Wujudkan Generasi Sehat dan Cerdas, Desa Ini Sukses Tekan 80% Angka Stunting dalam 5 Tahun

Kamis, 08 Februari 2024 - 02:02 WIB
loading...
Wujudkan Generasi Sehat dan Cerdas, Desa Ini Sukses Tekan 80% Angka Stunting dalam 5 Tahun
Program Generasi Sehat Bebas Stunting dapat menurunkan angka stunting pada anak sebesar 80% secara bertahap selama 5 tahun berjalan berkat sinergi yang solid antara Darya-Varia dengan seluruh elemen masyarakat serta mitra terkait. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Stunting menyebabkan hambatan perkembangan kognitif dan motorik, penurunan kapasitas intelektual, dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular di masa depan.

Menurut estimasi UNICEF, prevalensi stunting di Indonesia sangat tinggi, yaitu 31,8% pada 2021. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia dan Afrika.

Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada 2024.

Menurut Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan dr. Boy Abidin Sp.OG (K), stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain asupan gizi, status kesehatan, lingkungan sosial, lingkungan kesehatan, lingkungan permukiman, pendapatan, kesenjangan ekonomi, sistem pangan, jaminan sosial, sistem kesehatan, pembangunan pertanian, dan pemberdayaan perempuan.

"Oleh karena itu, stunting sudah menjadi isu kesehatan yang membutuhkan perhatian khusus di Indonesia. Perlawanan terhadap stunting memerlukan pendekatan sistematis terhadap ekosistem, selain pemenuhan gizi yang optimal," katanya belum lama ini.

Edukasi seks dan kesehatan reproduksi pada remaja termasuk salah satu program untuk menekan kasus stunting.

“Edukasi seks dan reproduksi bagi remaja dapat memberikan pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang diperlukan untuk membuat keputusan yang bertanggung jawab tentang seksualitas, kesehatan reproduksi, dan perencanaan keluarga. Pernikahan dini pada remaja dapat meningkatkan risiko seperti komplikasi kehamilan dan persalinan, kematian ibu dan bayi, infeksi menular seksual, kekerasan dalam rumah tangga, kemiskinan, dan stunting pada anak,” beber dr. Boy Abidin.

Salah satu perusahaan yang ikut berperan aktif dalam pencegahan stunting di Indonesia adalah PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (Darya-Varia). Hal itu diwujudkan melalui salah satu program CSR mereka.

Dengan mengambil tema Generasi Sehat Bebas Stunting, Darya-Varia memiliki komitmen untuk selalu mendukung program prioritas pemerintah di bidang kesehatan masyarakat, yang akhirnya dapat menciptakan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkualitas.

Mengambil lokasi di desa Cibatok II, Kabupaten Bogor, program Generasi Sehat Bebas Stunting dapat menurunkan angka stunting pada anak sebesar 80% secara bertahap selama 5 tahun berjalan berkat sinergi yang solid antara Darya-Varia dengan seluruh elemen masyarakat serta mitra terkait. Di awal program pada 2018, terdapat 68 anak yang mengalami stunting. Melalui berbagai program pencegahan dan edukasi, angka ini terus menurun dan pada 2023 angka stunting berhasil ditekan dengan hanya 13 anak.

Presiden Direktur PT Darya-Varia Laboratoria Tbk dr. Ian Kloer mengatakan, pihaknya memiliki tanggung jawab moral untuk berkontribusi dalam implementasi program-program prioritas pemerintah Indonesia di sektor kesehatan, termasuk program pengentasan stunting.

“Stunting telah menjadi isu kesehatan yang membutuhkan perhatian khusus di Indonesia. Perlawanan terhadap stunting memerlukan pendekatan dan intervensi sistematis terhadap ekosistem, selain pemenuhan gizi yang optimal. Upaya mengentaskan stunting di Indonesia bukan hanya masalah fisik, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kesejahteraan bangsa,” papar dr. Ian Kloer.

Sementara itu, Enjang Hariri, S.Ip, Sekretaris Desa Cibatok II sangat mengapresiasi pelaksanaan program Generasi Sehat Bebas Stunting di wilayahnya sehingga berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan.

"Program ini menjadi berbeda karena kegiatan-kegiatan intervensi yang dilakukan lebih dari sekadar pemberian suplemen gizi dan nutrisi, namun sudah menargetkan hal-hal yang sifatnya pencegahan di hulu seperti penyuluhan kesehatan ibu dan anak, perbaikan sanitasi lingkungan, pemberdayaan keluarga, dan terutama edukasi dini pada remaja," ujarnya.

Hal senada disampaikanNingsih Mintarsih, kader Posyandu yang sangat terbantu oleh program Generasi Sehat Bebas Stunting.

"Program ini sangat membantu keluarga kami untuk memenuhi kebutuhan gizi yang baik, seperti dengan memberikan suplemen, makanan bergizi, dan konsultasi kesehatan. Edukasi yang dilakukan juga memberikan pengetahuan dan keterampilan yang berguna untuk meningkatkan kualitas hidup," pungkasnya.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1537 seconds (0.1#10.140)