Awas! Tidak Cuci Tangan setelah Cebok Berisiko Terkena Flu Singapura
loading...
A
A
A
JAKARTA - Flu Singapura paling sering menyerang anak-anak. Semakin rendah kondisi sosial ekonominya, anak dan balita berisiko tinggi terinfeksi penyakit yang disebabkan oleh coxsackievirus A16 dan enterovirus A71 ini.
Ahli Paru sekaligus Anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI Prof. Erlina Burhan mengatakan bahwa virus penyebab flu Singapura menyebar melalui kontak langsung dengan air liur atau lendir pasien yang terinfeksi.
Selain itu, flu Singapura juga bisa ditularkan melalui feses atau tinja pasien yang terinfeksi. Sehingga penting untuk memperhatikan kebersihan sebagai bentuk pencegahan lantaran virus bisa bertahan dalam feses cukup lama.
"Jadi juga bisa ditemukan di feses ya dan bisa bertahan di feses beberapa minggu dan tentu saja berperan sebagai sumber virus dalam jangka waktu yang cukup lama,” kata Prof. Erlina dalam webinar PB IDI, belum lama ini.
Sehingga apabila salah satu anggota keluarga membersihkan feses anak yang terinfeksi flu Singapura dan tidak langsung mencuci tangan dengan bersih, maka virus akan menular. Risiko semakin tinggi jika Anda langsung makan setelahnya.
“Jadi biasanya pada saat cebok, cuci tangannya tidak bersih atau mungkin orang lain yang merabanya ya, mungkin dari pampers atau lain sebagainya,” jelasnya.
Prof. Erlina menyatakan virus flu Singapura umumnya ditemukan di permukaan air, limbah, dan tanah. Bahkan virus ini juga bisa ditemukan pada sayuran mentah dan juga kerang dari laut yang terkontaminasi.
“Ini kemudian tangan tidak bersih dicuci lalu pegang makanan masuk ke mulut, dan inilah yang kemudian bisa menemukan terjadi penularannya. Di mana virus ini ditemukan biasanya pada permukaan air, bisa pada limbah pada tanah dan juga pada sayuran mentah dan juga kerang,” tuturnya.
Menurut Prof. Erlina, penularan utama virus ini memang melalui makanan dan kotoran manusia dalam bentuk droplet ketika batuk, bersin dan berbicara. Hal ini dikenal dengan istilah fekal-oral. Selain itu flu Singapura juga bisa menular lewat kontak langsung dengan luka atau cairan tubuh penderita.
“Bisa terjadi kontak langsung karena ada luka dan cairan tubuh penderita. Semakin buruk sanitasi maka semakin tinggi tingkat kontaminasi dan laju infeksi,” tandasnya.
Sementara itu, kasus flu Singapura di Indonesia dilaporkan mengalami peningkatan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sebanyak 5.461 kasus infeksi sepanjang 2024 ini.
Di mana sebanyak 738 kasus flu Singapura terjadi di Banten dalam 3 bulan belakang. Selain itu, ditemukan 14 kasus yang diduga flu Singapura di Depok, Jawa Barat. Dinas Kesehatan Kota Depok pun telah mencatat ada 10 pasien yang sudah dalam perawatan.
Ahli Paru sekaligus Anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI Prof. Erlina Burhan mengatakan bahwa virus penyebab flu Singapura menyebar melalui kontak langsung dengan air liur atau lendir pasien yang terinfeksi.
Selain itu, flu Singapura juga bisa ditularkan melalui feses atau tinja pasien yang terinfeksi. Sehingga penting untuk memperhatikan kebersihan sebagai bentuk pencegahan lantaran virus bisa bertahan dalam feses cukup lama.
"Jadi juga bisa ditemukan di feses ya dan bisa bertahan di feses beberapa minggu dan tentu saja berperan sebagai sumber virus dalam jangka waktu yang cukup lama,” kata Prof. Erlina dalam webinar PB IDI, belum lama ini.
Sehingga apabila salah satu anggota keluarga membersihkan feses anak yang terinfeksi flu Singapura dan tidak langsung mencuci tangan dengan bersih, maka virus akan menular. Risiko semakin tinggi jika Anda langsung makan setelahnya.
“Jadi biasanya pada saat cebok, cuci tangannya tidak bersih atau mungkin orang lain yang merabanya ya, mungkin dari pampers atau lain sebagainya,” jelasnya.
Prof. Erlina menyatakan virus flu Singapura umumnya ditemukan di permukaan air, limbah, dan tanah. Bahkan virus ini juga bisa ditemukan pada sayuran mentah dan juga kerang dari laut yang terkontaminasi.
“Ini kemudian tangan tidak bersih dicuci lalu pegang makanan masuk ke mulut, dan inilah yang kemudian bisa menemukan terjadi penularannya. Di mana virus ini ditemukan biasanya pada permukaan air, bisa pada limbah pada tanah dan juga pada sayuran mentah dan juga kerang,” tuturnya.
Menurut Prof. Erlina, penularan utama virus ini memang melalui makanan dan kotoran manusia dalam bentuk droplet ketika batuk, bersin dan berbicara. Hal ini dikenal dengan istilah fekal-oral. Selain itu flu Singapura juga bisa menular lewat kontak langsung dengan luka atau cairan tubuh penderita.
“Bisa terjadi kontak langsung karena ada luka dan cairan tubuh penderita. Semakin buruk sanitasi maka semakin tinggi tingkat kontaminasi dan laju infeksi,” tandasnya.
Sementara itu, kasus flu Singapura di Indonesia dilaporkan mengalami peningkatan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sebanyak 5.461 kasus infeksi sepanjang 2024 ini.
Di mana sebanyak 738 kasus flu Singapura terjadi di Banten dalam 3 bulan belakang. Selain itu, ditemukan 14 kasus yang diduga flu Singapura di Depok, Jawa Barat. Dinas Kesehatan Kota Depok pun telah mencatat ada 10 pasien yang sudah dalam perawatan.
(dra)