Hari Prematur Sedunia 2024, Pentingnya Jaga Kualitas Hidup Bayi Prematur
loading...
A
A
A
Bayi prematur juga memiliki kemungkinan dua kali lebih tinggi untuk mengalami rawat inap terkait RSV dalam tahun pertama kehidupan dibandingkan dengan bayi berisiko rendah. Bayi prematur cenderung mengalami masa rawat inap yang lebih lama, membutuhkan oksigen tambahan, membutuhkan perawatan intensif (ICU), memerlukan pemasangan ventilasi mekanik hingga terapi cairan parenteral (cairan langsung melalui infus).
Konsekuensi infeksi RSV pada bayi prematur terjadi karena belum optimalnya antibodi IgG yang dialirkan ibu ke janin pada bulan-bulan terakhir kehamilan. Sehingga bayi prematur memiliki tingkat antibodi yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang lahir aterm. Antibodi IgG (Immunoglobulin G) adalah jenis antibodi yang berfungsi melawan infeksi bakteri dan virus.
Selain itu infeksi RSV juga dapat mengakibatkan berkurangnya transfer oksigen. Hal tersebut dapat memperburuk kemampuan difusi dan perfusi oksigen yang sudah terganggu pada bayi dengan Bronkopulmoner displasia yang berhubungan dengan kelahiran prematur (BPD) atau penyakit jantung bawaan (Congenital Heart Disease).
Prof Rina mengingatkan tentang minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat Indonesia tentang bahaya penyakit yang disebabkan oleh RSV. Termasuk orang tua dengan anak yang berisiko tinggi terhadap RSV di mana "infeksi RSV” dan “Pneumonia” sebagai kunci dari RSV.
Terakhir, Prof. Rina menyampaikan bahwa momen World Prematurity Day ini menjadi pengingat bagi kita semua, baik orang tua maupun tenaga kesehatan untuk menjaga kualitas hidup bayi prematur.
Baca Juga
"Penting bagi kita untuk memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur, memantau kesehatannya, termasuk menjaga mereka dari infeksi. Kedepannya, mereka harus bisa bersaing dengan anak lainnya sehingga kita perlu menjaga kualitas hidupnya, baik saat kini maupun nanti," tandasnya.
(dra)