Seluk-Beluk Jadi Penyiar Radio, Apakah Masih Bisa Eksis di Mata Gen Z?
loading...

Menjadi penyiar radio pada era digital tentu memiliki tantangan tersendiri terutama dalam menarik pendengar Gen Z. Foto/Getty Images
A
A
A
JAKARTA - Apakah kalian masih mendengarkan radio ? Zaman yang berubah dari konvensional menjadi digital membuat jumlah pendengar radio semakin sedikit, terutama dari kalangan Gen Z.
Lantas, bagaimana perubahan itu mempengaruhi industri radio? Apakah radio akan tetap relevan pada masa depan atau berangsur menghilang?
Berikut ini wawancara GenSINDOdengan salah satu senior penyiar radio yang bekerja di Sonora FM pada 2002-2004 yaitu Veronika Ita Karina Tarigan alias Ita.
Pengalaman lucu dan momen yang paling dikenang Ita selama dalam industri media adalah ketika liputan KPK untuk kegiatan reportase radio. Mereka harus stand by dan menunggu pernyataan dari narasumber saat keluar dari persidangan dari pagi sampai siang hari.
Reporter yang tidak membawa makanan pasti lelah karena menunggu berjam-jam. Akhirnya, Ita keluar sebentar dan meminta teman media lain untuk mengabari ketika narasumbernya sudah keluar.
![Seluk-Beluk Jadi Penyiar Radio, Apakah Masih Bisa Eksis di Mata Gen Z?]()
Foto: Dok.Veronika Ita Karina Tarigan
Ita bersama para reporter mencari makanan dan menemukan penjual ketoprak. Tiba-tiba, narasumber keluar dari ruang sidang saat mereka sedang makan ketoprak.
“Ketopraknya kita tinggal buat dapatin statement narasumber. Udah kelaparan, dikejar abang-abang ketoprak karena belum bayar. Akhirnya, statement narasumber tetap dapat, sih. Bahaya kalau reporter tidak dapat statement narasumber." kata Ita sambil mengingat kenangan saat menjadi reporter radio.
Selanjutnya, Ita menceritakan pengalaman saat meliput banjir sebagai reporter di JakTV. Saat itu, Ita dan satu kamerawan sudah selesai meliput, lalu ingin pergi dari lokasi kejadian.
Sayangnya, batas antara parit dan jalan raya tidak terlihat karena penuh dengan air. Hal ini yang membuat Ita langsung tercemplung ke dalam parit. Air banjirnya mencapai leher Ibu Ita.
Lantas, bagaimana perubahan itu mempengaruhi industri radio? Apakah radio akan tetap relevan pada masa depan atau berangsur menghilang?
Berikut ini wawancara GenSINDOdengan salah satu senior penyiar radio yang bekerja di Sonora FM pada 2002-2004 yaitu Veronika Ita Karina Tarigan alias Ita.
Pengalaman di Industri Media, Dikejar Abang Ketoprak sampai Kecemplung di Parit
Pengalaman lucu dan momen yang paling dikenang Ita selama dalam industri media adalah ketika liputan KPK untuk kegiatan reportase radio. Mereka harus stand by dan menunggu pernyataan dari narasumber saat keluar dari persidangan dari pagi sampai siang hari.
Reporter yang tidak membawa makanan pasti lelah karena menunggu berjam-jam. Akhirnya, Ita keluar sebentar dan meminta teman media lain untuk mengabari ketika narasumbernya sudah keluar.

Foto: Dok.Veronika Ita Karina Tarigan
Ita bersama para reporter mencari makanan dan menemukan penjual ketoprak. Tiba-tiba, narasumber keluar dari ruang sidang saat mereka sedang makan ketoprak.
“Ketopraknya kita tinggal buat dapatin statement narasumber. Udah kelaparan, dikejar abang-abang ketoprak karena belum bayar. Akhirnya, statement narasumber tetap dapat, sih. Bahaya kalau reporter tidak dapat statement narasumber." kata Ita sambil mengingat kenangan saat menjadi reporter radio.
Selanjutnya, Ita menceritakan pengalaman saat meliput banjir sebagai reporter di JakTV. Saat itu, Ita dan satu kamerawan sudah selesai meliput, lalu ingin pergi dari lokasi kejadian.
Sayangnya, batas antara parit dan jalan raya tidak terlihat karena penuh dengan air. Hal ini yang membuat Ita langsung tercemplung ke dalam parit. Air banjirnya mencapai leher Ibu Ita.
Lihat Juga :