Benarkah Kebiasaan Gigit Pick Gitar seperti Eddie Van Halen Sebabkan Kanker Tenggorokan?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kebiasaan menggigit pick gitar diyakini Eddie Van Halen menjadi penyebab penyakit kanker tenggorokan yang diidapnya. Gitaris band rock Van Halen itu diketahui memiliki kebiasaan menaruh pick gitar di mulutnya selama 20 tahun lebih.
Seperti diberitakan sebelumnya, Eddie meninggal dunia di St. John's Hospital, Santa Monica, California, pada Selasa (6/10) waktu setempat akibat penyakit kanker tenggorokan. Dia mengembuskan napas terakhir pada usia 65 tahun. ( )
Di detik-detik menjelang kematiannya, Eddie dikelilingi oleh istri, sang anak Wolfgang, kakak sekaligus drummer Van Halen Alex, dan mantan istrinya, Valerie Bertinelli.
Kabar duka ini disampaikan langsung oleh putra Eddie, Wolfgang, di akun Twitternya, Selasa (6/10).
"Saya tidak percaya harus menulis ini, tapi ayah saya, Edward Lodewijk Van Halen, telah kalah dari perjuangan panjang dan beratnya melawan kanker pagi ini. Dia adalah ayah terbaik yang pernah saya miliki. Tiap saat bersamanya baik di dan luar panggung adalah anugerah,” tulis Wolfgang.
Lantas, benarkah kebiasaan menggigit pick gitar bisa menyebabkan kanker tenggorokan?
Sepertinya hal tersebut belum didukung oleh penjelasan ilmiah. Ditambah Dr. Tom Micklewright dari Push Doctor kepada Insider menegaskan bahwa tembaga dan seng bukan termasuk karsinogen ataupun bersifat karsinogetik. Eddie, kata Dr. Tom, adalah perokok berat dan itulah yang kemungkinan besar menyebabkan ia mengidap kanker.
Sementara, laman Mayo Clinic juga menulis kalau kanker tenggorokan terjadi ketika sel-sel di tenggorokan mengalami mutasi genetik. Mutasi ini menyebabkan sel tumbuh tidak terkendali dan terus hidup setelah sel sehat biasanya mati. Sel yang menumpuk dapat membentuk tumor di tenggorokan.
Tidak jelas apa yang menyebabkan mutasi yang menyebabkan kanker tenggorokan. Tetapi, dokter telah mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko.
Adapun faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker tenggorokan meliputi penggunaan tembakau, termasuk merokok dan mengunyah tembakau, penggunaan alkohol berlebihan, virus menular seksual yang disebut human papillomavirus (HPV), pola makan yang kurang buah dan sayur, serta penyakit gastroesophageal reflux (GERD). ( )
Pria lebih mungkin mengembangkan kanker tenggorokan daripada wanita. Kanker tenggorokan juga telah dikaitkan dengan jenis kanker lain. Faktanya, beberapa orang dengan kanker tenggorokan didiagnosis menderita kanker esofagus, paru-paru, atau kandung kemih pada saat bersamaan. Ini mungkin karena kanker tersebut memiliki beberapa faktor risiko yang sama.
Seperti diberitakan sebelumnya, Eddie meninggal dunia di St. John's Hospital, Santa Monica, California, pada Selasa (6/10) waktu setempat akibat penyakit kanker tenggorokan. Dia mengembuskan napas terakhir pada usia 65 tahun. ( )
Di detik-detik menjelang kematiannya, Eddie dikelilingi oleh istri, sang anak Wolfgang, kakak sekaligus drummer Van Halen Alex, dan mantan istrinya, Valerie Bertinelli.
Kabar duka ini disampaikan langsung oleh putra Eddie, Wolfgang, di akun Twitternya, Selasa (6/10).
"Saya tidak percaya harus menulis ini, tapi ayah saya, Edward Lodewijk Van Halen, telah kalah dari perjuangan panjang dan beratnya melawan kanker pagi ini. Dia adalah ayah terbaik yang pernah saya miliki. Tiap saat bersamanya baik di dan luar panggung adalah anugerah,” tulis Wolfgang.
Lantas, benarkah kebiasaan menggigit pick gitar bisa menyebabkan kanker tenggorokan?
Sepertinya hal tersebut belum didukung oleh penjelasan ilmiah. Ditambah Dr. Tom Micklewright dari Push Doctor kepada Insider menegaskan bahwa tembaga dan seng bukan termasuk karsinogen ataupun bersifat karsinogetik. Eddie, kata Dr. Tom, adalah perokok berat dan itulah yang kemungkinan besar menyebabkan ia mengidap kanker.
Sementara, laman Mayo Clinic juga menulis kalau kanker tenggorokan terjadi ketika sel-sel di tenggorokan mengalami mutasi genetik. Mutasi ini menyebabkan sel tumbuh tidak terkendali dan terus hidup setelah sel sehat biasanya mati. Sel yang menumpuk dapat membentuk tumor di tenggorokan.
Tidak jelas apa yang menyebabkan mutasi yang menyebabkan kanker tenggorokan. Tetapi, dokter telah mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko.
Adapun faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker tenggorokan meliputi penggunaan tembakau, termasuk merokok dan mengunyah tembakau, penggunaan alkohol berlebihan, virus menular seksual yang disebut human papillomavirus (HPV), pola makan yang kurang buah dan sayur, serta penyakit gastroesophageal reflux (GERD). ( )
Pria lebih mungkin mengembangkan kanker tenggorokan daripada wanita. Kanker tenggorokan juga telah dikaitkan dengan jenis kanker lain. Faktanya, beberapa orang dengan kanker tenggorokan didiagnosis menderita kanker esofagus, paru-paru, atau kandung kemih pada saat bersamaan. Ini mungkin karena kanker tersebut memiliki beberapa faktor risiko yang sama.
(tsa)