Napas Pertama Bayi Jadi Penentu Keselamatan

Sabtu, 05 Desember 2020 - 07:57 WIB
loading...
Napas Pertama Bayi Jadi...
Ada beberapa momen dalam hidup yang sama berharganya, sama pentingnya dan sama dirayakannya. Momen ini juga sering kita lihat saat pertama kali melihat kelahiran seorang bayi. Foto/dok
A A A
JAKARTA - Ada beberapa momen dalam hidup yang sama berharganya, sama pentingnya dan sama dirayakannya. Momen ini juga sering kita lihat saat pertama kali melihat kelahiran seorang bayi. Napas pertama bayi sangat menggembirakan keluarga yang menantinya.

Penelitian baru dari Fakultas Kedokteran Universitas Virginia (UVA) menjelaskan bahwa perubahan seumur hidup dalam sistem pernapasan yang terjadi tepat dengan napas pertama bayi. Penelitian ini mungkin menawarkan wawasan penting tentang sindrom kematian bayi secara mendadak atau SIDS. (Baca: Orang Tua Harus Mengerti Cara Tangani Bayi yang Lahir Prematur)

Dr Yingtang Shi, Patrice Guyenet dan Douglas A Bayliss sedang memimpin penelitian tentang napas pertama. Mereka menemukan sistem persinyalan di dalam batang otak yang segera aktif saat bayi lahir untuk mendukung pernapasan awal.

Setiap orang tua tentunya menantikan embusan napas pertama anak yang disayanginya. Ternyata, embusan napas tersebut memicu perkembangan otak dalam berinteraksi dengan sekelilingnya.

"Kelahiran adalah traumatis bagi bayi baru lahir karena bayi harus secara mandiri mengendalikan berbagai fungsi tubuh yang penting, termasuk pernapasan," kata Bayliss, Ketua Departemen Farmakologi UVA, dikutip dari Medicalxpress.

Para peneliti berpikir bahwa aktivasi sistem pendukung saat lahir memberikan faktor keamanan ekstra dalam periode kritis. Bagaimana tidak, seorang bayi harus bernapas setelah sembilan bulan dalam rahim seorang ibu yang dikelilingi oleh air. (Baca juga: Orang Buta di Mata Imam Ahmad Bin Hanbal)

Temuan ini membantu para peneliti dalam memahami bagaimana transisi pernapasan dari keadaan rapuh yang rentan merusak otak. Termasuk potensi mematikan di awal perkembangan ke sistem fisiologis. Perkembangan yang stabil dan kuat dengan sempurna memasok tubuh dengan oksigen selama sisa hidup kita.

Sebelum bayi lahir, pernapasan tidak diperlukan dan gerakan pernapasan hanya terjadi sebentar-sebentar. Transisi yang terjadi setelah bayi lahir bisa menjadi waktu yang sangat rentan.

Bayliss dan rekan-rekannya di UVA juga bekerja dengan para peneliti di Universitas Alberta dan Universitas Harvard. Mereka menemukan bahwa gen tertentu diaktifkan segera saat lahir dalam sekelompok neuron yang mengatur pernapasan secara selektif pada tikus. Gen ini menghasilkan neurotransmiter peptida, rantai asam amino yang menyampaikan informasi antarneuron.

Begitu juga dengan bayi saat terlahir ke dunia memunculkan pemancar yang disebut PACAP. Pemancar ini mulai aktif saat bayi melakukan napas pertamanya. (Baca juga: Saat Pandemi, Cek kesehatan Bisa Dilakukan dari Rumah)

Para ilmuwan menentukan bahwa menekan peptida pada tikus menyebabkan masalah pernapasan dan meningkatkan frekuensi apnea, yang memiliki potensi bahaya saat bernapas. Apnea ini semakin meningkat dengan perubahan suhu lingkungan.

Pengamatan ini menunjukkan bahwa masalah dengan sistem neuropeptida dapat berkontribusi pada SIDS. SIDS juga dikenal sebagai crib death, yaitu kematian mendadak yang tidak dapat dijelaskan pada anak berusia kurang dari satu tahun.

SIDS menjadi penyebab utama kematian bayi di negara-negara Barat. SIDS dikaitkan dengan kombinasi faktor genetik dan lingkungan, termasuk suhu. Penelitian baru UVA menunjukkan bahwa masalah dengan sistem neuropeptida dapat meningkatkan kerentanan bayi terhadap SIDS dan masalah pernapasan lainnya.

PACAP adalah molekul pensinyalan pertama yang terbukti secara masif dan secara spesifik dihidupkan oleh jaringan pernapasan saat lahir dan telah dikaitkan secara genetik dengan SIDS pada bayi. Para peneliti mencatat penyebab SIDS kemungkinan besar sangat kompleks dan ada kemungkinan faktor penting lain yang harus ditemukan. (Baca juga: Aliran Modal Asing ke Luar Negeri Capai Rp2,55 Triliun)

"Temuan ini meningkatkan kemungkinan menarik bahwa perubahan terkait kelahiran tambahan dapat terjadi dalam sistem kontrol pernapasan dan fungsi kritis lainnya," kata Bayliss.

Para peneliti masih bertanya-tanya, apakah ini bisa menjadi prinsip umum di mana sistem pendukung gagal-aman diaktifkan pada periode transisi. Pemahaman itu dapat membantu para peneliti menangani bayi baru lahir dengan lebih baik. (Fandy)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1439 seconds (0.1#10.140)