Orang Puasa Tak Dilarang Olahraga Lari, Ini Waktu yang Tepat
loading...
A
A
A
SURABAYA - Puasa bukan jadi penghalang seseorang untuk berolahraga, khususnya lari. Dalam kondisi puasa masih diperbolehkan berlari dengan berbagai pertimbangan. Salah satu pertimbangannya adalah waktu yang tepat.
Menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Prof Budi Santoso, waktu yang tepat untuk olahraga lari saat berpuasa adalah sore hari.
"Waktu paling tepat adalah sore hari sebelum berbuka puasa," katanya di sela kegiatan Airun Dekan Cup 2024, Sabtu (9/3/2024).
Dia menambahkan, dalam kondisi puasa, tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi. Meski begitu, olahraga tetap diperlukan untuk menjaga kesehatan.
"Tapi harus diperhatikan intensitasnya. Cukuplah 30 hingga 45 menit," ujarnya.
Dekan yang akrab disapa Prof Bus itu menerangkan, jika seseorang di luar Ramadan bisa berlari tujuh hari dalam seminggu, maka selama puasa cukup empat hari saja dalam satu minggu.
"Saya kira empat hari sudah cukup. Saya pun masih lari juga," katanya.
Prof Bus menyarankan, jika waktu jelang buka puasa dirasa belum cukup dan memuaskan, seorang pelari bisa memilih waktu malam hari.
"Semisal orang yang hobinya lari itu belum cukup dengan waktu jelang buka, bisa juga dipilih waktu malam hari. Nggak apa-apa," tandasnya.
Sementara itu, Airun Dekan Cup 2024 diikuti lebih dari 900 peserta. Mereka berasal dari mahasiswa Unair, civitas akademika, dan komunitas.
Ada dua golongan yakni 5 K dan 10 K dengan start dan finish di halaman FK Unair Jalan Dharmahusada, Surabaya.
"Dalam satu tahun di FK Unair ini ada dua event lari. Airun yang digarap teman-teman BEM dan Medic Airun yang digelar dalam rangka HUT Kota Surabaya," pungkas Prof Bus.
Menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Prof Budi Santoso, waktu yang tepat untuk olahraga lari saat berpuasa adalah sore hari.
"Waktu paling tepat adalah sore hari sebelum berbuka puasa," katanya di sela kegiatan Airun Dekan Cup 2024, Sabtu (9/3/2024).
Dia menambahkan, dalam kondisi puasa, tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi. Meski begitu, olahraga tetap diperlukan untuk menjaga kesehatan.
"Tapi harus diperhatikan intensitasnya. Cukuplah 30 hingga 45 menit," ujarnya.
Dekan yang akrab disapa Prof Bus itu menerangkan, jika seseorang di luar Ramadan bisa berlari tujuh hari dalam seminggu, maka selama puasa cukup empat hari saja dalam satu minggu.
"Saya kira empat hari sudah cukup. Saya pun masih lari juga," katanya.
Prof Bus menyarankan, jika waktu jelang buka puasa dirasa belum cukup dan memuaskan, seorang pelari bisa memilih waktu malam hari.
"Semisal orang yang hobinya lari itu belum cukup dengan waktu jelang buka, bisa juga dipilih waktu malam hari. Nggak apa-apa," tandasnya.
Sementara itu, Airun Dekan Cup 2024 diikuti lebih dari 900 peserta. Mereka berasal dari mahasiswa Unair, civitas akademika, dan komunitas.
Ada dua golongan yakni 5 K dan 10 K dengan start dan finish di halaman FK Unair Jalan Dharmahusada, Surabaya.
"Dalam satu tahun di FK Unair ini ada dua event lari. Airun yang digarap teman-teman BEM dan Medic Airun yang digelar dalam rangka HUT Kota Surabaya," pungkas Prof Bus.
(tsa)