Kandungan Pseudo-Ceramide Bantu Rawat Kulit di Masa Pandemi

Minggu, 17 Mei 2020 - 16:30 WIB
loading...
Kandungan Pseudo-Ceramide Bantu Rawat Kulit di Masa Pandemi
Pelembab dengan kandungan Pseudo-Ceramide bermanfaat dalam membangun struktur lipid yang ada pada lapisan kulit. Foto/Ilustrasi/Newskarnataka.com
A A A
JAKARTA - Sering mencuci tangan ataupun memakai hand sanitizer membuat kulit kering. Padahal, kulit sebagai penghalang (barrier) masuknya benda asing termasuk virus harus dijaga kelembabannya.

Spesialis Kulit - Dermatologi Kosmetik dr. Lilik Norawati, Sp.KK, FINSDV, FAADV mengatakan, kulit kering membuat lebih rentan terhadap bakteri atau infeksi. Karena kurangnya kelembaban, kulit tangan akan mudah pecah-pecah sehingga menciptakan jalan masuk bagi mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur yang selanjutnya dapat menimbulkan masalah baru pada kulit.

"Kulit tangan juga dapat mengalami iritasi akibat penggunaan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol, yang bisa sebabkan dermatitis atau eksim berkepanjangan," kata dr. Lilik dalam Diskusi Online Noroid, belum lama ini. ( )

Dr. Lilik melanjutkan, saat ini terdapat beberapa pelembab khusus yang dapat memperbaiki barrier kulit yang rusak. Contohnya pelembab dengan kandungan Pseudo-Ceramide. Pseudo-Ceramide mempunyai kemampuan untuk memproteksi kulit dan membantu memperbaiki barrier kulit yang rusak akibat pencucian yang sering.

Menurut Medical Affairs Manager Soho Global Health dr. Melissa Djaja, pelembab dengan kandungan Pseudo-Ceramide bermanfaat dalam membangun struktur lipid yang ada pada lapisan kulit. Didukung dengan teknologi MLE (Multi-Lamellar Emulsion), menjadikannya sama persis seperti struktur tiga dimensi pelindung kulit yang ada pada manusia.

"Teknologi ini menghasilkan pelembab yang dapat menjadi solusi ideal untuk memperbaiki pelindung kulit pada kondisi kulit kering dan sensitif," ujar dr. Melissa.

Masalah kulit lain yang timbul selama pandemi COVID-19 adalah penggunaan masker dalam jangka waktu lama. Faktor pencetus masalah kulit akibat penggunaan masker antara lain lingkungan yang panas, lembab, serta oklusi akibat tekanan masker dapat menyebabkan kekambuhan atau memperparah jerawat, tekanan pada bagian hidung bisa menyebabkan luka, tali ikat masker dapat menyebabkan dermatitis kontak, dan bahan kain masker yang menempel ketat berpotensi menyebabkan iritasi.

Selain masyarakat, masalah ini juga dialami petugas kesehatan, apalagi yang berhadapan langsung dengan pasien COVID, tentu lebih ketat menggunakan APD dalam jangka waktu yang lama dan sering. (Baca Juga: Ngemil Lebih Manfaat Kalau Dilakukan Secara Bijak, Bagaimana Caranya? )

Dr. Abraham Arimuko, Sp.KK, MARS, FINSDV, FAADV, Dokter Spesialis kulit – Dermatologi Kosmetik mengatakan, pemakaian APD yang lebih intens menjadikan munculnya banyak keluhan. Mulai iritasi atau rasa pedih, ruam, lecet, bisul kecil-kecil, bahkan bisa kambuh herpes yang timbul di sekitar sudut mulut.

"Paling menyedihkan adalah kulit menjadi hitam hitam karena ada iritasi kronis," kata dr. Abraham.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1423 seconds (0.1#10.140)