V-NANSIAL Webinar Series: 3 Kiat Ini Wajib Dilakukan untuk Maksimalkan Cuan 2021

Minggu, 20 Desember 2020 - 13:12 WIB
loading...
V-NANSIAL Webinar Series:...
Perencana keuangan Aidil Akbar Madjid (kanan) jadi pembicara dalam webinar V-NANSIAL Batch 2 yang diselenggarakan V Radio, Sabtu (19/12). Foto/MNC Media
A A A
JAKARTA - Banyak yang mengatakan 2020 akan dikenang sebagai "tahun sial". Krisis perekonomian terjadi di mana-mana. Bursa saham di hampir seluruh dunia rontok habis-habisan.

Bursa di Indonesia pun tak kebal, sempat anjlok sangat dalam hingga turun 40,46% di posisi 3918 pada 15 Maret 2020 dari posisi tertinggi 6581 pada 27 Januari 2019. Kondisi tersebut mengakibatkan investasi , khususnya saham, rontok.

( )

Ramai publik awam kemudian panik dan memilih menunda investasi. Tapi betulkah kondisinya seburuk itu?

Perencana keuangan senior Aidil Akbar Madjid menunjukkan fakta yang menarik. Pada event webinar series V-NANSIAL Batch 2 bertajuk “Investasi Cuan di Masa Pandemi” yang diselenggarakan oleh V Radio 106.6 FM Jakarta, Sabtu (19/12) sore, Aidil Akbar menjabarkan perbandingan kondisi bursa saat terjadi krisis ekonomi pada 1998 dan 2008 dengan krisis yang terjadi pada 2020.

"Saat krisis '98, butuh waktu hampir 5 tahun sebelum bursa naik ke posisi semula. Tahun 2008, butuh waktu 1,5 tahun sebelum kembali ke titik awal. Tahun 2020, sekarang posisi bursa sudah 6104,32 pada Jumat kemarin, dalam waktu cuma 9 bulan sejak Maret lalu," katanya.

Dengan demikian, menurut Aidil Akbar, masih ada potensi naiknya bursa pada tahun depan. “Kalau ngobrol sama beberapa teman analis, mereka sudah bikin konsensus, 2021 potensinya bisa balik kembali ke posisi semula sebelum turun yaitu 6600 sampai dengan 6800. So, artinya, kalau masuk sekarang meskipun agak telat, masih ada potensi keuntungan 10%-12%,” ujarnya.

Lalu apa yang perlu dilakukan bila Anda ingin ikut menikmati cuan dengan berinvestasi di tahun 2021 yang notabene masih dalam masa pandemi? Tiga hal di bawah ini disarankan oleh Aidil Akbar Madjid untuk mempersiapkan diri sebelum mulai melakukan investasi.

1. Bangun kembali dana darurat selama 6 bulan pertama tahun depan. Besarnya dana darurat adalah 3-6 kali pengeluaran bulanan.

2. Atur kembali arus kas (cash flow). Caranya dengan mengurangi pengeluaran yang tidak penting dan kembali ke kebutuhan dasar saja.

3. Atur kembali kekayaan bersih (networth). Dapat dilakukan dengan menghilangkan utang jangka pendek apalagi yang tidak produktif. Jika aset liquid kurang karena telah terpakai selama pandemi tahun ini, ada baiknya untuk menyiapkan dana liquid kembali dengan menjual aset yang tidak produktif, misalnya motor yang tidak terpakai.

( )

Setelah ketiga hal di atas dimiliki, maka investasi dapat mulai dilakukan.
Untuk produk investasi jangka pendek dan menengah, Aidil Akbar menyarankan untuk memilih emas (logam mulia). Sedangkan untuk investasi jangka panjang, pilihannya ada saham, reksadana saham, dan reksadana campuran.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2136 seconds (0.1#10.140)