Waspada Ya! Cegukan Terus-menerus Bisa Tandakan Gejala COVID-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Strain baru COVID-19 pertama kali muncul di tenggara Inggris. Sebuah laporan yang diterbitkan oleh ilmuwan di Imperial College London menemukan bahwa virus tersebut sudah menyebar dengan cepat selama pembatasan wilayah yang kedua pada November 2020. Berbeda dengan jenis yang pertama, strain baru COVID-19 telah menunjukkan peningkatan penularan di semua kelompok umur.
Kepala Petugas Medis Profesor Chris Whitty mengatakan, gejala strain baru COVID-19 tidak berbeda dengan strain yang sudah beredar. Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) mencantumkan tiga gejala utama COVID-19 , yaitu suhu tinggi, batuk baru dan terus menerus, serta kehilangan atau perubahan pada indera penciuman maupun perasa.
( )
Melansir laman Express, Selasa (5/1), beberapa studi kasus menunjukkan bahwa cegukan terus-menerus merupakan manifestasi COVID-19 yang langka dan tidak biasa.
Dalam studi kasus tahun 2020 yang dilakukan baru-baru ini, seorang pria berusia 64 tahun ditemukan mengalami cegukan terus-menerus sebagai satu-satunya gejala COVID-19. Ia mengunjungi klinik rawat jalan setelah mengalami cegukan selama 72 jam. Tes darah dan pencitraan paru-paru dilakukan, mengungkapkan bukti infeksi paru-paru serta jumlah sel darah putih yang rendah.
Dalam studi kasus 2020 yang lain, seorang pria berusia 62 tahun ditemukan mengalami cegukan sebagai gejala COVID-19. Ia sempat mengalami cegukan selama empat hari sebelum menuju rumah sakit.
Hasil tes lebih lanjut menunjukkan temuan serupa pada paru-paru mereka, serta jumlah sel darah putih dan trombosit yang rendah. Si pasien juga dinyatakan positif COVID-19. Penting untuk dicatat bahwa cegukan menunjukkan efek samping COVID-19 yang langka.
Cegukan seharusnya hanya berlangsung beberapa menit dan Anda biasanya bisa duduk agar cegukan hilang. Sering kali tidak ada alasan yang jelas mengapa seseorang mengalami cegukan. Tetapi, beberapa orang menemukan hal-hal tertentu yang memicu mereka seperti stres, emosi yang kuat seperti kegembiraan, serta makan dan minum.
( )
NHS menyarankan untuk menemui dokter umum jika cegukan berlangsung lebih dari 48 jam atau sering muncul dan memengaruhi hidup Anda.
Kepala Petugas Medis Profesor Chris Whitty mengatakan, gejala strain baru COVID-19 tidak berbeda dengan strain yang sudah beredar. Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) mencantumkan tiga gejala utama COVID-19 , yaitu suhu tinggi, batuk baru dan terus menerus, serta kehilangan atau perubahan pada indera penciuman maupun perasa.
( )
Melansir laman Express, Selasa (5/1), beberapa studi kasus menunjukkan bahwa cegukan terus-menerus merupakan manifestasi COVID-19 yang langka dan tidak biasa.
Dalam studi kasus tahun 2020 yang dilakukan baru-baru ini, seorang pria berusia 64 tahun ditemukan mengalami cegukan terus-menerus sebagai satu-satunya gejala COVID-19. Ia mengunjungi klinik rawat jalan setelah mengalami cegukan selama 72 jam. Tes darah dan pencitraan paru-paru dilakukan, mengungkapkan bukti infeksi paru-paru serta jumlah sel darah putih yang rendah.
Dalam studi kasus 2020 yang lain, seorang pria berusia 62 tahun ditemukan mengalami cegukan sebagai gejala COVID-19. Ia sempat mengalami cegukan selama empat hari sebelum menuju rumah sakit.
Hasil tes lebih lanjut menunjukkan temuan serupa pada paru-paru mereka, serta jumlah sel darah putih dan trombosit yang rendah. Si pasien juga dinyatakan positif COVID-19. Penting untuk dicatat bahwa cegukan menunjukkan efek samping COVID-19 yang langka.
Cegukan seharusnya hanya berlangsung beberapa menit dan Anda biasanya bisa duduk agar cegukan hilang. Sering kali tidak ada alasan yang jelas mengapa seseorang mengalami cegukan. Tetapi, beberapa orang menemukan hal-hal tertentu yang memicu mereka seperti stres, emosi yang kuat seperti kegembiraan, serta makan dan minum.
( )
NHS menyarankan untuk menemui dokter umum jika cegukan berlangsung lebih dari 48 jam atau sering muncul dan memengaruhi hidup Anda.
(tsa)