6 Penyakit yang Umum Menyerang Wanita dan Gejalanya
loading...
A
A
A
Faktor risiko lainnya termasuk gaya hidup yang tidak banyak bergerak, asupan kalsium yang rendah, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan obat-obatan tertentu.
Gejala tidak terlihat sampai patah tulang terjadi, sehingga menyoroti pentingnya tindakan pencegahan. Asupan kalsium dan vitamin D yang cukup, olahraga menahan beban, serta menghindari rokok dan alkohol berlebihan dapat membantu menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis.
Kanker ovarium sering kali tidak terdeteksi hingga menyebar ke panggul dan perut, sehingga sulit diobati. Wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker ovarium, seiring dengan usia, riwayat keluarga, mutasi genetik (BRCA1 dan BRCA2), dan faktor hormonal yang mempengaruhi kerentanan.
Gejalanya seringkali tidak jelas dan termasuk perut kembung, nyeri panggul, kesulitan makan, dan sering buang air kecil. Deteksi dini merupakan hal yang menantang dan menekankan perlunya kesadaran dan strategi pengurangan risiko.
Wanita dengan riwayat keluarga kanker ovarium dapat memperoleh manfaat dari konseling dan tes genetik. Selain itu, kontrasepsi oral, ligasi tuba, dan menjaga berat badan yang sehat dapat menurunkan risiko terkena kanker ovarium.
Meskipun sering dianggap sebagai masalah yang didominasi laki-laki, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian di kalangan perempuan secara global. Wanita cenderung terkena penyakit jantung di kemudian hari dibandingkan pria, namun risikonya meningkat setelah menopause.
Faktor risikonya antara lain tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, merokok, obesitas, dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Gejala penyakit jantung pada wanita berbeda dengan pria, wanita lebih cenderung mengalami gejala yang tidak lazim seperti kelelahan, sesak napas, mual, dan nyeri rahang atau punggung.
Strategi pencegahannya meliputi aktivitas fisik secara teratur, pola makan yang menyehatkan jantung, menjaga berat badan yang sehat, mengelola stres, dan menghindari merokok.
Wanita dua kali lebih mungkin mengalami depresi dan gangguan kecemasan dibandingkan pria. Fluktuasi hormonal, transisi kehidupan, tekanan masyarakat, dan kecenderungan genetik berkontribusi terhadap peningkatan risiko ini.
Gejala tidak terlihat sampai patah tulang terjadi, sehingga menyoroti pentingnya tindakan pencegahan. Asupan kalsium dan vitamin D yang cukup, olahraga menahan beban, serta menghindari rokok dan alkohol berlebihan dapat membantu menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis.
3. Kanker Ovarium
Kanker ovarium sering kali tidak terdeteksi hingga menyebar ke panggul dan perut, sehingga sulit diobati. Wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker ovarium, seiring dengan usia, riwayat keluarga, mutasi genetik (BRCA1 dan BRCA2), dan faktor hormonal yang mempengaruhi kerentanan.
Gejalanya seringkali tidak jelas dan termasuk perut kembung, nyeri panggul, kesulitan makan, dan sering buang air kecil. Deteksi dini merupakan hal yang menantang dan menekankan perlunya kesadaran dan strategi pengurangan risiko.
Wanita dengan riwayat keluarga kanker ovarium dapat memperoleh manfaat dari konseling dan tes genetik. Selain itu, kontrasepsi oral, ligasi tuba, dan menjaga berat badan yang sehat dapat menurunkan risiko terkena kanker ovarium.
4. Penyakit Jantung
Meskipun sering dianggap sebagai masalah yang didominasi laki-laki, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian di kalangan perempuan secara global. Wanita cenderung terkena penyakit jantung di kemudian hari dibandingkan pria, namun risikonya meningkat setelah menopause.
Faktor risikonya antara lain tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, merokok, obesitas, dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Gejala penyakit jantung pada wanita berbeda dengan pria, wanita lebih cenderung mengalami gejala yang tidak lazim seperti kelelahan, sesak napas, mual, dan nyeri rahang atau punggung.
Strategi pencegahannya meliputi aktivitas fisik secara teratur, pola makan yang menyehatkan jantung, menjaga berat badan yang sehat, mengelola stres, dan menghindari merokok.
5. Depresi dan Kecemasan
Wanita dua kali lebih mungkin mengalami depresi dan gangguan kecemasan dibandingkan pria. Fluktuasi hormonal, transisi kehidupan, tekanan masyarakat, dan kecenderungan genetik berkontribusi terhadap peningkatan risiko ini.