Bagaimana Bedakan Gejala Tipes dengan DBD?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masih banyak terjadi salah kaprah terkait penyakit tipes. Dari soal nama misalnya, tidak sedikit orang yang menyebut penyakit tipes dengan tifus. Padahal keduanya berbeda.
Sebenarnya, tifus adalah infeksi yang ditularkan oleh tikus yang menyebabkan demam dan ruam. Penyakit ini disebabkan oleh parasit. Sedangkan tipes atau demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri salmonella tifosa.
( )
“Penyakit ini dapat menyerang tubuh melalui makanan atau minuman yang menyebabkan infeksi usus halus,” kata Spesialis Penyakit Dalam konsultan Penyakit Tropis dan Infeksi Dr. dr. Widayat Djoko Santoso, Sp.PD-KPTI dari RSCM.
Bakteri tersebut terbawa hingga di organ tubuh melalui peredaran darah. Bakteri tadi akhirnya berkembang biak terutama di hati dan limpa. Dari dua organ ini, bakteri kemudian masuk kembali ke dalam peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh, utamanya kelenjar limfoid usus halus. Akibatnya usus terluka dan menyebabkan perdarahan dan kebocoran usus.
(Baca Juga : Bandara Husein Sastranegara Siapkan Dua Lokasi Tes Covid-19 )
Nah, masalahnya kita sering keliru membedakan gejala demam tifoid ini dengan demam berdarah (DBD). Bagaimana membedakannya?
DBD lazimnya berlangsung sepanjang hari, sementara demam tifoid berlangsung hanya pada sore dan malam hari. Demam ini pun menyebabkan rasa nyeri kepala yang hebat bahkan bisa mengakibatkan gangguan kesadaran.
Penderita DBD umumnya mengalami nyeri di ulu hati, termasuk mual pada bagian atas antara pusar dengan ulu hati. Lain lagi dengan pasien demam tifoid. Biasanya mereka menderita konstipasi dan rasa tidak nyaman pada bagian perut.
Untuk memastikannya adalah dengan melakukan tes darah. Sebagaimana kita tahu, biasanya penyakit demam tifoid juga menghinggapi penderita DBD apabila daya tahan tubuh menurun.
Dr. Jerry Balentine dari Rumah Sakit St. Barnabas di Bronx, AS, seperti dilansir dari webmd.com mengatakan, gejala demam tifoid bervariasi. Ada kalanya pula, bakteri yang masuk langsung ke dalam tubuh dalam jumlah banyak tersebut tidak menyebabkan demam tifoid. Melainkan hanya membuat tubuh terinfeksi diare, dan infeksi ini dapat sembuh dalam waktu satu hingga dua hari.
( )
Sebaliknya, jika bakteri yang masuk ke tubuh dalam jumlah yang sedikit, kemudian menetap pada tubuh dan berkembang biak, itulah yang akan memunculkan demam tifoid.
“Penyakit ini diawali dengan demam tinggi antara 39 derajat hingga 40 derajat celsius dan lebih dari satu minggu. Biasanya pasien akan mengalami demam mulai pada malam hari, besok pagi gejala tersebut hilang. Tapi akan berlanjut ke malam-malam berikutnya,” kata Balentine.
Sebenarnya, tifus adalah infeksi yang ditularkan oleh tikus yang menyebabkan demam dan ruam. Penyakit ini disebabkan oleh parasit. Sedangkan tipes atau demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri salmonella tifosa.
( )
“Penyakit ini dapat menyerang tubuh melalui makanan atau minuman yang menyebabkan infeksi usus halus,” kata Spesialis Penyakit Dalam konsultan Penyakit Tropis dan Infeksi Dr. dr. Widayat Djoko Santoso, Sp.PD-KPTI dari RSCM.
Bakteri tersebut terbawa hingga di organ tubuh melalui peredaran darah. Bakteri tadi akhirnya berkembang biak terutama di hati dan limpa. Dari dua organ ini, bakteri kemudian masuk kembali ke dalam peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh, utamanya kelenjar limfoid usus halus. Akibatnya usus terluka dan menyebabkan perdarahan dan kebocoran usus.
(Baca Juga : Bandara Husein Sastranegara Siapkan Dua Lokasi Tes Covid-19 )
Nah, masalahnya kita sering keliru membedakan gejala demam tifoid ini dengan demam berdarah (DBD). Bagaimana membedakannya?
DBD lazimnya berlangsung sepanjang hari, sementara demam tifoid berlangsung hanya pada sore dan malam hari. Demam ini pun menyebabkan rasa nyeri kepala yang hebat bahkan bisa mengakibatkan gangguan kesadaran.
Penderita DBD umumnya mengalami nyeri di ulu hati, termasuk mual pada bagian atas antara pusar dengan ulu hati. Lain lagi dengan pasien demam tifoid. Biasanya mereka menderita konstipasi dan rasa tidak nyaman pada bagian perut.
Untuk memastikannya adalah dengan melakukan tes darah. Sebagaimana kita tahu, biasanya penyakit demam tifoid juga menghinggapi penderita DBD apabila daya tahan tubuh menurun.
Dr. Jerry Balentine dari Rumah Sakit St. Barnabas di Bronx, AS, seperti dilansir dari webmd.com mengatakan, gejala demam tifoid bervariasi. Ada kalanya pula, bakteri yang masuk langsung ke dalam tubuh dalam jumlah banyak tersebut tidak menyebabkan demam tifoid. Melainkan hanya membuat tubuh terinfeksi diare, dan infeksi ini dapat sembuh dalam waktu satu hingga dua hari.
( )
Sebaliknya, jika bakteri yang masuk ke tubuh dalam jumlah yang sedikit, kemudian menetap pada tubuh dan berkembang biak, itulah yang akan memunculkan demam tifoid.
“Penyakit ini diawali dengan demam tinggi antara 39 derajat hingga 40 derajat celsius dan lebih dari satu minggu. Biasanya pasien akan mengalami demam mulai pada malam hari, besok pagi gejala tersebut hilang. Tapi akan berlanjut ke malam-malam berikutnya,” kata Balentine.
(tsa)