Studi: Serangan Jantung Bisa Dideteksi 6 Bulan sebelum Tes Darah

Rabu, 21 Februari 2024 - 18:03 WIB
loading...
Studi: Serangan Jantung...
Peneliti di Universitas Uppsala mengidentifikasi tanda-tanda serangan jantung. Foto/ sitarambhartia
A A A
JAKARTA - Serangan jantung merupakan salah satu masalah kesehatan yang memiliki risiko kematian tinggi. Nah, studi terbaru dari para peneliti di Universitas Uppsala disebut-sebut bisa mengidentifikasi tanda-tanda serangan jantung pada pengidapnya lewat biomarker darah.

Prosedur tes darah simpel tersebut dapat digunakan untuk memberikan sistem ‘peringatan dini’, sehingga dapat memberikan waktu untuk tindakan pencegahan sebelum serangan jantung pertama terjadi.



Para peneliti tersebut juga sedang merancang teknologi online yang dapat digunakan oleh siapa saja untuk mengetahui angka kolesterol LDL dan HDL mereka saat ini.

Bahkan, bisa mengetahui lingkar pinggang, tinggi badan, dan beberapa detail lainnya, sehingga dapat memprediksi kemungkinan seseorang akan mengalami serangan jantung pertama di masa depan, khususnya dalam kurun waktu enam bulan ke depan.

Para penulis penelitian tersebut telah memeriksa sampel darah dari 169.053 orang Eropa yang tidak memiliki penyakit kardiovaskular sebelumnya.

Mereka membandingkan darah 420 orang yang mengalami serangan jantung pertama dalam waktu enam bulan, dan membandingkannya dengan darah 1.598 orang yang sehat.

Sekira 91 molekul dari darah tersebut diidentifikasi dalam penelitian ini sebagai biomarker serangan jantung yang akan terjadi.

“Alat baru ini didasarkan pada jenis tes darah yang biasa dilakukan seseorang saat pemeriksaan, sebenarnya tidak melibatkan rangkaian molekul yang baru diidentifikasi,” ujar penulis senior studi tersebut, Dr. Johan Sundström, dilansir dari laman Medical News Today, Rabu, (21/2/2024).

“Awalnya kami terkejut melihat bahwa tidak ada molekul yang baru diidentifikasi yang dapat mengalahkan molekul yang sudah ada. Namun hal ini merupakan kabar baik, karena penanda tersebut sudah tersedia di layanan kesehatan saat ini,” tutur dia lagi.

Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan, bahwa pada dasarnya, orang yang berisiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular harus memeriksa darah lebih sering, setidaknya setahun sekali.



Namun, jika penelitian ini rampung dan akhirnya dimasukkan ke dalam praktik klinis dan medis, mungkin orang-orang yang berisiko tersebut memerlukan cek darah setiap enam bulan.

Selain itu, mendeteksi periode menjelang serangan jantung sangatlah penting, sehingga beberapa jenis pencegahan alias intervensi akan diperlukan.
(tdy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1820 seconds (0.1#10.140)