ukuran inflasi yang disukai Fed, indeks harga konsumsi pribadi inti (core personal consumption spending/PCE), yang dijadwalkan pada Kamis.

Ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan inti PCE akan meningkat 1,5% dari tahun ke tahun pada Januari, yang akan sama dengan penurunan pada Desember dan masih jauh dari target The Fed sebesar 2%.

Jika ternyata hal tersebut terjadi, rintangan bagi The Fed untuk meningkatkan proyeksi kenaikan suku bunga tahun ini pada pertemuan kebijakannya pada Maret, akan relatif tinggi.

Pekan ini penuh dengan data ekonomi AS mengenai kepercayaan konsumen, merevisi pertumbuhan kuartal keempat, pendapatan manufaktur dan pendapatan pribadi serta pengeluaran.

Terhadap yen, USD tergelincir 0,1% menjadi 106,86, namun masih 1,2% di atas level terendah dalam 15 bulan di posisi 105,545 yang terjadi pada 16 Februari.

Euro terhadap USD juga naik tipis 0,1% menjadi 1,2328, dengan investor terlihat berhati-hati mengambil posisi besar pekan ini menjelang peristiwa politik di Eropa.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3628 seconds (0.1#10.140)