Jalan Kaki 10 Ribu Langkah Cegah Osteoporosis
loading...
A
A
A
Oleh karena itu, pencegahan sejak dini sangatlah penting agar masyarakat dapat tetap aktif dan menikmati hidup dengan penuh kebebasan.
Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), Dr. dr. Tirza Z. Tamin, Sp.KFR, M.S(K), FIPM(USG) mengatakan, osteopenia terjadi karena proses resorpsi lebih dominan dibandingkan dengan formasi tulang sehingga menyebabkan kerusakan mikroarsitektural pada tulang.
Beberapa faktor seperti usia tua, penurunan estrogen, dan kurangnya aktivitas fisik dapat mendorong ketidakseimbangan yang pada akhirnya meningkatkan risiko osteoporosis .
"Jalan kaki 10.000 langkah sangat direkomendasikan untuk menjaga kepadatan tulang dan memperlambat proses penurunan massa tulang," ujarnya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid menegaskan pentingnya pencegahan dan deteksi dini.
“Osteoporosis sering kali tidak terdeteksi hingga terjadi kerusakan tulang, yang membutuhkan perawatan jangka panjang dan memberikan beban ekonomi serta sosial bagi keluarga yang merawat," ungkapnya.
Menurut dia, osteoporosis bisa dicegah sejak dini melalui pola hidup sehat, nutrisi yang cukup, aktivitas fisik teratur, dan pemeriksaan rutin.
“Kegiatan ini merupakan awal dari kampanye besar kami untuk mendorong masyarakat Indonesia agar rajin melakukan aktivitas fisik sederhana seperti berjalan kaki setipa hari. Kegiatan hari ini tidak akan berhenti di sini," tutur dia.
"Kami juga akan mengadakan acara ‘Jalan Kaki 10 Ribu Langkah’ di Surabaya pada tanggal 26 Januari 2025. Selain itu, osteoporosis sering disebut sebagai silent disease karena cenderung tidak terdeteksi dan melemahkan penderitanya. Banyak orang yang tidak menyadari keberadaannya," benernya.
Oleh karena itu, sambung dia, pemeriksaan dini dan pencegahan sangatlah penting. "Kami percaya bahwa dengan nutrisi yang tepat dan gaya hidup aktif, semua orang dapat menjalani hidup secara maksimal tanpa memandang usia," tutupnya.
Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), Dr. dr. Tirza Z. Tamin, Sp.KFR, M.S(K), FIPM(USG) mengatakan, osteopenia terjadi karena proses resorpsi lebih dominan dibandingkan dengan formasi tulang sehingga menyebabkan kerusakan mikroarsitektural pada tulang.
Beberapa faktor seperti usia tua, penurunan estrogen, dan kurangnya aktivitas fisik dapat mendorong ketidakseimbangan yang pada akhirnya meningkatkan risiko osteoporosis .
"Jalan kaki 10.000 langkah sangat direkomendasikan untuk menjaga kepadatan tulang dan memperlambat proses penurunan massa tulang," ujarnya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid menegaskan pentingnya pencegahan dan deteksi dini.
“Osteoporosis sering kali tidak terdeteksi hingga terjadi kerusakan tulang, yang membutuhkan perawatan jangka panjang dan memberikan beban ekonomi serta sosial bagi keluarga yang merawat," ungkapnya.
Menurut dia, osteoporosis bisa dicegah sejak dini melalui pola hidup sehat, nutrisi yang cukup, aktivitas fisik teratur, dan pemeriksaan rutin.
“Kegiatan ini merupakan awal dari kampanye besar kami untuk mendorong masyarakat Indonesia agar rajin melakukan aktivitas fisik sederhana seperti berjalan kaki setipa hari. Kegiatan hari ini tidak akan berhenti di sini," tutur dia.
"Kami juga akan mengadakan acara ‘Jalan Kaki 10 Ribu Langkah’ di Surabaya pada tanggal 26 Januari 2025. Selain itu, osteoporosis sering disebut sebagai silent disease karena cenderung tidak terdeteksi dan melemahkan penderitanya. Banyak orang yang tidak menyadari keberadaannya," benernya.
Oleh karena itu, sambung dia, pemeriksaan dini dan pencegahan sangatlah penting. "Kami percaya bahwa dengan nutrisi yang tepat dan gaya hidup aktif, semua orang dapat menjalani hidup secara maksimal tanpa memandang usia," tutupnya.