Perlu Diajarkan ke Anak Sejak Dini, Edukasi Seks Bukan Hal Tabu
loading...
A
A
A
Sementara di usia prasekolah, anak diberi batasan terkait siapa yang boleh pegang atau lihat dia ketika tidak mengenakan busana, dan kenalkan rasa malu sehingga anak tidak sembarangan membuka baju di hadapan orang lain ketika akan mandi atau berganti pakaian.
Menginjak usia 6-8 tahun, barulah orang tua bisa menjelaskan jika sang anak bertanya mengapa bisa ada adik bayi di perut ibu. Tapi kalaupun anak tidak bertanya, orang tua bisa menjelaskan tentang hal ini di usia pubertas. Misalkan anak bertanya pertanyaan kritis, seperti dari mana datangnya adik bayi, sebaiknya orang tua balas bertanya apa yang ia ketahui tentang itu. Barulah orang tua kemudian meluruskan dengan bahasa yang mudah dipahami anak. (Lihat videonya: Pembunuh Keji Satu Keluarga di Sukoharjo Ditangkap)
Sementara itu, Nadine Thornhill, edukator seks, mengatakan, orang tua seharusnya menjelaskan kepada anak perihal konten pornografi yang ada di internet. “Jelaskan dengan tenang bahwa itu website tentang orang dewasa dan hanya orang dewasa yang boleh mengaksesnya,” ujarnya, dikutip dari Todaysparent.
Mengenalkan kepada anak internet agar ia melek digital, bukanlah hal yang salah. Namun, orang tua tetap harus mengawasi dan membimbing anak agar dia tidak terpapar materi pornografi yang akan membawa akibat buruk baginya kelak. (Sri Noviarni)
Tips Aman Ajarkan Seks kepada anak
Berikut adalah beberapa tips dalam menyampaikan edukasi seks kepada anak dikutip dari Aboutkidshealth:
1. Pikirkan bagaimana Anda sendiri dikenalkan kepada seks sewaktu kecil. Tanyakan kepada diri sendiri, apakah menginginkan anak mendapatkan pengalaman yang serupa atau berbeda.
2. Jelaskan anak sesuai dengan usianya. Tidak perlu memberikan jawaban atas suatu pertanyaan yang belum ia tanyakan. Jangan menjejali mereka dengan terlalu banyak informasi.
3. Ketika anak bertanya tentang seks, tanya kembali kepada mereka apa yang mereka sudah ketahui atau dengar sejauh ini. Dari sini Anda bisa mengoreksi misinformasi dari permulaan. Dengan berdialog juga memberikan Anda waktu untuk berpikir. Amat penting untuk mengetahui apa yang anak ketahui.
4. Anak bisa tahu jika orang tua berbohong. Kalau sudah begitu, salah-salah anak malah tidak akan percaya dengan orang tua dan tidak ingin menerima informasi dari Anda. Kalau Anda tidak tahu, katakan saja sejujurnya, dan Anda bisa mencari jawabannya dengan anak bersama di internet atau buku.
Menginjak usia 6-8 tahun, barulah orang tua bisa menjelaskan jika sang anak bertanya mengapa bisa ada adik bayi di perut ibu. Tapi kalaupun anak tidak bertanya, orang tua bisa menjelaskan tentang hal ini di usia pubertas. Misalkan anak bertanya pertanyaan kritis, seperti dari mana datangnya adik bayi, sebaiknya orang tua balas bertanya apa yang ia ketahui tentang itu. Barulah orang tua kemudian meluruskan dengan bahasa yang mudah dipahami anak. (Lihat videonya: Pembunuh Keji Satu Keluarga di Sukoharjo Ditangkap)
Sementara itu, Nadine Thornhill, edukator seks, mengatakan, orang tua seharusnya menjelaskan kepada anak perihal konten pornografi yang ada di internet. “Jelaskan dengan tenang bahwa itu website tentang orang dewasa dan hanya orang dewasa yang boleh mengaksesnya,” ujarnya, dikutip dari Todaysparent.
Mengenalkan kepada anak internet agar ia melek digital, bukanlah hal yang salah. Namun, orang tua tetap harus mengawasi dan membimbing anak agar dia tidak terpapar materi pornografi yang akan membawa akibat buruk baginya kelak. (Sri Noviarni)
Tips Aman Ajarkan Seks kepada anak
Berikut adalah beberapa tips dalam menyampaikan edukasi seks kepada anak dikutip dari Aboutkidshealth:
1. Pikirkan bagaimana Anda sendiri dikenalkan kepada seks sewaktu kecil. Tanyakan kepada diri sendiri, apakah menginginkan anak mendapatkan pengalaman yang serupa atau berbeda.
2. Jelaskan anak sesuai dengan usianya. Tidak perlu memberikan jawaban atas suatu pertanyaan yang belum ia tanyakan. Jangan menjejali mereka dengan terlalu banyak informasi.
3. Ketika anak bertanya tentang seks, tanya kembali kepada mereka apa yang mereka sudah ketahui atau dengar sejauh ini. Dari sini Anda bisa mengoreksi misinformasi dari permulaan. Dengan berdialog juga memberikan Anda waktu untuk berpikir. Amat penting untuk mengetahui apa yang anak ketahui.
4. Anak bisa tahu jika orang tua berbohong. Kalau sudah begitu, salah-salah anak malah tidak akan percaya dengan orang tua dan tidak ingin menerima informasi dari Anda. Kalau Anda tidak tahu, katakan saja sejujurnya, dan Anda bisa mencari jawabannya dengan anak bersama di internet atau buku.