Rentan Depresi Saat Pandemi, Kesehatan Jiwa Lansia Harus Dijaga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lanjut usia merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Wajar saja mengingat pertambahan usia individu akan mengalami terjadinya penurunan fungsi tubuh. Adanya keterbatasan dalam beraktivitas yang dialami lansia dapat memicu stres, depresi, atau perasaan tidak berguna.
Selain itu, sering kali lansia mengalami kehilangan orang-orang terdekat di hidupnya, yang memicu terjadinya depresi dan kesepian. Belum lagi kondisi pandemi yang semakin menambah buruk keadaan. Pada era pandemi Covid-19 saat ini, angka gangguan kesehatan mental pada lansia meningkat
Baca juga : Resmi, Menkes Tetapkan Jenis Vaksin yang Boleh Digunakan di Indonesia
Gangguan kesehatan mental ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti perasaan terasingkan karena tidak boleh keluar rumah atau cemas dan takut terinfeksi virus . Oleh karena itu, perlu bagi lansia dan keluarga mengetahui bagaimana mengatasi gangguan kesehatan mental ini. Dengan kesehatan mental yang baik, kualitas hidup pun juga akan menjadi lebih baik.
Menurut dr. Gina Anindyajati, Sp.KJ berdasarkan penjelasannya sehat jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial. Sehingga individu tersebut menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Baca juga : Resep Menjaga Imunitas ala Menparekraf Sandiaga Uno, Infused Water Buatan Istri
“Sejak pandemi COVID-19, 2 dari 5 lansia mengalami gangguan jiwa. Pembatasan sosial meningkatkan isolasi sosial dan rasa kesepian pada lansia selama pandemi” ungkap dokter spesialis kesehatan jiwa RSUI.
Dokter Gina memberikan beberapa tips mengelola kesehatan jiwa pada lansia, diantaranya dengan menerapkan pola hidup sehat (aktivitas fisik teratur, pola makan seimbang, tidur berkualitas), sering menstimulasi otak (misalnya dengan mengikuti kelas online atau bermain game), serta terus aktif membangun jejaring sosial dan terhubung dengan dunia luar.
Ia menegaskan, jarak bukan berarti isolasi sosial, dengan kemajuan teknologi saat ini walaupun sedang #dirumahaja, kita masih bisa berkomunikasi melalui video call dan chatting. “Dukungan dari keluarga juga tak kalah penting dalam menjaga kesehatan jiwa lansia.
Baca juga : Cara Sederhana Tingkatkan Imunitas saat Pandemi, Cukup Istirahat dan Tidur Berkualitas!
Bentuk dukungannya dapat berupa memberikan hadiah, saling bertukar cerita, sering menelepon atau mengirim makanan (jika tidak tinggal di satu rumah), memberikan informasi yang singkat dan jelas terkait pandemi, serta membantu dan mendukung lansia dalam menerapkan pola hidup sehat” jelasnya.
Terkait kondisi kesehatan mental yang sudah tidak dapat ditangani sendiri, dokter Gina menyarankan agar segera mencari bantuan profesional. Beberapa kondisi yang perlu untuk segera dibawa ke dokter diantaranya masalah perasaan, pikiran, dan perilaku yang sudah menganggu fungsi harian; gejala sulit dikendalikan dengan upaya apapun yang sudah dicoba; dan memiliki gangguan fisik yang berisiko.
Selain itu, sering kali lansia mengalami kehilangan orang-orang terdekat di hidupnya, yang memicu terjadinya depresi dan kesepian. Belum lagi kondisi pandemi yang semakin menambah buruk keadaan. Pada era pandemi Covid-19 saat ini, angka gangguan kesehatan mental pada lansia meningkat
Baca juga : Resmi, Menkes Tetapkan Jenis Vaksin yang Boleh Digunakan di Indonesia
Gangguan kesehatan mental ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti perasaan terasingkan karena tidak boleh keluar rumah atau cemas dan takut terinfeksi virus . Oleh karena itu, perlu bagi lansia dan keluarga mengetahui bagaimana mengatasi gangguan kesehatan mental ini. Dengan kesehatan mental yang baik, kualitas hidup pun juga akan menjadi lebih baik.
Menurut dr. Gina Anindyajati, Sp.KJ berdasarkan penjelasannya sehat jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial. Sehingga individu tersebut menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Baca juga : Resep Menjaga Imunitas ala Menparekraf Sandiaga Uno, Infused Water Buatan Istri
“Sejak pandemi COVID-19, 2 dari 5 lansia mengalami gangguan jiwa. Pembatasan sosial meningkatkan isolasi sosial dan rasa kesepian pada lansia selama pandemi” ungkap dokter spesialis kesehatan jiwa RSUI.
Dokter Gina memberikan beberapa tips mengelola kesehatan jiwa pada lansia, diantaranya dengan menerapkan pola hidup sehat (aktivitas fisik teratur, pola makan seimbang, tidur berkualitas), sering menstimulasi otak (misalnya dengan mengikuti kelas online atau bermain game), serta terus aktif membangun jejaring sosial dan terhubung dengan dunia luar.
Ia menegaskan, jarak bukan berarti isolasi sosial, dengan kemajuan teknologi saat ini walaupun sedang #dirumahaja, kita masih bisa berkomunikasi melalui video call dan chatting. “Dukungan dari keluarga juga tak kalah penting dalam menjaga kesehatan jiwa lansia.
Baca juga : Cara Sederhana Tingkatkan Imunitas saat Pandemi, Cukup Istirahat dan Tidur Berkualitas!
Bentuk dukungannya dapat berupa memberikan hadiah, saling bertukar cerita, sering menelepon atau mengirim makanan (jika tidak tinggal di satu rumah), memberikan informasi yang singkat dan jelas terkait pandemi, serta membantu dan mendukung lansia dalam menerapkan pola hidup sehat” jelasnya.
Terkait kondisi kesehatan mental yang sudah tidak dapat ditangani sendiri, dokter Gina menyarankan agar segera mencari bantuan profesional. Beberapa kondisi yang perlu untuk segera dibawa ke dokter diantaranya masalah perasaan, pikiran, dan perilaku yang sudah menganggu fungsi harian; gejala sulit dikendalikan dengan upaya apapun yang sudah dicoba; dan memiliki gangguan fisik yang berisiko.
(wur)