Bisakah Kanker Sembuh Total? Ahli Sarankan Jalani Gaya Hidup Sehat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kanker merupakan salah satu penyakit yang sangat menakutkan. Baik itu kanker paru, kanker pankreas, kanker payudara, kanker serviks dan lainnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi bahwa penderita kanker di seluruh dunia akan melonjak hingga 77 persen atau mencapai angka 35 juta penderita pada 2050.
WHO mencatat, penderita yang didiagnosa kanker di seluruh dunia mencapai 20 juta kasus pada 2022 lalu. Angka tersebut berasal dari 185 negara dan 36 jenis penyakit kanker.
Di Indonesia, menurut data Globocan 2020, total kasus baru kanker di Indonesia mencapai hampir 400 ribu kasus, dengan kasus terbanyak adalah kanker payudara sebanyak 16,6%, kanker leher rahim atau kanker serviks sebanyak 9,2% dan kanker paru 8,8% dari semua kasus kanker baru.
Ketiga jenis kanker ini memiliki angka kematian tinggi, yang umumnya dipengaruhi juga karena diagnosis penyakit yang terlambat atau tertundanya pengobatan oleh berbagai hal.
Meski demikian, ternyata pasien kanker masih memiliki kesempatan untuk sembuh total lho. Hal itu disampaikan oleh Dokter Onkologi, Prof. Dr. Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PDKHOM, M.Epid, M.Pd. Ked, FINASIM, FACP.
“Bisa (sembuh) kalau masih stadium awal dan dengan pengobatan dan langkah-langkah yang tepat,” ujar Prof Ikhwan saat ditemui dalam acara World Cancer Day 2024 bertajuk ‘Close The Care Gap Together, We Challenge Those in Power’, baru-baru ini.
Dokter yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia Jaya ini mengatakan ada langkah-langkah yang harus dilakukan dokter untuk menangani pasien kanker agar dapat pengobatan yang tepat, seperti menentukan kanker, jenis kanker dan dilakukan operasi.
“Pasien kanker dengan stadium awal harus dioperasi dulu terus dilakukan kemoterapi dan dokter akan melakukan surveilans,” tuturnya.
Sementara, surveilans ini dilakukan sampai lima tahun ke depan untuk memastikan kanker tersebut benar-benar bersih. “Kalau sudah bersih, akan selesai (kankernya),” jelasnya.
Namun, Prof Ikhwan menemukan ada beberapa kasus pasien yang sudah dinyatakan sembuh, beberapa tahun kemudian kembali mengidap kanker .
“Ada satu dua pasien yang setelah 10 tahun muncul kanker lagi. Tapi biasanya bukan kanker yang sebelumnya sudah terdeteksi, kemungkinan kalau muncul lagi ada bibit (kanker) yang lain,” tutur dia.
Untuk itu, Prof Ikhwan mengimbau kepada masyarakat untuk menjalani gaya hidup sehat dan menghindari faktor risiko penyebab kanker. Faktor risiko tersebut seperti merokok, minum alkohol, malas gerak, konsumsi makanan berlemak, dan masih banyak lagi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi bahwa penderita kanker di seluruh dunia akan melonjak hingga 77 persen atau mencapai angka 35 juta penderita pada 2050.
WHO mencatat, penderita yang didiagnosa kanker di seluruh dunia mencapai 20 juta kasus pada 2022 lalu. Angka tersebut berasal dari 185 negara dan 36 jenis penyakit kanker.
Di Indonesia, menurut data Globocan 2020, total kasus baru kanker di Indonesia mencapai hampir 400 ribu kasus, dengan kasus terbanyak adalah kanker payudara sebanyak 16,6%, kanker leher rahim atau kanker serviks sebanyak 9,2% dan kanker paru 8,8% dari semua kasus kanker baru.
Ketiga jenis kanker ini memiliki angka kematian tinggi, yang umumnya dipengaruhi juga karena diagnosis penyakit yang terlambat atau tertundanya pengobatan oleh berbagai hal.
Meski demikian, ternyata pasien kanker masih memiliki kesempatan untuk sembuh total lho. Hal itu disampaikan oleh Dokter Onkologi, Prof. Dr. Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PDKHOM, M.Epid, M.Pd. Ked, FINASIM, FACP.
“Bisa (sembuh) kalau masih stadium awal dan dengan pengobatan dan langkah-langkah yang tepat,” ujar Prof Ikhwan saat ditemui dalam acara World Cancer Day 2024 bertajuk ‘Close The Care Gap Together, We Challenge Those in Power’, baru-baru ini.
Dokter yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia Jaya ini mengatakan ada langkah-langkah yang harus dilakukan dokter untuk menangani pasien kanker agar dapat pengobatan yang tepat, seperti menentukan kanker, jenis kanker dan dilakukan operasi.
“Pasien kanker dengan stadium awal harus dioperasi dulu terus dilakukan kemoterapi dan dokter akan melakukan surveilans,” tuturnya.
Sementara, surveilans ini dilakukan sampai lima tahun ke depan untuk memastikan kanker tersebut benar-benar bersih. “Kalau sudah bersih, akan selesai (kankernya),” jelasnya.
Namun, Prof Ikhwan menemukan ada beberapa kasus pasien yang sudah dinyatakan sembuh, beberapa tahun kemudian kembali mengidap kanker .
“Ada satu dua pasien yang setelah 10 tahun muncul kanker lagi. Tapi biasanya bukan kanker yang sebelumnya sudah terdeteksi, kemungkinan kalau muncul lagi ada bibit (kanker) yang lain,” tutur dia.
Untuk itu, Prof Ikhwan mengimbau kepada masyarakat untuk menjalani gaya hidup sehat dan menghindari faktor risiko penyebab kanker. Faktor risiko tersebut seperti merokok, minum alkohol, malas gerak, konsumsi makanan berlemak, dan masih banyak lagi.
(tdy)