Apakah Otak Pria dan Wanita Berbeda?
loading...
A
A
A
Sementara itu, para peneliti di Stanford menyatakan optimisme bahwa pekerjaan mereka akan membantu menjelaskan kondisi otak yang memengaruhi pria dan wanita secara berbeda. Mereka mengutip fakta bahwa autisme dan Parkinson lebih umum terjadi pada pria, sedangkan multiple sclerosis dan depresi lebih umum terjadi pada wanita.
Penulis senior penelitian Vinod Menon, profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Stanford, berkomentar lebih lanjut dalam sebuah pernyataan.
"Motivasi utama penelitian ini adalah bahwa jenis kelamin memainkan peran penting dalam perkembangan otak manusia, dalam penuaan, dan dalam manifestasi gangguan kejiwaan dan neurologis," ujarnya.
Subjek kontroversial
Tetap saja, gagasan bahwa ada perbedaan kognitif antara pria dan wanita berdasarkan ukuran otak tetap menjadi hal yang kontroversial.
Namun dengan isu gender yang sekarang menjadi salah satu subjek yang paling banyak dibicarakan di abad ke-21, pertanyaan tentang apakah ada perbedaan antara otak pria dan wanita telah diteliti lebih lanjut.
Setara tapi berbeda?
"Jika kita terus percaya pada argumen bahwa perbedaan antara pria dan wanita bersifat bawaan, permanen, dan tidak dapat diatasi, maka segala upaya untuk mengatasi ketidaksetaraan akan dengan mudah diabaikan," ujar Rippon.
Namun, Vinod Menon dari Stanford memperingatkan bahwa mengabaikan perbedaan jenis kelamin dalam organisasi otak dapat menyebabkan kita kehilangan faktor-faktor utama yang mendasari gangguan neuropsikiatri.
Jadi, meskipun penelitian yang dipimpin AI berhasil menembus diskriminasi historis dan politik gender untuk mendapatkan kebenaran tentang perbedaan antara otak pria dan wanita, sikap yang dianut oleh banyak ilmuwan adalah bahwa hasil apa pun perlu ditafsirkan dengan hati-hati.
Penulis senior penelitian Vinod Menon, profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Stanford, berkomentar lebih lanjut dalam sebuah pernyataan.
"Motivasi utama penelitian ini adalah bahwa jenis kelamin memainkan peran penting dalam perkembangan otak manusia, dalam penuaan, dan dalam manifestasi gangguan kejiwaan dan neurologis," ujarnya.
Subjek kontroversial
Tetap saja, gagasan bahwa ada perbedaan kognitif antara pria dan wanita berdasarkan ukuran otak tetap menjadi hal yang kontroversial.
Namun dengan isu gender yang sekarang menjadi salah satu subjek yang paling banyak dibicarakan di abad ke-21, pertanyaan tentang apakah ada perbedaan antara otak pria dan wanita telah diteliti lebih lanjut.
Setara tapi berbeda?
"Jika kita terus percaya pada argumen bahwa perbedaan antara pria dan wanita bersifat bawaan, permanen, dan tidak dapat diatasi, maka segala upaya untuk mengatasi ketidaksetaraan akan dengan mudah diabaikan," ujar Rippon.
Namun, Vinod Menon dari Stanford memperingatkan bahwa mengabaikan perbedaan jenis kelamin dalam organisasi otak dapat menyebabkan kita kehilangan faktor-faktor utama yang mendasari gangguan neuropsikiatri.
Jadi, meskipun penelitian yang dipimpin AI berhasil menembus diskriminasi historis dan politik gender untuk mendapatkan kebenaran tentang perbedaan antara otak pria dan wanita, sikap yang dianut oleh banyak ilmuwan adalah bahwa hasil apa pun perlu ditafsirkan dengan hati-hati.
(tdy)