Hari Gizi Nasional, Ini 5 Cara Mengolah Makanan di Rumah agar Anak Terhindar dari Keracunan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Salah satu cara mencegah stunting pada anak yakni dengan memberi makanan yang bersih dan bergizi. Dengan demikian, nutrisi pada makanan dapat dicerna secara sempurna.
Namun sayang, di Indonesia kerap sulit untuk mendapatkan makanan bersih, sehat, dan bergizi. Bahkan makanan yang diolah di rumah ternyata bisa menjadi hidangan yang paling sering menbuat anak keracunan.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, makanan rumah tangga menjadi yang paling berbahaya dan menyebabkan anak keracunan. Melihat data dari KLB Keracunan Pangan tahun 2018, masakan rumah tangga menduduki posisi pertama tempat pengelolaan makanan paling beracun dengan persentase 28 persen. Hal serupa juga terjadi pada jasa boga atau katering.
“Rumah seharusnya menjadi tempat yang aman, tapi memegang peranan yang cukup tinggi. Berarti ada yang salah dalam pengelolaan pangan di rumah masing-masing,” kata dr. Yoga Devaera selaku Kepala Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik FKUI-RSCM dalam seminar Food Safety: Safe Food Now for Better Tomorrow di Jakarta, Kamis (25/1/2024).
Masalah ini tentu tidak boleh diabaikan. Pemenuhan gizi pada anak merupakan hal penting agar tidak terjadi stunting.
Untuk itu, dalam peringatan Hari Gizi Nasional ke-64, dr. Yoga membagikan 5 kunci keamanan pangan seperti berikut ini.
“Apabila didekatkan dengan makanan yang matang yang akan kita langsung makan, maka bakteri ini akan pindah dan menyebabkan kesakitan,” terang dr. Yoga.
“Ketika kita ingin menyimpan dalam waktu yang lama, pilihannya cuma dua, dinginkan dalam waktu -5 derajat celcius atau panaskan di atas 60 derajat celcius. Di antara itu, itu waktu yang berbahaya,” kata dr. Yoga.
Sementara suhu yang paling berbahaya yakni suhu ruang atau suhu yang dekat dengan tubuh kita yaitu 25-48 derajat celcius.
Untuk itu, dr. Yoga menekankan agar orang tua tidak memberikan MPASI dan susu formula yang telah dibuat dalam dua jam. Karena bisa jadi telah mengandung bakteri.
Namun sayang, di Indonesia kerap sulit untuk mendapatkan makanan bersih, sehat, dan bergizi. Bahkan makanan yang diolah di rumah ternyata bisa menjadi hidangan yang paling sering menbuat anak keracunan.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, makanan rumah tangga menjadi yang paling berbahaya dan menyebabkan anak keracunan. Melihat data dari KLB Keracunan Pangan tahun 2018, masakan rumah tangga menduduki posisi pertama tempat pengelolaan makanan paling beracun dengan persentase 28 persen. Hal serupa juga terjadi pada jasa boga atau katering.
“Rumah seharusnya menjadi tempat yang aman, tapi memegang peranan yang cukup tinggi. Berarti ada yang salah dalam pengelolaan pangan di rumah masing-masing,” kata dr. Yoga Devaera selaku Kepala Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik FKUI-RSCM dalam seminar Food Safety: Safe Food Now for Better Tomorrow di Jakarta, Kamis (25/1/2024).
Masalah ini tentu tidak boleh diabaikan. Pemenuhan gizi pada anak merupakan hal penting agar tidak terjadi stunting.
Untuk itu, dalam peringatan Hari Gizi Nasional ke-64, dr. Yoga membagikan 5 kunci keamanan pangan seperti berikut ini.
1. Menjaga Kebersihan Tangan dan Permukaan
Menjaga kebersihan tangan adalah hal yang wajib. Setiap kali kontak dengan makanan, harus cuci tangan terlebih dulu. Tidak hanya itu, orang tua juga wajib memastikan permukaan alat yang digunakan untuk makan dan memasak semua dalam keadaan bersih.2. Pisahkan Makanan Mentah dan Matang
Memisahkan makanan mentah dan matang masih sering diabaikan. Padahal hal ini sangat penting. Terutama makanan yang berasal dari protein hewani, misalnya daging, ikan, ayam. Sebab, protein hewani dapat mengkontaminasi makanan matang sehingga kalau dikonsumsi akan menyebabkan sakit.“Apabila didekatkan dengan makanan yang matang yang akan kita langsung makan, maka bakteri ini akan pindah dan menyebabkan kesakitan,” terang dr. Yoga.
3. Masak Makanan hingga Matang
Masak makanan hingga matang merupakan langkah tepat untuk membunuh bakteri, baik itu dalam sayur maupun daging. Dalam hal ini, dr. Yoga mencontohkan telur. Makanan tinggi protein itu wajib dimasak hingga matang, apalagi jika ingin disajikan untuk anak. Sebab, di dalam telur mengandung salmonela yang menyebabkan penyakit saluran cerna seperti tifus.4. Simpan Pangan dalam Suhu yang Aman
Suhu yang berbahaya bisa menyebabkan kuman berkembang biak dengan cepat. Untuk itu, dr. Yoga menyarankan untuk menyimpan makanan dalam suhu yang sangat dingin atau yang sangat panas.“Ketika kita ingin menyimpan dalam waktu yang lama, pilihannya cuma dua, dinginkan dalam waktu -5 derajat celcius atau panaskan di atas 60 derajat celcius. Di antara itu, itu waktu yang berbahaya,” kata dr. Yoga.
Sementara suhu yang paling berbahaya yakni suhu ruang atau suhu yang dekat dengan tubuh kita yaitu 25-48 derajat celcius.
Untuk itu, dr. Yoga menekankan agar orang tua tidak memberikan MPASI dan susu formula yang telah dibuat dalam dua jam. Karena bisa jadi telah mengandung bakteri.
5. Gunakan Air dan Bahan Baku yang Aman
Gunakan air yang aman untuk mematikan bakteri. Salah satunya yakni memasak air sampai mendidih. Selain itu, penting juga memilih bahan baku masakan yang berkualitas, jangan gunakan bahan baku yang telah rusak. Sebab, jika menggunakan bahan baku yang rusak maka makanan menjadi tidak aman.(tsa)