Perbedaan Antara Maag dan Gerd yang Sering Dianggap Sama
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masalah pencernaan seperti maag dan gerd (Gastroesophageal Reflux Disease) sering kali disalahartikan sebagai kondisi yang sama karena gejalanya yang mirip. Namun, keduanya memiliki penyebab, gejala, dan penanganan yang berbeda.
Penting untuk memahami perbedaan maag dan gerd agar bisa mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Jika mengalami gejala yang mencurigakan, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
Berikut adalah perbedaan antara maag dan gerd dilansir dari Medical News Today, Sabtu (13/7/2024).
Maag, atau gastritis, adalah peradangan pada lapisan lambung yang dapat bersifat akut (mendadak) atau kronis (berlangsung lama). Peradangan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi bakteri, penggunaan obat-obatan tertentu, dan pola makan yang buruk.
- Infeksi bakteri Helicobacter pylori: Bakteri ini merupakan penyebab umum gastritis kronis.
- Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS): Obat seperti aspirin dan ibuprofen dapat merusak lapisan lambung.
- Alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat mengiritasi dan mengikis lapisan lambung.
- Pola makan: Makanan pedas, berlemak, atau asam bisa memicu maag.
- Stres: Stres fisik atau emosional yang berkepanjangan dapat menyebabkan maag.
- Nyeri atau rasa terbakar di bagian atas perut
- Mual dan muntah
- Kembung
- Kehilangan nafsu makan
- Perut terasa penuh meskipun makan sedikit
- Antibiotik untuk infeksi H. pylori
- Obat penghambat asam seperti proton pump inhibitors (PPIs) dan H2 receptor blockers
- Antasida untuk meredakan gejala
- Perubahan pola makan dan gaya hidup, seperti menghindari makanan pedas dan alkohol
Gerd adalah kondisi kronis di mana asam lambung mengalir kembali ke esofagus (kerongkongan), menyebabkan iritasi dan peradangan. Refluks asam yang terjadi secara teratur dapat merusak lapisan esofagus.
- Melemahnya sfingter esofagus bawah (LES): Sfingter ini berfungsi sebagai katup antara lambung dan esofagus. Jika melemah atau tidak menutup dengan baik, asam lambung bisa naik ke esofagus.
- Hernia hiatus: Kondisi di mana bagian atas lambung menonjol ke atas diafragma, memperburuk refluks asam.
- Obesitas: Tekanan ekstra pada perut dapat menyebabkan refluks.
- Kehamilan: Perubahan hormon dan tekanan dari rahim yang membesar dapat memicu refluks.
- Merokok dan konsumsi alkohol: Keduanya dapat melemahkan LES.
- Rasa terbakar di dada (heartburn), biasanya setelah makan atau saat berbaring
- Regurgitasi asam atau makanan ke dalam mulut
- Nyeri dada
- Kesulitan menelan (disfagia)
- Batuk kering atau suara serak
- Rasa asam di mulut
- Obat penghambat asam seperti proton pump inhibitors (PPIs) dan H2 receptor blockers
- Antasida untuk meredakan gejala
- Prokinetik untuk meningkatkan motilitas gastrointestinal
- Perubahan pola makan dan gaya hidup, seperti menghindari makanan berlemak, pedas, dan berkarbonasi
- Operasi (Nissen fundoplication) jika pengobatan lain tidak efektif
Penting untuk memahami perbedaan maag dan gerd agar bisa mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Jika mengalami gejala yang mencurigakan, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
Berikut adalah perbedaan antara maag dan gerd dilansir dari Medical News Today, Sabtu (13/7/2024).
Perbedaan Antara Maag dan Gerd yang Sering Dianggap Sama
Maag
Maag, atau gastritis, adalah peradangan pada lapisan lambung yang dapat bersifat akut (mendadak) atau kronis (berlangsung lama). Peradangan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi bakteri, penggunaan obat-obatan tertentu, dan pola makan yang buruk.
1. Penyebab
- Infeksi bakteri Helicobacter pylori: Bakteri ini merupakan penyebab umum gastritis kronis.
- Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS): Obat seperti aspirin dan ibuprofen dapat merusak lapisan lambung.
- Alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat mengiritasi dan mengikis lapisan lambung.
- Pola makan: Makanan pedas, berlemak, atau asam bisa memicu maag.
- Stres: Stres fisik atau emosional yang berkepanjangan dapat menyebabkan maag.
2. Gejala
- Nyeri atau rasa terbakar di bagian atas perut
- Mual dan muntah
- Kembung
- Kehilangan nafsu makan
- Perut terasa penuh meskipun makan sedikit
3. Pengobatan
- Antibiotik untuk infeksi H. pylori
- Obat penghambat asam seperti proton pump inhibitors (PPIs) dan H2 receptor blockers
- Antasida untuk meredakan gejala
- Perubahan pola makan dan gaya hidup, seperti menghindari makanan pedas dan alkohol
Gerd
Gerd adalah kondisi kronis di mana asam lambung mengalir kembali ke esofagus (kerongkongan), menyebabkan iritasi dan peradangan. Refluks asam yang terjadi secara teratur dapat merusak lapisan esofagus.
1. Penyebab
- Melemahnya sfingter esofagus bawah (LES): Sfingter ini berfungsi sebagai katup antara lambung dan esofagus. Jika melemah atau tidak menutup dengan baik, asam lambung bisa naik ke esofagus.
- Hernia hiatus: Kondisi di mana bagian atas lambung menonjol ke atas diafragma, memperburuk refluks asam.
- Obesitas: Tekanan ekstra pada perut dapat menyebabkan refluks.
- Kehamilan: Perubahan hormon dan tekanan dari rahim yang membesar dapat memicu refluks.
- Merokok dan konsumsi alkohol: Keduanya dapat melemahkan LES.
2. Gejala
- Rasa terbakar di dada (heartburn), biasanya setelah makan atau saat berbaring
- Regurgitasi asam atau makanan ke dalam mulut
- Nyeri dada
- Kesulitan menelan (disfagia)
- Batuk kering atau suara serak
- Rasa asam di mulut
3. Pengobatan
- Obat penghambat asam seperti proton pump inhibitors (PPIs) dan H2 receptor blockers
- Antasida untuk meredakan gejala
- Prokinetik untuk meningkatkan motilitas gastrointestinal
- Perubahan pola makan dan gaya hidup, seperti menghindari makanan berlemak, pedas, dan berkarbonasi
- Operasi (Nissen fundoplication) jika pengobatan lain tidak efektif
(dra)