Bukan Kopi dan Teh Kekinian, Kafe Ini Pilih Tawarkan Jamu sebagai Gaya Hidup Baru Milenial
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kafe yang menyediakan kopi dan teh sudah menjamur di Jakarta ataupun kota besar lain. Bagaimana dengan kafe yang mengusung jamu sebagai suguhan utama dan ingin mempopulerkan minuman rempah tradisional Indonesia itu sebagai bagian dari gaya hidup baru?
Akhir pekan lalu, SINDOmedia main ke Acaraki Table, salah satu kafe jamu di bilangan Jakarta Selatan. Rasanya tepat sekali kedatangan kali itu, di mana cuaca mendung Ibukota plus guyuran hujan deras cukup membuat badan kedinginan atau rentan terkena pilek.
(
)
Begitu sampai di Acaraki, agak kaget juga karena kafe jamu yang dibayangkan sangat jauh dari sisi tradisional. Di bagian utama tempat meracik jamu tampak peralatan modern seperti V60, French Press, Cold Drip, hingga Mokapot yang biasanya dipakai untuk membuat kopi. Namun bedanya tak ada kopi di sini, karena semua bahan baku adalah rempah-rempah untuk membuat jamu.
“Konsep kami adalah menyeduh jamu di depan pelanggan menggunakan alat dan teknik kopi. Di awal kami melihat ada persamaan antara kopi dengan jamu, yaitu sama-sama pahit, sama-sama berkhasiat. Kami pun ingin mengeksplorasi cita rasa jamu dengan metode ekstraksi yang berbeda,” ungkap Jhony Yuwono, pemilik Acaraki.
Tentu penggunaan metode pembuatan dengan alat-alat kopi yang diaplikasikan ke jamu akhirnya menghasilkan taste yang berbeda. Misalnya V60 yang terasa ringan dan bersih, dengan metode French Press untuk rasa yang lebih tebal. Kesan jamu sebagai minuman tradisional pun seolah lebih bisa diterima, khususnya oleh kaum milenial yang menganggap jamu pahit atau rasanya tidak enak.
Menurut Jhony, menu dalam "Specialty Jamu" di Acaraki menonjolkan cita rasa khas dari tempat asal bahan tersebut. Sebagai contoh kencur yang dipakai untuk menu beras kencur dipilih dari Lampung atau Wonogiri, di mana kencur Lampung beraroma wangi tapi mempunyai rasa yang ringan, sedangkan kencur dari Wonogiri mempunyai aroma ringan tapi memiliki tingkat kepedasan yang lebih.
Di Acaraki juga ada "Jamu New Wave" yang menggabungkan bahan jamu dengan berbagai bahan lain seperti soda, susu, es krim, dan lain-lain. SINDOmedia mencoba beberapa menu favorit di sini di antaranya golden sparkling yang merupakan perpaduan kunyit dan asam yang diseduh dengan teknik manual espresso. Selanjutnya kunyit dan asam yang diekstrak tersebut digabungkan dengan soda yang dibuat sendiri lalu ditambahkan gula cair sesuai keinginan pelanggan. Rasanya cukup mengejutkan, karena ada sensasi segar dari sparkling water-nya, sehingga rasa pahit jamu hampir tidak terasa.
Kemudian ada juga menu saranti yang merupakan perpaduan beras dan kencur yang diseduh dengan teknik manual espresso. Beras kencur pekat hasil ekstraksi tersebut dicampur susu dan krimmer yang selanjutnya di-frothed atau dibuihkan untuk menghasilkan sensai kelembutan yang menyenangkan.
Selanjutnya ada menu jaman batu, yaitu perpaduan 3 jenis jahe: jahe gajah, jahe emprit, dan jahe merah yang diseduh menggunakan teknik infusi. Kemudian campuran jahe digabungkan dengan lemon segar dan madu untuk menghasilkan minuman yang memberi kehangatan dan keseruan di lidah serta tenggorokan.
“Jaman itu singkatan dari JAhe MAdu dan lemoN, sedangkan batu adalah sebutan untuk biji selasih yang kita tambahkan sebagai topping,” tambah Jhony.
Ada lagi menu "Bareskrim" yang merupakan singkatan dari beras kencur dan es krim. Perpaduan keduanya membuat siapapun akan menyukainya, apalagi kalau Anda membawa anak kecil ke kafe ini. Khasiat beras kencur juga baik untuk menambah nafsu makan anak. Namun, ada juga menu jamu yang rasanya benar-benar pahit, semacam espresso kalau di kopi. Acaraki punya menu the challenger yang merupakan paduan rempah sambiloto dan temulawak. Seperti namanya, memang menantang sekali untuk mencobanya karena benar-benar pahit, meskipun sudah disajikan dengan potongan jeruk nipis sebagai penawar.
Anda yang penasaran ingin datang, bisa ke cabang Acaraki Table yang ada di Kemang, Jakarta Selatan, atau Acaraki yang ada di Kota Tua, Jakarta Barat. Untuk waktu dan jam buka bisa dilihat melalui Instagram @acaraki.jamu. Range harga minuman jamu di sini berkisar antara Rp20.000-Rp35.000.
( )
Oh ya, menu-menu jamu di Acaraki juga bisa dipesan delivery melalui pengantaran daring. Selain makanannya juga ada beberapa camilan ringan yang tersedia.
“Di Acaraki Kota Tua, kami hanya menyediakan makanan ringan seperti pisang goreng, singkong goreng. Di Acaraki Table Kemang kami menyediakan makanan berat seperti nasi bakar dan rawon. Kami berusaha menghadirkan cita rasa Nusantara kepada pelanggan,” tambah Jhony.
Akhir pekan lalu, SINDOmedia main ke Acaraki Table, salah satu kafe jamu di bilangan Jakarta Selatan. Rasanya tepat sekali kedatangan kali itu, di mana cuaca mendung Ibukota plus guyuran hujan deras cukup membuat badan kedinginan atau rentan terkena pilek.
(
Baca Juga
Begitu sampai di Acaraki, agak kaget juga karena kafe jamu yang dibayangkan sangat jauh dari sisi tradisional. Di bagian utama tempat meracik jamu tampak peralatan modern seperti V60, French Press, Cold Drip, hingga Mokapot yang biasanya dipakai untuk membuat kopi. Namun bedanya tak ada kopi di sini, karena semua bahan baku adalah rempah-rempah untuk membuat jamu.
“Konsep kami adalah menyeduh jamu di depan pelanggan menggunakan alat dan teknik kopi. Di awal kami melihat ada persamaan antara kopi dengan jamu, yaitu sama-sama pahit, sama-sama berkhasiat. Kami pun ingin mengeksplorasi cita rasa jamu dengan metode ekstraksi yang berbeda,” ungkap Jhony Yuwono, pemilik Acaraki.
Tentu penggunaan metode pembuatan dengan alat-alat kopi yang diaplikasikan ke jamu akhirnya menghasilkan taste yang berbeda. Misalnya V60 yang terasa ringan dan bersih, dengan metode French Press untuk rasa yang lebih tebal. Kesan jamu sebagai minuman tradisional pun seolah lebih bisa diterima, khususnya oleh kaum milenial yang menganggap jamu pahit atau rasanya tidak enak.
Menurut Jhony, menu dalam "Specialty Jamu" di Acaraki menonjolkan cita rasa khas dari tempat asal bahan tersebut. Sebagai contoh kencur yang dipakai untuk menu beras kencur dipilih dari Lampung atau Wonogiri, di mana kencur Lampung beraroma wangi tapi mempunyai rasa yang ringan, sedangkan kencur dari Wonogiri mempunyai aroma ringan tapi memiliki tingkat kepedasan yang lebih.
Di Acaraki juga ada "Jamu New Wave" yang menggabungkan bahan jamu dengan berbagai bahan lain seperti soda, susu, es krim, dan lain-lain. SINDOmedia mencoba beberapa menu favorit di sini di antaranya golden sparkling yang merupakan perpaduan kunyit dan asam yang diseduh dengan teknik manual espresso. Selanjutnya kunyit dan asam yang diekstrak tersebut digabungkan dengan soda yang dibuat sendiri lalu ditambahkan gula cair sesuai keinginan pelanggan. Rasanya cukup mengejutkan, karena ada sensasi segar dari sparkling water-nya, sehingga rasa pahit jamu hampir tidak terasa.
Kemudian ada juga menu saranti yang merupakan perpaduan beras dan kencur yang diseduh dengan teknik manual espresso. Beras kencur pekat hasil ekstraksi tersebut dicampur susu dan krimmer yang selanjutnya di-frothed atau dibuihkan untuk menghasilkan sensai kelembutan yang menyenangkan.
Selanjutnya ada menu jaman batu, yaitu perpaduan 3 jenis jahe: jahe gajah, jahe emprit, dan jahe merah yang diseduh menggunakan teknik infusi. Kemudian campuran jahe digabungkan dengan lemon segar dan madu untuk menghasilkan minuman yang memberi kehangatan dan keseruan di lidah serta tenggorokan.
“Jaman itu singkatan dari JAhe MAdu dan lemoN, sedangkan batu adalah sebutan untuk biji selasih yang kita tambahkan sebagai topping,” tambah Jhony.
Ada lagi menu "Bareskrim" yang merupakan singkatan dari beras kencur dan es krim. Perpaduan keduanya membuat siapapun akan menyukainya, apalagi kalau Anda membawa anak kecil ke kafe ini. Khasiat beras kencur juga baik untuk menambah nafsu makan anak. Namun, ada juga menu jamu yang rasanya benar-benar pahit, semacam espresso kalau di kopi. Acaraki punya menu the challenger yang merupakan paduan rempah sambiloto dan temulawak. Seperti namanya, memang menantang sekali untuk mencobanya karena benar-benar pahit, meskipun sudah disajikan dengan potongan jeruk nipis sebagai penawar.
Anda yang penasaran ingin datang, bisa ke cabang Acaraki Table yang ada di Kemang, Jakarta Selatan, atau Acaraki yang ada di Kota Tua, Jakarta Barat. Untuk waktu dan jam buka bisa dilihat melalui Instagram @acaraki.jamu. Range harga minuman jamu di sini berkisar antara Rp20.000-Rp35.000.
( )
Oh ya, menu-menu jamu di Acaraki juga bisa dipesan delivery melalui pengantaran daring. Selain makanannya juga ada beberapa camilan ringan yang tersedia.
“Di Acaraki Kota Tua, kami hanya menyediakan makanan ringan seperti pisang goreng, singkong goreng. Di Acaraki Table Kemang kami menyediakan makanan berat seperti nasi bakar dan rawon. Kami berusaha menghadirkan cita rasa Nusantara kepada pelanggan,” tambah Jhony.
(tsa)