Cara Mengusir Bau Mulut saat Berpuasa

Senin, 28 Mei 2018 - 14:03 WIB
Cara Mengusir Bau Mulut saat Berpuasa
Cara Mengusir Bau Mulut saat Berpuasa
A A A
SAAT berpuasa, rongga mulut menjadi lebih kering sehingga produksi saliva berkurang. Kondisi ini menimbulkan bau mulut yang cenderung menurunkan kepercayaan diri ketika berinteraksi.

Menurut drg Nada Ismah SpOrt, bau mulut saat berpuasa terjadi karena tidak ada makanan yang dikunyah selama sehari penuh sehingga produksi saliva (air liur) berkurang. Sebetulnya bila tanpa masalah gigi dan mulut, bau mulut tersebut tidak akan terlalu mengganggu. Namun, akan lain halnya jika ada gigi berlubang. Sebab, gigi berlubang akan membuat sisa makanan terjebak di gigi dan membusuk.

“Sisa makanan yang membusuk itulah yang membuat bau mulut, sama halnya dengan peradangan di gusi yang juga bisa membuat bau mulut,” kata dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia ini dalam acara “Saatnya Hijrah dengan Sasha Halal Toothpaste”.

Selama berpuasa, rongga mulut akan lebih kering dari biasanya Hal ini menyebabkan bakteri anaerob penghasil belerang berkembang biak, terutama pada kondisi oral hygiene buruk. Alhasil, bau mulut pun tidak dapat dicegah.

“Halitosis (bau mulut) selama puasa memang tidak bisa dihindari karena jumlah saliva menurun drastis, makanya mulut jadi lebih kering,” ungkap drg Adianti MDSc SpOrt di Griya DR Sony, Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan.

Meski demikian, halitosis dapat diminimalisasi selama puasa. “Dengan membersihkan sumber infeksinya, seperti lubang gigi ditambal, karang gigi dibersihkan, dan sisa akar dicabut,” beber drg Adianti.

Sementara itu, drg Nada menuturkan, menjaga kesehatan gigi dan mulut saat berpuasa sama saja dengan ketika tidak berpuasa, antara lain menyikat gigi sebelum tidur dan sesudah sahur. Pastikan tidak ada sisa makanan di sela-sela gigi. Sisa makanan yang tidak dibersihkan akan menimbulkan bau mulut. Gigi juga harus benar-benar bersih sebelum berpuasa, jangan ada plak di gigi karena hal itu juga memicu bau mulut.

“Plak adalah bagian di gigi yang menempel bila kurang bersih menyikat gigi. Bila kuku digoreskan ke gigi dan ada bagian yang menempel di gigi, itulah plak,” kata drg Nada.

Penambahan obat kumur untuk mengurangi bau mulut perlu diperhatikan, mengingat berpotensi membuat mulut lebih kering, terutama yang mengandung alkohol. Lebih jauh, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi halitosis selama puasa. Paling utama adalah menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi dan lidah dengan benar dan teratur setidaknya dua kali sehari, yakni sehabis sahur dan sebelum tidur malam hari. Berkumur dengan benar saat wudu dapat mengatasi kondisi mulut yang cenderung kering sehingga hal tersebut membantu menurunkan risiko halitosis.

Memperbanyak konsumsi sayur dan buah serta minum air putih saat sahur dan berbuka juga amat dianjurkan sehingga saat puasa tubuh tidak dehidrasi. Sebagian besar kasus halitosis muncul (90%) karena adanya masalah di mulut, seperti oral hygiene buruk, karies, karang gigi, dan penyakit periodontal. Sedangkan, 10% kasus halitosis lainnya disebabkan berbagai faktor di luar mulut, mulai penyakit gastroinstestinal, infeksi saluran respiratori, tonsilitis, hingga penyakit sistemik. Kebersihan mulut (oral hygiene ) yang tidak terjaga menyebabkan sisa makanan menumpuk dalam mulut.

Sisa makanan yang bertumpuk dalam mulut merupakan kondisi ideal bagi bakteri untuk berkembang. Adapun karies merupakan sarang bagi bakteri dalam mulut untuk berkembang. Semakin besar lubang yang terjadi akibat karies, semakin banyak pula makanan yang mungkin menumpuk di area tersebut. Akibatnya, bakteri akan semakin bertambah di area karies gigi. Cara untuk mengatasi halitosis dalam kondisi ini ialah dengan memperbaiki dan mengoptimalkan upaya membersihkan mulut.

Karena itu, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengevaluasi ulang teknik menggosok gigi dengan berkonsultasi ke dokter gigi. Banyak pasien yang merasa sudah menyikat gigi dengan benar, tetapi masih memiliki halitosis. Kemampuan menggosok gigi dapat dievaluasi dengan disclosing agent , yaitu bahan pewarna yang akan melekat pada plak gigi. Jika kemampuan menggosok gigi benar, pewarnaan yang terjadi amat minim, bahkan tidak ada. Lidah juga perlu disikat untuk mendapatkan kebersihan mulut yang maksimal.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5871 seconds (0.1#10.140)