Apa dan Bagaimana Transplantasi Rambut Itu? Tindakan Bedah Medis untuk Atasi Kebotakan

Jum'at, 21 Juni 2024 - 03:30 WIB
loading...
Apa dan Bagaimana Transplantasi...
Transplantasi rambut adalah prosedur bedah kosmetik yang melibatkan pemindahan folikel rambut dari area kepala yang lebih lebat ke area yang mengalami kebotakan atau penipisan. Foto/iStock
A A A
JAKARTA - Kerontokan rambut adalah sebuah momok bagi hampir sebagian orang. Pasalnya, masalah ini tak hanya dialami oleh orang lanjut usia, namun juga mereka yang masih memiliki usia muda.

Akibat kerontokan yang parah, tak sedikit orang di usia muda yang mengalami kebotakan dini pada bagian tertentu. Hal ini tentu sangat mempengaruhi kepercayaan diri.

Karena itu, orang mulai mencari dan melakukan berbagai cara untuk mengatasinya. Selain melalui penggunaan produk haircare, prosedur transplantasi rambut kini juga mulai digandrungi.



Transplantasi rambut adalah prosedur bedah kosmetik yang melibatkan pemindahan folikel rambut dari area kepala yang lebih lebat ke area yang mengalami kebotakan atau penipisan. Pada dasarnya, prosedur ini dapat dilakukan oleh siapa saja. Namun, Dokter Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik di The Clinic Beautylosophy dr. Nur Anindhawati mengatakan, sebelum menjalani operasi tersebut, ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan.

Salah satunya dengan melakukan konsultasi terlebih dulu dengan dokter. Selain itu, sebelum melakukan tindakan transplantasi rambut, pasien disarankan untuk tidak mengonsumsi alkohol hingga rokok.

Bahkan dr. Anin juga menyarankan agar pasien tidur dengan nyenyak sehari sebelum melakukan operasi. Pasalnya, jika kondisi pasien dalam keadaan lelah dan tidak nyaman, akan mempengaruhi tekanan darah. Prosedur transplantasi rambut tidak disarankan dilakukan jika pasien memiliki tekanan darah yang cukup tinggi.

“Karena ini tindakan operasi, otomatis sebelumnya tidak mengonsumsi alkohol dan rokok. Juga harus tidur yang nyaman malamnya. Karena biasanya kalau misalnya harus grabak-grubuk dan malamnya nggak tidur dan sebagainya biasanya kan jadi deg-degan ya. Dan itu membuat tensi naik,” tutur dr. Aini saat jumpa pers di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Kamis (20/6/2024).

“Nah kalau udah tensi naik otomatis kita kan jadi perlu menunda dulu, segala macam. Ibaratnya kita akan melakukan operasi jika pasien dalam kondisi fit,” lanjutnya.

Selain pra tindakan, pasien juga perlu menghindari beberapa hal usai menjalani transplantasi rambut. Misalnya menghindari garukan di area kepala, dan mandi dengan shower bertekanan tinggi yang bisa menyebabkan rambut hasil transplantasi bisa kembali rontok.

“Nah kalau setelah operasi, intinya jangan melakukan sesuatu yang membuat Anda menggaruk, menggesek, atau tidak sengaja menggaruknya. Salah satunya dengan mandi pakai shower bertekanan tinggi, nah itu bikin rambutnya rontok lagi,” paparnya.



Hal terakhir yang tak kalah penting adalah mengontrol aktivitas agar tidak berkeringat terlalu banyak. Pasalnya, pascatransplantasi rambut, pasien biasanya disarankan untuk tidak berkeramas secara berlebihan.

Karena itu, menjaga kebersihan bagian akar rambut dari keringat sangat penting untuk tetap menjaga kesehatan folikel rambut agar proses pertumbuhan rambut dari transplantasi tidak terhambat.

“Yang satu lagi adalah sebisa mungkin jangan berkeringat terlalu banyak. Kan kulit kepalanya lagi nggak bisa dikeramas dengan baik ya. Memang keramas, tapi kan ibaratnya tidak sampai menyeluruh,” bebernya.

“Jadi kalau misalnya berkeringat banyak otomatis dia akan menimbulkan masalah di folikel rambut yang sedang kita buat. Otomatis itu akan mempersulit dia untuk tumbuh,” pungkas dr. Anin.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0958 seconds (0.1#10.140)