Es Krim Bisa Atasi Stres? Ternyata Makanan Berlemak Meningkatkan Risiko Kesehatan Mental

Minggu, 07 Januari 2024 - 11:33 WIB
loading...
A A A
Dia lebih lanjut mencatat bahwa peningkatan trigliserida dan protein C-reaktif dapat merangsang vasokonstriktor dan penanda inflamasi, mengurangi oksida nitrat yang berasal dari endotel, yang kemudian dapat mengganggu fungsi endotel.

“Penelitian di masa depan harus bertujuan untuk meneliti mekanisme ini lebih jauh dan menilai dampak lemak terhadap respons pembuluh darah selama stres,” katanya.

Mengapa orang rentan konsumsi makanan berlemak saat stres?

Robert Iafelice, MS, RD, LDN , yang merupakan Medical Reviewer di SET FOR SET, mengatakan bahwa streslah yang mendorong keinginan kita untuk mengonsumsi makanan berlemak.

“Orang yang mengalami stres psikososial cenderung mengonsumsi makanan yang tidak sehat,” ujarnya. “Stres memicu pelepasan kortisol dalam jumlah tinggi, yang sering disebut 'hormon stres'. Kortisol tinggi dikaitkan dengan peningkatan nafsu makan terhadap makanan padat kalori, misalnya makanan berlemak, biji-bijian olahan, dan makanan olahan dengan tambahan gula.”'



Namun, meskipun mengonsumsi makanan berenergi tinggi ini mungkin bermanfaat bagi nenek moyang kita setelah melawan predator atau melarikan diri dari bahaya, hal ini reaksi stres tidak membantu kita dengan baik dalam hal tekanan mental atau emosional.

Iafelice mencatat bahwa kortisol tinggi dan makanan tidak sehat dapat menyebabkan peningkatan obesitas perut, yang merupakan salah satu komponen sindrom metabolik.

Sindrom metabolik adalah sekelompok kondisi yang terkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes, jelas Iafelice.
(tdy)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1231 seconds (0.1#10.140)