Ini Tradisi Mudik Lebaran Keluarga Kang Mus Alias Epy Kusnandar

Minggu, 17 Juni 2018 - 13:30 WIB
Ini Tradisi Mudik Lebaran Keluarga Kang Mus Alias Epy Kusnandar
Ini Tradisi Mudik Lebaran Keluarga Kang Mus Alias Epy Kusnandar
A A A
JAKARTA - Setiap kali hari raya idul fitri datang, tidak sedikit kaum muslim yang rela pulang kampung untuk bisa bertemu keluarga. Mereka seakan-akan tidak peduli meskipun perjalanan yang harus ditempuh sangat melelahkan.

Hal tersebut juga yang dialami oleh pemain film Preman Pensiun, Epy Kusnandar. Memiliki istri orang Sumatera, mau-tidak mau mengharuskan dia untuk berkunjung, silaturahmi ke keluarga istrinya, meskipun jarak yang harus ditempuh cukup jauh.

Bahkan, dalam setiap lebaran, Epy senantiasa menggilir jadwal lebaran di dua tempat itu, tempat istrinya dan kota asalnya di Garut. "Biasanya yang sudah-sudah itu, gantian. Tahun ini kebagian ke keluarga saya dulu di Garut, terus ke keluarga istri. H-3 sudah ada di sana (Garut)," kata Epy, ditemui di kawasan Kalibata City, Jakarta Selatan.

Rencananya, dia akan bertolak ke Sumatera pada H+2. Menempuh perjalanan dari Jawa ke Sumatera, diakui Epy bukan sesuatu yang mudah. Apalagi, untuk sampai di daerah asal istrinya itu, harus ditempuh dengan waktu yang cukup lama.

"Baru H+2 nya berangkat ke Palembang. (Tepatnya) Ke Danau Ranau, dari Palembang 8 jam lagi," kata dia.

Epy mengakui, perjalanan yang ditempuhnya itu cukup melelahkan. Namun, dia tidak mau terlalu memikirkan, yang bisa membuat down lebih dulu.

"Ya, adventure lah. Anggap sebuah petualangan yang menyenangkan. Ini tradisi yang melelahkan ya, tapi harus dibawa menyenangkan," ujar pemeran Kang Mus dalam Preman Pensiun itu.

"Mengunjungi orang tua itu, untuk kebanggaan sendiri. Tidak boleh membeda-bedakan orang tua istri sama orang tua sendiri. Itu juga yang dipesankan Kang Bahar (Didi Petet dalam sinetron Preman Pensiun)," papar dia.

Sementara itu, untuk makanan khas khusus di Garut, setidaknya ada 3 jenis makanan yang harus ada. "Yang harus ada itu, rangginang, kacang asin sama sagon. Menjaga makanan tradisi. Kalau makanan kaleng, itu diserbu juga, tapi sama nenek-nenek karena mungkin kebanggaan tempatnya (kaleng) doang," kata dia.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8518 seconds (0.1#10.140)