Nyeri Lutut Bisa Menghambat Aktivitas, Apa Risiko dan Faktor Penyebabnya?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nyeri lutut dapat membuat berbagai aktivitas menjadi terhambat. Jangankan untuk bergerak, untuk bangun pun dirasakan amat sulit. Kalau sudah begini, kualitas hidup pun akan menjadi terancam. Menurut dr. Ade Sri Wahyuni, SpKFR, Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi Medik, nyeri lutut adalah gangguan yang sangat sering dialami dan 50 persen diantaranya membuat para lansia menderita.
Sebab, lutut sendiri, memiliki tanggungan beban sebesar enam hingga tujuh kali berat badan saat berdiri tegak. Itulah yang membuat lutut acapkali mengalami gangguan. “Makanya kerusakannya lebih cepat," ujar dr. Ade. Kasus nyeri lutut ini lebih banyak dialami oleh kaum Hawa ketimbang Adam. Apalagi pada wanita yang mengalami kegemukan.
Baca Juga : 4 Pencegahan Kanker Serviks, Salah Satunya Seks Aman
Faktor risiko lainnya adalah usia dan sering melakukan aktivitas yang banyak menggunakan lutut. Akibat kerusakan sendi yang berlangsung secara lama ini, bisa menimbulkan tumbuhnya tulang baru. Kondisi itu, dinamakan osteoatritis yang dipicu oleh adanya pengapuran sendi.
Osteoatritis adalah kondisi tumbuhnya tulang baru pada sendi lutut yang dipicu oleh adanya pengapuran sendi, sehingga timbul kerusakan sendi kronis. Penyakit ini cenderung menyerang mereka yang berusia 38 tahun ke atas. Wanita memang lebih sering menderita osteoatritis, karena saat sudah menopause, maka kerusakannya menjadi lebih progresif.
Meski paling sering, disebabkan karena kegemukan, sehingga lutut kesulitan menopang beban tubuh. Nyeri sendiri yang dirasakan oleh tubuh sendiri adalah sebuah sinyal yang disampaikan dari sistem saraf, bahwa ada yang tidak beres atau salah dengan tubuh. Bisa disebabkan oleh karena trauma seperti tusukan, sengatan, luka bakar, atau bahkan muncul dalam bentuk kesemutan atau ketidaknyamanan lainnya.
Baca Juga : Mengapa Pengguna Behel Harus Jaga Kebersihan Gigi dan Mulut? Ini Alasannya!
Nyeri yang hadir bisa tajam atau sangat sakit atau hanya sebuah nyeri biasa atau tumpul. “Kondisi ini dapat datang dan pergi kapan saja, dapat juga menetap dalam beberapa lama. Nyeri dapat muncul hanya pada salah satu bagian tubuh saja seperti di daerah punggung, perut, dada, pinggang, dan dapat juga terjadi di seluruh tubuh,” jelas dr. Mahdian Nur Nasution SpBS.
Nyeri lutut dapat datang secara tiba-tiba atau setelah mengalami trauma/cidera termasuk sesaat setelah melakukan aktivitas fisik ringan atau berolahraga. Kendati bisa sembuh sendiri, banyak kasus nyeri lutut yang justru menetap jika tidak diobati dengan segera. Selain nyeri yang mengganggu, penderita umumnya juga mengalami sejumlah gejala lain seperti bengkak, kemerahan, dan kaku atau sulit untuk digerakkan.
Baca Juga : Ingin Hubungan Lebih Intim dengan Pasangan? Jangan Ragu Berikan Sentuhan Fisik!
Penyebab nyeri lutut beragam, bisa karena cidera misalnya cidera pada tulang rawan dan kerusakan tendon (ujung otot) atau ligamen (jaringan ikat yang menghubungkan tulang satu dengan tulang lainnya), disamping osteoarthritis seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Rusaknya meniscus (bantalan lutut) juga bisa mengakibatkan nyeri lutut juga lazim dialami para atlet. Sri Noviarni
Sebab, lutut sendiri, memiliki tanggungan beban sebesar enam hingga tujuh kali berat badan saat berdiri tegak. Itulah yang membuat lutut acapkali mengalami gangguan. “Makanya kerusakannya lebih cepat," ujar dr. Ade. Kasus nyeri lutut ini lebih banyak dialami oleh kaum Hawa ketimbang Adam. Apalagi pada wanita yang mengalami kegemukan.
Baca Juga : 4 Pencegahan Kanker Serviks, Salah Satunya Seks Aman
Faktor risiko lainnya adalah usia dan sering melakukan aktivitas yang banyak menggunakan lutut. Akibat kerusakan sendi yang berlangsung secara lama ini, bisa menimbulkan tumbuhnya tulang baru. Kondisi itu, dinamakan osteoatritis yang dipicu oleh adanya pengapuran sendi.
Osteoatritis adalah kondisi tumbuhnya tulang baru pada sendi lutut yang dipicu oleh adanya pengapuran sendi, sehingga timbul kerusakan sendi kronis. Penyakit ini cenderung menyerang mereka yang berusia 38 tahun ke atas. Wanita memang lebih sering menderita osteoatritis, karena saat sudah menopause, maka kerusakannya menjadi lebih progresif.
Meski paling sering, disebabkan karena kegemukan, sehingga lutut kesulitan menopang beban tubuh. Nyeri sendiri yang dirasakan oleh tubuh sendiri adalah sebuah sinyal yang disampaikan dari sistem saraf, bahwa ada yang tidak beres atau salah dengan tubuh. Bisa disebabkan oleh karena trauma seperti tusukan, sengatan, luka bakar, atau bahkan muncul dalam bentuk kesemutan atau ketidaknyamanan lainnya.
Baca Juga : Mengapa Pengguna Behel Harus Jaga Kebersihan Gigi dan Mulut? Ini Alasannya!
Nyeri yang hadir bisa tajam atau sangat sakit atau hanya sebuah nyeri biasa atau tumpul. “Kondisi ini dapat datang dan pergi kapan saja, dapat juga menetap dalam beberapa lama. Nyeri dapat muncul hanya pada salah satu bagian tubuh saja seperti di daerah punggung, perut, dada, pinggang, dan dapat juga terjadi di seluruh tubuh,” jelas dr. Mahdian Nur Nasution SpBS.
Nyeri lutut dapat datang secara tiba-tiba atau setelah mengalami trauma/cidera termasuk sesaat setelah melakukan aktivitas fisik ringan atau berolahraga. Kendati bisa sembuh sendiri, banyak kasus nyeri lutut yang justru menetap jika tidak diobati dengan segera. Selain nyeri yang mengganggu, penderita umumnya juga mengalami sejumlah gejala lain seperti bengkak, kemerahan, dan kaku atau sulit untuk digerakkan.
Baca Juga : Ingin Hubungan Lebih Intim dengan Pasangan? Jangan Ragu Berikan Sentuhan Fisik!
Penyebab nyeri lutut beragam, bisa karena cidera misalnya cidera pada tulang rawan dan kerusakan tendon (ujung otot) atau ligamen (jaringan ikat yang menghubungkan tulang satu dengan tulang lainnya), disamping osteoarthritis seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Rusaknya meniscus (bantalan lutut) juga bisa mengakibatkan nyeri lutut juga lazim dialami para atlet. Sri Noviarni
(wur)