Sadis! Pangeran Harry Hina Ratu Camilla hingga Buat Raja Charles III Murka
loading...
A
A
A
Harry pernah merenungkan apakah Camilla akan menjadi ibu tirinya yang jahat dan mengatakan ia akan mengorbankan orang-orang demi menduduki takhta. Bahkan mengubah kamar tidurnya menjadi ruang ganti Camilla.
Charles mengambil tindakan tegas setelah menerima berkas temuan dari para stafnya yang mengungkap rincian dari memoar itu. "Itu adalah tindakan yang tidak dapat ditoleransi lagi,” ucap seorang sumber.
“Harry sangat menyadari bahwa Camilla akan menjadi garis merah bagi ayahnya dan dia tetap bersikap acuh tak acuh. Raja merasa bahwa tindakannya itu sudah melewati batas. Itu adalah tindakan tidak hormat yang paling parah,” tandasnya.
Pakar kerajaan dan sejarawan, Dr Tessa Dunlop mengungkap bahwa Charles telah menentang keinginan mendiang ibunya, Ratu Elizabeth II untuk mempertahankan Harry. Ini karena sang raja mengusir langsung putra bungsunya dari Frogmore Cottage, tempat tinggal yang dihadiahkan dari sang ratu.
“Pangeran Harry baru saja melontarkan beberapa granat tangan verbal kepada keluarganya dan bekas lembaga tempatnya bekerja. Namun, ia melakukannya dari posisi yang lemah, di luar, dalam kesakitan dan merasa diasingkan. Sebuah monarki akan mampu bertahan menghadapi badai,” ungkap Tessa.
Charles mengambil tindakan tegas setelah menerima berkas temuan dari para stafnya yang mengungkap rincian dari memoar itu. "Itu adalah tindakan yang tidak dapat ditoleransi lagi,” ucap seorang sumber.
“Harry sangat menyadari bahwa Camilla akan menjadi garis merah bagi ayahnya dan dia tetap bersikap acuh tak acuh. Raja merasa bahwa tindakannya itu sudah melewati batas. Itu adalah tindakan tidak hormat yang paling parah,” tandasnya.
Pakar kerajaan dan sejarawan, Dr Tessa Dunlop mengungkap bahwa Charles telah menentang keinginan mendiang ibunya, Ratu Elizabeth II untuk mempertahankan Harry. Ini karena sang raja mengusir langsung putra bungsunya dari Frogmore Cottage, tempat tinggal yang dihadiahkan dari sang ratu.
“Pangeran Harry baru saja melontarkan beberapa granat tangan verbal kepada keluarganya dan bekas lembaga tempatnya bekerja. Namun, ia melakukannya dari posisi yang lemah, di luar, dalam kesakitan dan merasa diasingkan. Sebuah monarki akan mampu bertahan menghadapi badai,” ungkap Tessa.
(dra)